Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekjen NasDem Sindir PDIP: Jangan Ada Presiden Dadakan Pengaruhi Jokowi!

Sekjen NasDem Sindir PDIP: Jangan Ada Presiden Dadakan Pengaruhi Jokowi! Pimpinan PKS kunjungi markas NasDem. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - PDIP mendesak agar menteri dari NasDem mundur dari kabinet Jokowi-Ma'ruf. Hal itu berdampak atas dukungan NasDem kepada Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Menanggapi hal itu, Sekjen NasDem, Jhonny G Plate membalas desakan PDIP itu. Dia meminta agar tak ada presiden dadakan yang mencampuri ranah reshuffle.

Johnny menegaskan, NasDem sejak awal membangun koalisi memperjuangkan capres. Termasuk memenangkan Jokowi selama dua periode pemilu.

"Melaksanakan pembangunan negara bersama-sama koalisi dengan baik dan akan terus konsisten kepada pernyataan NasDem bahwa penentuan anggota kabinet, perubahan anggota kabinet adalah kewenangan prerogatif presiden," kata Johnny di Jakarta, Rabu (4/1).

Johnny meminta persoalan reshuffle kabinet serahkan kepada Presiden Jokowi. Dia tak ingin ada desakan-desakan dari siapapun termasuk partai politik pendukung pemerintah.

"Jangan sampai ada presiden-presiden mendadak di republik ini. Presiden dadakan yang mencoba berasumsi dirinya sebagai presiden atau mempengaruhi presiden, presidensial right prerogatif presiden, jangan! serahkan itu pada presiden," kata Menkominfo itu.

Dia menambahkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan besar di dunia. Dibutuhkan kerjasama yang kompak di kabinet. Termasuk stabilitas politik yang terjaga.

"Menjaga soliditas nasional kita dan membangun kegotongroyongan. Kegotongroyongan inilah yang akan membuat kita ini sukses dalam menghadapi tantangan ini," ujarnya.

"Jangan sampai situasi di mana butuh stabilitas politik, soliditas nasional, kegotongroyongan diganggu dengan isu-isu yang sepenuhnya menjadi hak presiden, jangan," kata dia.

PDIP Minta Menteri NasDem Di-reshuffle

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menilai, seharusnya kabinet harus solid, dan seluruh menteri semestinya loyal kepada presiden.

"Kita menyadari bahwa tentunya Presiden Jokowi ingin meletakkan dasar-dasar pembangunan Indonesia ke depan. Sehingga, apapun yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan pak Jokowi itu bisa dilanjutkan oleh siapapun juga nanti ke depan," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Selasa (3/1).

Terkait dengan hal itu, Djarot menuturkan, saat ini Presiden Jokowi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menuntaskan berbagai program-program strategis dengan bantuan para menterinya. Dia yakin presiden akan melakukan reshuffle kabinet.

"Maka dari itu kita tunggu saja dan pak Jokowi sudah memberi sinyal, reshuffle itu pasti akan dilakukan, pasti, apakah akan jangka waktu dekat, atau dua tiga bulan menurut Pak Jokowi tunggu waktunya, tungggu saja kan begitu, tapi pasti," ucapnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, menteri pertanian dan menteri LHK perlu dievaluasi. Agar, usaha pemerintah menjadi swasembada pangan dapat terwujud.

"Terkait misalnya kita sudah berusaha menjadi negara swasembada pangan, menjadi negara dengan kedaulatan pangan, tapi ternyata produksi masih tidak mencukupi. Sehingga, harga beras naik dan baru saja datang impor beras dari luar, 500 ribu ton, padahal prinsipnya adalah Pak Jokowi ingin membangun kedaulatan pangan," ucap Djarot.

Djarot menilai, reshuffle perlu dilakukan bukan hanya sebatas terhadap kinerja menteri, tetapi juga termasuk partai. "(Reshuffle) satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik, untuk menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri," imbuhnya.

Singgung Etika Politik

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menilai, jika partainya tidak membuat gaduh gara-gara menyuarakan perombakan kabinet atau reshuffle kabinet. Dia menilai, pernyataan PDIP merupakan bentuk etika politik.

"Ya kita terima sarannya. Yang jelas kita tidak pernah membikin gaduh, yang disampaikan oleh PDIP adalah hal-hal yang prinsipal, hal-hal yang fundamental terkait dengan etika politik," kata Hasto, saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, pada Selasa (3/1).

Dia menegaskan bahwa desakan untuk meminta reshuffle kabinet terutama terhadap menteri dari partai NasDem adalah hal wajar. Sebab, setelah deklarasi Anies sebagai bakal calon presiden NasDem, dinamika politik di DPR terjadi perubahan.

"Kami menerima laporan-laporan juga dari DPR bahwa pasca pengumuman Anies Baswedan oleh partai tersebut memang ada beberapa perubahan-peribahan policy yang ada di DPR. Sehingga etika politik harus dikedepankan," ungkapnya.

Meski menyuarakan menteri NasDem dievaluasi, Hasto menegaskan bahwa reshuffle adalah hak prerogratif presiden. Reshuffle, tidak mungkin dijalankan tanpa kehendak presiden.

"Dan presiden kan memiliki kalkulasi yang matang terkait dengan hal tersebut. Sehingga yang kami lakukan adalah justru untuk membawa kultur demokrasi yang mengedepankan etika politik tersebut," pungkasnya.

Sinyal dari Jokowi

Jokowi kembali ditanya mengenai kabar reshuffle kabinet. Kepala negara meminta untuk menunggu saja.

"Tunggu aja, ditunggu aja," kata Jokowi di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (2/23).

