Sekjen PDIP ajak kader bangkitkan kekuatan arus bawah menangkan Pemilu 2019
Merdeka.com - PDIP memberikan dukungan kepada Joko Widodo untuk maju sebagai calon Presiden dalam Pilpres 2019 dengan terus melakukan konsolidasi kader dengan rakyat. PDIP meyakini pendamping Jokowi nanti merupakan sosok yang tepat.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan hal ini saat bertemu dengan ribuan kader dalam acara konsolidasi sekaligus peringatan peristiwa Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996 di Gunungkidul DIY.
"Kita percaya, Pak Jokowi akan didampingi sosok yang tepat, sosok yang punya jiwa kerakyatan, sosok yang ideologis, sosok yang menjadi satu kesatuan kepemimpinan dengan Jokowi, sehingga di republik ini dari bumi pertiwi akan lahir kesatu paduan kepemimpinan antara Jokowi dengan calon wakil Presiden yang akan segera diumumkan dalam momentum yang tepat," kata Hasto Kristiyanto, di Komplek Telaga Jonge Gunungkidul, Jumat (27/7).
-
Siapa yang memimpin konsolidasi PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Apa tujuan pertemuan PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Apa yang dilakukan PDIP untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
Agenda konsolidasi dan refleksi peringatan peristiwa 27 Juli 1996, dihadiri oleh DPD, DPC se-DIY, fraksi se-DIY, Caleg se-DIY serta kader dan simpatisan juga jajaran pengurus PDI Perjuangan DIY, dimeriahkan penampilan seni dan budaya.
Jelang Pemilu 2019, seluruh kader partai diingatkan bahwa proses Pemilu legislatif dan pemilihan Presiden 2019 betul-betul menjadi ajang berdemokrasi dengan santun dan berbudaya.
Hasto Kristiyanto menyatakan dalam menjalankan proses pemenangan Pemilu 2019, seluruh calon legislatif harus bisa bekerja untuk betul-betul mengambil semangat pergerakan demokrasi arus bawah.
"Demokrasi arus bawahlah yang jadi tema sentral mimbar demokrasi di kantor PDI di Jl Diponegoro 58 pada dua puluh dua tahun silam," kata Hasto.
Lewat konsolidasi yang dijalankan bersama dengan seluruh jajaran kader PDI Perjuangan DIY, Hasto mengajak calon wakil rakyat benar bisa menyerap harapan arus bawah. Menyerap harapan dan keinginan rakyat.
Saat ini, Hasto melihat ada kontestasi arus bawah, semoga dengan kekuatan arus bawah PDI Perjuangan memenangkan pemilihan legislatif dan Pilpres 2019. Syaratnya adalah kader harus bekerja keras bangkit kembali ke bawah bersama dengan rakyat marhaen.
"Semoga kekuatan demokrasi arus bawah jadi inspirasi caleg untuk bergerak ke bawah menyatukan diri dengan kekuatan rakyat, sehingga Jokowi terpilih lagi berkat dukungan rakyat, melalui kerja kerakyatan semoga PDI Perjuangan dapat dipercaya oleh rakyat," ujar Hasto.
Sementara itu, wakil Ketua DPD PDIP DIY bidang Komunikasi, Agitasi dan Propaganda Eko Suwanto menambahkan, PDIP sebagai partai kader akan menjalankan politik yang bermartabat dan berbudaya. Bukan praktek politik yang menghalalkan segala cara untuk berkuasa sebab jelas bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Apalagi, kata Eko, jika cara berkuasa dijalankan dengan politik kekerasan yang mengakibatkan luka dan korban jiwa seperti yang terjadi dalam peristiwa Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan penyerangan pada 27 Juli 1996 atau Kudatuli 96.
Eko menyatakan dalam memperingati peristiwa kelam dalam politik ini, saatnya untuk mendoakan seluruh korban kekerasan agar tak ada lagi praktek serupa di masa mendatang.
"Peristiwa Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996 adalah sejarah kelam praktek kekerasan politik yang memberikan luka sejarah bagi rakyat dan demokrasi. Politik harus dijalankan dengan mengedepankan semangat kedamaian dan persatuan nasional," kata Eko.
Menurut anggota fraksi PDIP untuk dapil Kota Yogyakarta, ini budaya politik Indonesia harus membawa semangat baru. Membangun politik dan kekuasaan politik yang bermartabat dan berbudaya.
"Kita berharap luka sejarah kelam akibat peristiwa 27 Juli tak berulang lagi. Mari kita doakan seluruh korban kekerasan politik di masa lalu bisa mendapatkan keadilan. Kita bersama rakyat juga berharap seluruh dalang dan aktor kejahatan yang terlibat dalam penyerangan 27 Juli 1996 dapat dihukum dengan tegas," kata Eko.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bicara lantang mengkritik kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan kepada kader untuk turun ke bawah.
Baca SelengkapnyaHasto mengajak seluruh pihak untuk tetap menggelorakan semangat menjaga demokrasi dan kebebasan berpendapat lewat peringatan 28 tahun Kudatuli.
Baca SelengkapnyaAcara ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, didampingi oleh sejumlah petinggi partai.
Baca SelengkapnyaAgenda konsolidasi yang tertutup bagi media itu diadakan di Sekolah Partai.
Baca SelengkapnyaHasto bilang kunci utama PDIP menghadapi Pilkada November mendatang adalah soliditas
Baca SelengkapnyaTitah Megawati ke PDIP Jambi untuk menangkan Capres Ganjar
Baca SelengkapnyaHitam tak lagi melambangkan kesedihan. Tapi semangat perjuangan menyala-nyala dan tidak akan pernah reda
Baca SelengkapnyaPDIP menyerap suara arus bawah mengenai sikap yang harus diambil oleh partai.
Baca SelengkapnyaDalam mengenang peristiwa kudatuli yang dahulu mungkin ideologi Megawati dianggap sebelah mata oleh orde baru.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, pengungkapan tragedi Kudatuli diharapkan mampu menghilangkan kekuasaan yang menindas.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Konsolidasi dengan Parpol Koalisi Ganjar di Kedai Kopi Aktivis 98
Baca Selengkapnya