Sandiaga: Penjual sayur menangis ke saya, cerita sulit dapat untung
Merdeka.com - Bakal cawapres yang diusung Partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN, Sandiaga Salahuddin Uno berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa (18/9). Selain bertemu Sultan Palembang, Sandiaga juga blusukan ke pasar tradisional dan berdialog dengan pedagang.
Saat berkunjung ke Pasar Seberang Ulu, Sandi mendengar curahan hati seorang pedagang sayur bernama Halimah. Sandi mengatakan Halimah dengan sedih menceritakan kondisinya dalam berdagang.
"Tadi Ibu Halimah, seorang penjual sayur-mayur menangis kepada saya, menceritakan betapa sulitnya sekarang mencari keuntungan dari menjual sayur sekarang," ujarnya melalui rilis yang diterima merdeka.com, Selasa (18/9).
-
Kenapa Pak Wuri merasa susah berjualan di Pasar Ploso? 'Makanya susah kalau jualan di sini. Sebenarnya sudah dikasih rezeki sama yang kuasa tapi nyarinya itu yang bingung,' curhat Pak Wuri dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
-
Siapa yang punya ide jualan sambal? Beberapa teman yang mencicipi sambal bikinan Lanny ketagihan. Mereka menyarankan Lanny untuk menjual sambal.
-
Kenapa mangga yang dijual di pasar sering terasa hambar? Sayangnya, buah mangga yang dijual di pasaran sering kali terasa hambar karena dipanen sebelum matang sempurna.
-
Siapa yang butuh sayur murah? Dengan konsumsi berbagai sayuran ini, Anda bisa menjaga kesehatan dengan harga yang cukup terjangkau.
-
Kenapa Farida beralih jual sayur? 'Waktu itu lagi viral-viralnya sehingga omzetnya bisa segitu. Tapi setelah itu menurun omzetnya karena sudah nggak viral,' kata Farida dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan penyebab sulitnya untung dalam menjual sayur karena pembeli yang sepi. Tak hanya Halimah, Sandi menyebut pedagang pasar lain yang kerap ditemui juga mengeluh harus bekerja lebih keras lagi supaya dagangannya bisa laku.
"Saya mendapatkan aspirasi, keluhan dari para pedagang. Mereka intinya meminta saya agar bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat dari kesulitan ekonomi sekarang," ucap Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini.
Menurutnya stabilitas perekonomian secara mikro bisa berdampak langsung kepada masyarakat khususnya pedagang UMKM dan masyarakat akar rumput atau mereka yang termarjinalkan.
Usai beberapa kali menyerap aspirasi masyarakat khususnya pedagang pasar tradisional, Sandi berharap porsi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang positif mampu dirasakan dampaknya bersama-sama oleh bangsa Indonesia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan setelan kopiah dan berbaju hem lengan panjang bergulung, Ganjar menyapa para pedagang pasar.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaMenurut Babah Alun, perlu dilakukan penyuluhan terhadap para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Baca SelengkapnyaMenurut Suswono, bangunan Pasar Serdang perlu untuk direvitalisasi usai menjumpai dua kelompok pedagang.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaPedagang nasi goreng itu hanya bisa termenung melihat penjual lain yang dagangannya lebih ramai.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaMendag juga mengunjungi pakaian anak dan membeli sebanyak 12 baju anak dan dibagikan kepada warga.
Baca SelengkapnyaPadahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas tiba di loby Blok A Tanah Abang pada pukul 11.30 WIB.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca Selengkapnya