SBY meradang, setelah lengser kerap disalahkan kubu Jokowi
Merdeka.com - Masa pensiun Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti tak tenang. Dia kembali meradang setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menuding melemahnya nilai tukar rupiah akibat pemerintahan masa lalu.
Kondisi itu, kata Sofyan, yang menyebabkan nilai rupiah tertekan di angka Rp 12.500 per USD 1.
"Ini sebenarnya residual dari kebijakan-kebijakan yang tidak dilakukan, atau akibat kebijakan masa lalu (Pemerintahan sebelumnya)," ungkap Sofyan di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (15/12).
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Ucapan itulah yang membuat SBY berang. Dulu soal kenaikan harga BBM, beberapa pihak di kubu Jokowi menyalahkan SBY yang mewariskan anggaran yang tidak memberi ruang fiskal bagi pemerintahan selanjutnya.
Lewat media sosial, SBY memberi klarifikasi atas tudingan Sofyan tersebut. Berikut beberapa klarifikasi SBY:
SBY: Memang paling mudah cari kambing hitam
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa dituding menjadi kambing hitam atas melemahnya nilai tukar rupiah belakangan ini. Dia menyindir, mencari kambing hitam memang mudah, ketimbang mencari solusi."Memang yang paling mudah adalah mencari 'kambing hitam', atau harus ada pihak yang disalahkan, terutama terkait jatuhnya rupiah kita. Selain alasan-alasan lainnya, seorang pejabat pemerintah juga menuding bahwa semua ini akibat kebijakan pemerintahan SBY yang salah," keluh SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (18/12).
SBY minta bekas anak buahnya tidak reaktif
Dipersalahkan atas melemahnya nilai tukar rupiah, PresiDen ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meradang. Namun, dia juga meminta kepada seluruh mantan anak buah yang bekerja di bawah kepemimpinannya selama 10 tahun tidak reaktif. Dia pun enggan menyalahkan pemerintahan Jokowi yang masih seumur jagung. "Menyalahkan orang lain tak akan menyelesaikan persoalan. Itulah pelajaran yang saya petik selama dulu memimpin negeri ini," lanjut SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (18/12).
SBY: Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan, ketika itu dia bersama menteri, gubernur, ekonom, dan pebisnis bekerja keras menyelamatkan ekonomi tanah air dari gejolak minyak dunia pada 2005-2008 serta krisis global 2008-2009. Dia pun memutuskan mengeluarkan kebijakan penyelamatan, tanpa menyalahkan pendahulunya."Atas keputusan, kebijakan dan tindakan yang kita lakukan -tanpa menyalahkan orang lain-, alhamdulillah kita bisa selamatkan ekonomi kita. Jika ada yang salah dengan kebijakan pemerintahan SBY, semua itu tanggung jawab saya. Saya tak akan pernah menyalahkan yang lain," lanjut SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (18/12)."Prinsip kepemimpinan yang saya anut, pantang menyalahkan baik pendahulu maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik dan tak arif. Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur dan Ibu Megawati, semua ingin berbuat yang terbaik," tutupnya.
SBY jelaskan cara selamat dari krisis global 2008
Tidak hanya mengklarifikasi tudingan soal 'kambing hitam' melemahnya rupiah, Presiden-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menjelaskan cara menyelamatkan perekonomian negara ketika krisis global 2008.Pengalaman pemerintahannya berhasil melewati badai krisis 2008 membuat SBY merasa perlu berbagi ilmu kepada pemerintahan Jokowi-JK. "Skrg, sy ingin berbagi ilmu & pengalaman. Berikut bagaimana sy & para pembantu sy atasi krisis. Sebagian mengenalnya sbg SBYnomics," katanya.SBY mengaku telah menyampaikan bahwa tantangan yang akan dihadapi perekonomian nasional tidak ringan. Semua emerging economies, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan berat berupa perlambatan ekonomi, anjloknya nilai tukar, jatuhnya harga komoditas di pasaran global.SBY melihat wajar jika dolar semakin kuat akhir-akhir ini. "Saya sampaikan era dolar murah sudah usai. Saya perkirakan nilai tukar rupiah kita th 2014 tembus Rp 12.000 per 1 dolar AS," lanjutnya.Nilai tukar rupiah dan kondisi perekonomian nasional bergantung faktor supply-demand, kebijakan moneter bank sentral AS, spekulasi pasar, perlambatan ekonomi China dan kondisi ekonomi Eropa yang stagnan. Belum lagi faktor kondisi perekonomian dalam negeri yang belum stabil."Itulah sebabnya selaku Presiden saya tetapkan pertumbuhan yg realistik - sekitar 5-6 %. Saya tahu situasi global, kawasan & nasional. Saya tidak memberikan angin surga - ekonomi kita akan tumbuh tinggi hingga 7 %. Semua negara menurunkan angka pertumbuhannya," SBY membela diri.Dari pengalamannya, SBY menyarankan untuk tetap menjaga tingkat konsumsi sekaligus menggenjot investasi."Karenanya, sumber pertumbuhan yg sungguh kita jaga adalah konsumsi rumah tangga & pembelanjaan pemerintah. Hasilnya lumayan," tulisnya.Berangkat dari pengalamannya memimpin Indonesia sepuluh tahun, SBY melihat sudah waktunya pemerintahan Jokowi-JK memberi penjelasan kepada publik soal perkembangan perekonomian nasional."Rakyat & pasar (dalam & luar negeri) sungguh menunggu penjelasan, kebijakan & langkah-langkah cepat & tepat pemerintah," tambahnya. Baca juga:Ibas dinilai belum bisa gantikan SBY pimpin DemokratPasek: Ada yang gosok-gosok SBY supaya nyalon ketum Demokrat4 Orang ini berani lawan SBY di DemokratNurhayati: Demokrat lahir dan besar karena SBYRupiah merosot, SBY tak terima 'dikambinghitamkan'SBY: Rupiah anjlok, beri kesempatan dan bantu Pak Jokowi (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca Selengkapnyasaat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaSaid mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah.
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY terlihat menahan emosi melihat sikat Capres Anies Baswedan yang memilih Cak Imin dibanding AHY.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca Selengkapnya