Sandiaga pilih debat gunakan bahasa Indonesia
Merdeka.com - Bakal calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno tak setuju dengan usulan format debat pada pemilihan presiden (pilpres) menggunakan bahasa Inggris.
"Saya rasa tidak perlu ya, ini pendapat pribadi saya bahwa bahasa kita adalah bahasa Indonesia," kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Jumat.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dimengerti oleh 100 persen orang Indonesia. Sedangkan bahasa Inggris walaupun ada yang mengerti, tapi tidak menjangkau seluruh rakyat Indonesia.
-
Bahasa apa yang menjadi pemersatu bangsa Indonesia? Bangsa Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dari ujung barat hingga timur Indonesia. Meski memiliki ribuan budaya dari suku dan etnis yang berbeda, keberadaan Bahasa Indonesia menjadi pemersatu dan dipahami oleh semua masyarakat Indonesia.
-
Bahasa apa yang paling banyak digunakan di Indonesia? Indonesia yang ternyata punya 707 bahasa berada di peringkat kedua.
-
Dimana Bahasa Indonesia tersebar? Bahkan, penggunaan Bahasa Indonesia tersebar di 47 negara di dunia.
-
Siapa yang memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi? Sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia digunakan oleh semua lapisan masyarakat, dari Sabang hingga Merauke.
-
Bagaimana bahasa Indonesia menjembatani perbedaan budaya? Melalui Bahasa Indonesia, masyarakat dapat berdiskusi untuk memahami tentang budaya masing-masing dan menumbuhkan rasa saling menghargai serta menjaga kelestariannya.
-
Apa fungsinya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional? Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia bagi masyarakat adalah sebagai berikut: Sebagai Lambang Kebanggaan KebangsaanSebagai lambang kebanggaan kebangsaan, Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting dalam memperkuat identitas dan kebanggaan setiap individu Indonesia.
"Kita ingin menjangkau seluruh rakyat Indonesia. Durasi saya pernah ikut pilkada, pernah ikut debat, karena menurut saya yang dikhawatirkan debat itu jadi tempat saling serang menyerang," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Dia menyarankan konsepnya urun rembug. Karena keadaan bangsa sedang tidak baik. Kalau saling debat malah memperlebar kesenjangan dan jarak antara satu kubu dengan kubu lain.
Sandiaga mengaku sungkan dengan penggunaan kata debat dalam Pilpres kali ini. Alasannya, lawannya adalah dua orang yang dihormatinya.
"Judul mungkin debat, tapi di sebelah sana presiden yang kita hormati banget, mungkin ada pak kiai guru saya mana bisa kita debat. Kita harusnya sumbang saran, karena rakyat yang akan menyaksikan," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjawab usulan TKN Prabowo-Gibran, PDIP menyinggung Sumpah Pemuda.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud merespons usulan kubu Prabowo-Gibran terkait format debat capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaEsensi dari debat sendiri sambung Yenny untuk menyampaikan program yang diusung para pasangan calon (paslon).
Baca SelengkapnyaKetua KPU RI Hasyim Asy'ari tak mempermasalahkan jika capres-cawapres ingin menggunakan bahasa Inggris saat debat nanti.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Billy David Nerotumilena yakin pasangan Anies dan Muhaimin Iskandar diuntungkan jika debat menggunakan Bahasa Inggris.
Baca SelengkapnyaSemakin masifnya pembangunan di IKN, masih banyak papan informasi maupun tulisan di ruang publik yang lebih menonjolkan bahasa asing.
Baca SelengkapnyaPutra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu enggan menanggapi soal debat Pilpres 2024 lebih jauh.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti meminta para pemuda agar disiplin menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaDebat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Baca SelengkapnyaPemain keturunan Sandy Walsh pun tak mau ketinggalan untuk menggunakan hak pilihnya setelah resmi jadi WNI pada Desember 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaPendukung Anies-Cak Imin yang menonton debat mencapai 48,9 persen, sementara Ganjar-Mahfud 48,4 persen. Pendukung Prabowo-Gibran yang menonton debat 39,1.
Baca SelengkapnyaHanggoro menilai, masyrakat tak dapat menilai secara objektif debat yang berlangsung.
Baca Selengkapnya