Sebut cawapres Jokowi dari parpol, manuver Cak Imin dongkrak elektabilitas PKB
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang menilai Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tengah bermanuver dengan menyebut Calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Joko Widodo telah disepakati berasal partai politik. Pria yang akrab disapa OSO ini menduga tujuan manuver Cak Imin sekadar untuk mendongkrak elektabilitas PKB.
"Cak Imin ini orang politik jadi political will yang dia mainkan itu selalu mengangkat kredibilitas partainya. Jadi enggak ada ruginya, dia ngomong apa saja jadi bahan," kata OSO di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5).
OSO menganggap Cak Imin sebagai sosok pintar memanfaatkan posisinya demi kepentingan elektoral partai. Termasuk mendeklarasikan diri menjadi cawapres Jokowi.
-
Bagaimana incumbent memanfaatkan popularitasnya? Keberadaannya yang sudah dikenal dapat menjadi modal politik yang kuat dalam meraih dukungan.
-
Apa tekad Cak Imin di Pilpres 2024? 'Kami memiliki satu tekad dalam pemerintahan yang akan datang minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel Jakarta,' kata Cak Imin dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang mendaftarkan diri sebagai Capres-Cawapres? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang daftar capres cawapres? 'Pada hari Sabtu sore, kami telah mendapatkan surat, menerima surat pemberitahuan rencana pendaftaran partai koalisi, atau gabungan partai politik dari Partai NasDem, Partai PKB, dan Partai PKS,' kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam konferensi pers di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (16/10).
Ketua DPD RI ini menduga, yang terpenting bagi Cak Imin adalah terdongkraknya elektabilitas partainya. Bukan soal dipilih menjadi cawapres Jokowi.
"Artinya dia pinter menggunakan posisinya, soal jadi enggak jadi soal ketujuh yang penting kredibilitas partainya naik, itu salah satu sikap yang dia lakukan," klaimnya.
Diketahui, Cak Imin menilai, calon Wakil Presiden (Cawapres) yang paling pas mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 berasal dari kalangan partai politik.
Dia mengklaim, Cawapres dari Parpol sudah disepakati hampir semua partai koalisi pendukung Jokowi. Cak Imin mengaku dapat informasi itu saat melakukan perbincangan antar partai.
"Semua partai sepakat Wapres harus partai. Hampir semua partai sepakat," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto juga menyindir rekayasa hukum di MK dan sisi gelap kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKedekatan PKB dengan PDIP tak bisa dilihat sebatas isapan jempol belaka.
Baca SelengkapnyaCak Imin dapat keistimewaan untuk menentukan cawapres Prabowo di Pemilu 2024. PKB tetap ngotot agar duet Prabowo-Cak Imin terjadi.
Baca SelengkapnyaCak Imin meminta rakyat yang menilai atas sikap Jokowi di Pilpres
Baca SelengkapnyaCak Imin mengaku jika dirinya belum berkomunikasi langsung dengan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaCak Imin sempat menyingung nama Jokowi saat menyampaikan harus waspada Kaesang menjadi Ketum PSI.
Baca SelengkapnyaBamsoet memuji Cak Imin telah mentransformasi PKB menjadi partai milenial.
Baca SelengkapnyaPKB yakin Gerindra memegang teguh piagam kerja sama koalisi.
Baca SelengkapnyaCak Imin juga menyinggung soal PAN yang merupakan partai tidak mendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaKaesang menegaskan tidak ada yang perlu diwaspadai darinya dan PSI.
Baca SelengkapnyaCak Imin ingin PKB kejar suara PDIP di Jawa Tengah. Dengan begitu, tak ada lagi partai yang meremehkannya.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2019, PDIP meraup 5,77 juta suara atau 29,71 persen, sementara PKB di urutan kedua dengan 2,73 juta suara atau 14,04 persen.
Baca Selengkapnya