SBY copot Ruhut Sitompul lewat SMS, begini isinya
Merdeka.com - Ruhut Sitompul dicopot dari koordinator juru bicara Partai Demokrat. Pencopotan itu dilakukan langsung oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok membenarkan pencopotan Ruhut. Dia juga membenarkan SMS SBY kepada Ruhut yang beredar di kalangan internal partai.
"Iya itu resmi dari Pak SBY, ada juga kok di grup WA Partai Demokrat, grupnya resmi," kata Mubarok saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/8).
-
Siapa yang dituju status WA sindiran ini? Status WA sindiran buat suami ini bantu istri luapkan perasaan. Status WA sindiran buat suami ini bantu istri luapkan perasaan.
-
Siapa yang biasa bergabung dalam grup WhatsApp? Anggota dalam grup WhatsApp biasanya berisi keluarga, sahabat, teman kantor, alumni hingga perkumpulan tertentu.
-
Apa saja nama grup keren untuk WhatsApp? Nama grup keren untuk media sosial memang selalu dicari. Biasanya, nama grup yang keren dan unik akan banyak digunakan, khususnya untuk nama kelompok pada akun WhatsApp (WA).
-
Kenapa WA Grup bisa mengganggu? WA Group akan menjadi suatu hal yang menyebalkan, jika terlalu banyak tergabung di dalamnya.
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Apa doktrin Partai Demokrat? Dalam anggaran dasar Partai Demokrat pada pasal 4, doktrin tri pakca gatra praja mengandung arti adanya tiga kehendak kuat atau tiga ketetapan atau tiga ketetapan hati dalam mebangun bangsa dan negara, yang diwujudkan ke dalam trilogi partai demokrasi, kesejahteraan, dan keamanan serta tiga wawasan partai yakni nasionalisme, humanisme, dan pluralisme.
Menurut dia, di internal Demokrat sudah biasa menyebar instruksi SBY melalui grup WhatsApp. Namun dia tak menjelaskan detail siapa pertama kali menyebar SMS SBY itu di grup WA partai.
"Biasa pesan seperti itu dari sekretaris majelis tinggi baru disebar, kader terima," cetus dia.
Berikut isi SMS pencopotan Ruhut Sitompul oleh SBY yang tersebar di grup WA kader Demokrat:
1. Saya mengikuti dinamika perpolitikan dewasa ini dan saya nilai saudara benar-benar tidak mengikuti kebijakan dan garis partai terutama Ketum PD karena pernyataan-pernyataan yang saudara keluarkan tidak mencerminkan posisi PD dan garis saya selaku Ketum PD.
2. Sudah cukup sering saya berikan peringatan terhadap pernyataan saudara, tetapi tidak diindahkan. Terus terang ini sangat merugikan kepentingan PD ke depan.
3. Melalui sistem yang berlaku di PD saya mempertimbangkan tindakan yang tepat untuk saudara. Dan untuk sementara saya menonaktifkan kedudukan saudara sebagai koordinator Jubir PD.
4. Untuk diindahkan dan dilaksanakan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY menegur kadernya, karena mengobrol ketika konsolidasi Partai Demokrat di Sragen
Baca Selengkapnya"Dengarkan yang belakang, dengarkan yang belakang, iya iya, lihat sini kamu," ujar SBY sambil menunjuk kadernya tersebut.
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSahroni menjelaskan alasan niat awal melaporkan salah satu petinggi Partai Demokrat. Karena merasa jadi korban hoaks.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaSBY sangat bersyukur, dan memberi pesan untuk AHY serta kader Demokrat
Baca SelengkapnyaDemokrat ingin Megawati bisa menerima pertemuan dengan SBY
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca Selengkapnya"Omongan itu saya katakan enggak ada. Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar."
Baca Selengkapnya