Sekjen Golkar minta Dedi Mulyadi tunjuk oknum pemalakan Rp 10 miliar
Merdeka.com - Sekretaris Jendral Partai Golkar Idrus Marham meminta Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengungkap siapa oknum yang memalak dirinya Rp 10 miliar. Uang itu digunakan untuk maju pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.
Bahkan, Idrus meminta agar Dedi menunjuk langsung siapa oknum tersebut.
"Saya kira begini aja kalau ada memang diungkap. Lebih baik Dedi Mulyadi menunjuk siapa orangnya," katanya di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).
-
Siapa yang mendukung Dedi Mulyadi? 'Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat,' kata Singgih dalam keterangannya.
-
Apa yang akan dilakukan Dedi Mulyadi? Dedi menyampaikan berterima kasih kepada jajaran pengurus Partai Golkar, terutama Ketum Airlangga Hartarto. 'Saya mengucapkan terima kasih ya buat Mas Singgih dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar, khususnya buat Ketua Umum DPP Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto bahwa utusannya sudah datang ke Jawa Barat untuk ajak ngomong serius masalah tunangan di Provinsi Jawa Barat,' kata dia.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Kenapa Dedi Mulyadi harus di Jawa Barat? 'Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik,' kata dia.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Dia menjelaskan, Dedi Mulyadi belum melaporkan terkait hal tersebut ke DPP Golkar. Sampai sekarang, kata Idrus, pihaknya belum menerima laporan dari Bupati Purwakarta terkait siapa oknum tersebut.
"Saya kira belum. Yang menerima laporan itu adalah Sekjen dan saya belum terima," tegas Idrus.
Diketahui sebelumnya, Dedi Mulyadi mengaku memilih menunggu Partai Golkar untuk mengungkapkan oknum yang memalak dirinya Rp 10 miliar untuk maju pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Dirinya pun enggan mengungkap siapa oknum yang dimaksud tersebut.
"Ya kita tunggu saja, belum, kita belum ada undangan (pemberitahuan) apapun sampai hari ini," kata Dedi di Restoran Riung Sunda, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/10).
Selain itu, menurut Dedi, tidak etis jika dirinya yang meminta Partai Golkar untuk mempercepat mengungkap nama orang yang memalak dirinya. Baginya, hal itu merupakan urusan Dewan Pimpinan Pusat Golkar.
"Kan yang berkepentingan bukan saya, yang berkepentingan DPP yang harus menuntaskan masalah ini. Ya kita menunggu keinginan DPP seperti apa," tuturnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dedi Mulyadi mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membahas Pilkada Jabar
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca SelengkapnyaPengacara Syahrul Yasin Limpo, Jamaluddin Koedoeboen mengklaim bukan kliennya yang melaporkan kasus dugaan pemerasan yang menyeret pimpinan KPK Firli Bahuri itu
Baca SelengkapnyaDedi meyakini dukungan partai KIM Plus tak terganggu putusan MK soal partai politik bebas mengusung calon sendiri untuk Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar resmi mendukung Dedi Mulyadi untuk maju dalam Pilkada Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSelain Gus Mudlor, terdakwa Ari disebut menerima sebesar Rp7,133 Miliar.
Baca SelengkapnyaPemeriksaannya terjeda beberapa saat karena bertepatan salat Jumat.
Baca SelengkapnyaMudhlor tak bisa penuhi panggilan KPK tanpa keterangan yang jelas
Baca SelengkapnyaGus Muhdlor tersangka kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN
Baca SelengkapnyaHalim tiba di Gedung Merah Putih KPK pada pukul 09.52 WIB. Dia tidak didampingi kuasa hukum.
Baca SelengkapnyaOleh karena itu, keputusan apakah kasie tersebut akan dicopot dari jabatannya masih menunggu hasil pemeriksaan Inspektorat.
Baca SelengkapnyaOTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca Selengkapnya