Jokowi juga disinggung bagaimana nasib menteri dari partai NasDem jika perombakan kabinet dilakukan. Jokowi hanya menjawab hal yang sama.

"Ditunggu saja," kata Mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sebelumnya, pada 27 Desember 2022, Jokowi ditanya mengenai kabar perombakan kabinet atau reshuffle. Kepala negara cuma tersenyum mendengarkan pertanyaan tersebut.

Isu reshuffle itu ditanyakan kepada Jokowi di Pasar Pujasera, Subang, Selasa (27/12). Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meladeni wawancara cegat.

Ketika jurnalis bertanya mengenai kabar reshuffle, mantan Wali Kota Solo itu lalu menggerakan kepalanya ke depan.

"Hem, hem," kata Jokowi sambil tersenyum seperti dilihat di youtube Sekretariat Presiden.

Ridwan Kamil lalu membisiki Jokowi bahwa yang ditanyakan adalah soal reshuffle. Jokowi lalu menjawab bahwa dirinya mendengar pertanyaan itu.

"Dengar, dengar," ujar Jokowi sambil tersenyum.

Sementara, pada 26 Desember 202, Jokowi juga tersenyum saat mendengar soal pertanyaan reshuffle kabinet. Hal itu ditanyakan awak media usai Jokowi meninjau Stasiun Manggarai Jakarta.

"Ya saya dengar (pertanyaan soal reshuffle)," kata Jokowi di lokasi, Senin (26/12).

Awak media kemudian menanyakan, apakah reshuffle akan sesuai dengan rekomendasi Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat meminta Jokowi untuk mengevaluasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Kehutanan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya. Namun Jokowi tidak menjawab dan hanya tersenyum.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
NasDem Sentil Jokowi Bantah Cawe-cawe: Sesungguhnya Semua Partai Dikendalikan
NasDem Sentil Jokowi Bantah Cawe-cawe: Sesungguhnya Semua Partai Dikendalikan

NasDem mengungkapkan, Pernyataan Jokowi soal pilpres menjadi urusan partai berbeda dengan kenyataan

Baca Selengkapnya
Anies Tolak Tanggapi Fahri Hamzah soal Menteri NasDem-PKB Mundur Pekan Ini: Enggak Level Dijawab
Anies Tolak Tanggapi Fahri Hamzah soal Menteri NasDem-PKB Mundur Pekan Ini: Enggak Level Dijawab

Anies mengaku tidak level menjawab tuduhan Fahri Hamzah.

Baca Selengkapnya
Fahri Hamzah Hembuskan Kabar Menteri NasDem dan PKB Mundur Pekan Ini
Fahri Hamzah Hembuskan Kabar Menteri NasDem dan PKB Mundur Pekan Ini

Mundur demi memantapkan posisi sebagai oposisi dalam Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Istana Respons Kabar Parpol Pendukung Anies-Cak Imin Tarik Kader dari Kabinet Jokowi
Istana Respons Kabar Parpol Pendukung Anies-Cak Imin Tarik Kader dari Kabinet Jokowi

Kabar tersebut dihembuskan politikus Partai Gelora Fahri Hamzah

Baca Selengkapnya
Gus Choi Minta NasDem Tetap Dukung Anies Melawan 'Tsunami' Politik
Gus Choi Minta NasDem Tetap Dukung Anies Melawan 'Tsunami' Politik

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi berharap partainya tetap kuat untuk mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tajam Anies Baswedan Jawab Serangan SBY-Demokrat Soal Pengkhianatan
VIDEO: Tajam Anies Baswedan Jawab Serangan SBY-Demokrat Soal Pengkhianatan

Partai Demokrat memilih keluar koalisi, setelah Anies diminta Ketum NasDem Surya Paloh tetapkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar jadi cawapresnya.

Baca Selengkapnya
NasDem Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, Hasto Duga Surya Paloh Dapat Tekanan
NasDem Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, Hasto Duga Surya Paloh Dapat Tekanan

Hasto menilai keputusan NasDem mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan di luar kebiasaan Surya Paloh.

Baca Selengkapnya
PDIP Beri Sinyal Dukung Anies di Pilgub Jakarta, Begini Respons NasDem
PDIP Beri Sinyal Dukung Anies di Pilgub Jakarta, Begini Respons NasDem

Sebelumnya, Puan mengaku sosok Anies menarik untuk diusung di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Surya Paloh: Pak Anies, Ini Bukan Momen Anda Maju Pilkada Jakarta
Surya Paloh: Pak Anies, Ini Bukan Momen Anda Maju Pilkada Jakarta

Bahkan, hal itu sudah disampaikan Surya Paloh kepada Anies secara langsung.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Berencana Mundur dari Menteri, Anies: Kita Hormati Keputusannya
Mahfud MD Berencana Mundur dari Menteri, Anies: Kita Hormati Keputusannya

Jokowi menambahkan, jika ada menteri atau dirinya sebagai presiden akan berkampanye maka dilarang menggunakan fasilitas negara.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tanggapi Gaduh Koalisi dan Duet Anies-Cak Imin: Bukan Urusan Presiden
Jokowi Tanggapi Gaduh Koalisi dan Duet Anies-Cak Imin: Bukan Urusan Presiden

Jokowi menegaskan persoalan koalisi dan Capres dan Cawapres bukan urusan presiden

Baca Selengkapnya
Mimpi Surya Paloh Duetkan Ganjar-Anies, Segera Terwujud?
Mimpi Surya Paloh Duetkan Ganjar-Anies, Segera Terwujud?

Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah melemparkan wacana menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya