Sandiaga tuding Djarot ditolak saat Jumatan bagian strategi kampanye
Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur nomor urut tiga Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara terkait penolakan warga terhadap pesaingnya Djarot Syaiful Hidayat saat ingin melaksanakan Salat Jumat di Masjid At-Tiq Jalan Mesjid 1, Kampung Melayu Besar, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Menurut Sandiaga, insiden penolakan beberapa warga itu terhadap Djarot merupakan strategi kampanye.
"Jadi saya percaya sih semua warga masyarakat menerima, kecuali itu bagian dari strategi kampanye mereka untuk hal seperti itu," kata Sandiaga di bilangan Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (14/4).
Menurut Sandiaga, berdasarkan pengalaman jika ingin datang ke sebuah acara sudah dikondisikan oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, insiden penolakan tersebut tak mungkin terjadi.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Kenapa orang-orang di Sumatera Utara melakukan boikot? Seruan untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi atau mendukung Israel akhir-akhir ini ramai di media sosial. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap Israel yang terus melancarkan serangan terhadap warga Palestina.
-
Bagaimana Sandiaga Uno melihat perhelatan Pilkada Jakarta? 'Saya optimis para calon ini nanti akan beradu gagasan dan mencoba memenangkan hati dan pikiran dari warga masyarakat Jakarta,' kata Sandiaga.
-
Siapa yang mendukung keputusan Sandiaga Uno terjun ke politik? Keputusan Sandi turun ke dunia politik mendapat dukungan penuh dari sang istri.
-
Apa yang diboikot? Sejumlah responden di Saudi dan UEA juga mengatakan mereka kini memilih produk lokal dibanding produk luar.
"Dari pengalaman saya kita kalau Salat Jumat atau ke acara dalam pemilu ini pasti sudah di kontrol mengkondisikan didaftarkan oleh masyarakat," ujarnya
Namun, Sandi juga menambahkan, penolakan tersebut bisa juga terjadi karena kurangnya komunikasi. Sebab, dia menilai, jika ada komunikasi dengan baik kampanye yang dilaksanakan mudah diterima masyarakat.
"Saya selama 18 bulan karena terjadwal dan terkomunikasikan dengan baik alhamdulilah selalu diterima. Dan mestinya juga begitu Pak Djarot selalu diterima selama terkomunikasi yang baik dan sosialisasi yang baik," ucapnya.
Sebelumnya, Djarot yang datang ke Masjid At-Tiq sempat mendapat penolakan bari beberapa warga. Hal tersebut juga didukung dengan adanya spanduk bertuliskan 'Tolak Penista Agama di Kampung Melayu Tercinta'. Namun kedatangan Djarot tak begitu menibulkan keributan. Sebagian warga bersalaman dengannya.
Usai Salat Jumat, Djarot keluar dengan diiringi takbir dan kalimat penolakan. "Takbir Allahu Akbar," serta teriakan "Usir, usir, usir," teriak sebagian jemaah.
Mendapat penolakan, Djarot menikai aksi sebagian jemaah dan juga isi ceramah Salat Jumat yang menyerukan untuk memilih peminpin yang muslim telah dipolitisasi untuk kepentingan politik.
"Itu lah bentuk saya sebutkan politisasi Masjid. Untuk kepentingan-kepentingan politik praktis, politik praktis. Mungkin meniru pola di negara lain," kata Djarot di lokasi, Jumat (14/4).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.
Baca SelengkapnyaRatusan massa menolak Rocky Gerung mengisi diskusi di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi saat salat Idulfitri 1445 H di Lapangan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (10/4) lalu.
Baca SelengkapnyaUstaz Syafiq Riza Basalamah buka suara terkait penolakan kedatangan dalam pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.
Baca SelengkapnyaSpanduk itu bertuliskan ‘Selamat datang Bapak Jokowi. Kami sudah pintar. Kami pilih Ganjar!’.
Baca SelengkapnyaRamai sajadah dijadikan sebagai alat kampanye, tuai sorotan di media sosial.
Baca SelengkapnyaJaro Ade juga berziarah ke makam almarhum Endang Kosasih, mantan Ketua DPRD Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSpanduk tersebut dibentangkan warga saat rombongan Jokowi berhenti di depan Pasar Argosari,
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaPeserta aksi mengaku kecewa karena DPP Partai Golkar tidak mengusung kadernya pada Pilkada Jambi dan justru mendukung politisi dari partai lain.
Baca SelengkapnyaAirlangga menilai arah dukungan Jokowi di Pilpres 2024 sudah jelas
Baca SelengkapnyaPilkada Sampang diwarnai dengan insiden berdarah. Satu orang meninggal.
Baca Selengkapnya