Sekjen PDIP Sampaikan Pesan Mega: Kepemimpinan Strategis Terhambat Ego Sektoral
Merdeka.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebutkan kepemimpinan strategis untuk membangun kolektivitas terhambat karena adanya ego sektoral. Pandangan Megawati itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam bedah buku Kepemimpinan Strategis (model dan implementasi) secara daring.
"Setiap kementerian atau lembaga negara terkesan mencoba menampilkan kewenangannnya. Sehingga ditinjau dari kepemimpinan strategis untuk membangun kolektivitas menjadi terhambat karena ego sektoral. Ini harus diatasi," kata Hasto dalam siaran persnya, Kamis (12/8).
Menurut dia, kepemimpinan strategis harus mengakar ke grass root, memahami bahasa grass root dan aspirasi grass rooot. Tapi pada saat yang sama mampu melakukan agregasi untuk melakukan desain masa depan bangsa, yakni kaderisasi kepemimpinan kebangsaan secara sistemik.
-
Apa itu esensi kepemimpinan? Pemimpin sejati adalah pelayan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
-
Apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
-
Siapa yang Hasto Kristiyanto contohkan sebagai pemimpin yang lahir dari rakyat? Hasto menambahkan pemimpin yang lahir dari rakyat biasa, bisa melakukan blusukan, seperti capres Ganjar Pranowo.
-
Apa skill penting buat pemimpin? Jadi, buat kamu yang ingin menjadi pemimpin yang hebat, ada banyak skill khusus yang bisa kamu pelajari.
-
Gimana menurut Kartika Putri cara ngeliat pemimpin yg baik? Bahkan, menurut wanita kelahiran 20 Januari 1991, daripada hanya debat saja, mengaji menjadi sarana yang bagus untuk melihat sosok pemimpin yang baik.
-
Bagaimana cara menjadi pemimpin? Untuk menjadi pemimpin yang baik dan efektif, penting untuk mempelajari berbagai gaya kepemimpinan dan menerapkan prinsip kepemimpinan yang bijaksana.
"Desain kaderisasi nasional tersebut, juga harus mendorong agar solusi kepemimpinan yang diambil agar tepat sasaran bagi arah masa depan bangsa," kata Hasto mengutip pesan Megawati.
Dalam paparannya, Hasto mengatakan kepemimpinan strategis ini hanya bisa dibangun atas landasan ideologi Pancasila dan moral yang kuat. Dalam dunia politik sangat penting, satunya kata dan perbuatan.
Hasto juga menyinggung soal elemen-elemen kepemimpinan strategis. Disebutnya, tolok ukur kepemimpinan strategis dalam suatu organisasi diukur ketika pemimpin dihadapkan pada pilihan membangun organisasi atau popularitas diri.
"Pemimpin memiliki tanggung jawab bukan hanya saat memimpin, tapi bagaimana masa depan organisasi yang dipimpinnya. Seseorang pemimpin akan dikatakan gagal meskipun dia membawa organisasinya berhasil, tetapi ketika dia tidak berhasil menyiapkan successornya. Jadi itulah sebabnya elemen itu sangat penting. Tugas kepemimpinan strategis menciptakan sejarah terhadap organisasi," ujar Hasto.
Bedah buku yang berlangsung tiga jam digelar atas kerja sama Unhan dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Sejumlah narasumber yang tampil yakni Rektor Unhan Laksdya TNI Prof Amarulla Octavian, Guru Besar Unhan Prof Purnomo Yusgiantoro, Ketua Umum PII Heru Dewanto. Sekjen PII Teguh Haryono menjadi moderator.
"Jadi buku ini sangat relevan memberikan referensi teori kepemimpinan yang lengkap dan komprehensif. Apalagi selama bedah buku disajikan banyak contoh," ujar Hasto.
Guru Besar Unhan Prof Purnomo Yusgiantoro mengapresiasi buku ini dapat diselesaikan, apalagi buku dibedah oleh PII. Menurut Purnomo, para penulis buku telah bisa meninggalkan zona nyaman dengan menjadi mahasiswa S-3.
Purnomo dalam paparannya mengutip kalimat historis dari Presiden AS John F Kennedy, "Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country", sebagai wujud kepemimpinan diri sendiri (self leadership).
Purnomo menyatakan, landasan kepemimpinan efektif didahului dengan kepemimpinan terhadap diri sendiri, lalu terhadap orang lain dan terhadap organisasi.
Purnomo memberikan suatu contoh kepemimpinan strategis yang bisa mengambil keputusan dalam situasi yang tidak menentu dan mencekam.
Dia mengisahkan perjalanan Presiden RI Megawati Soekarnoputri ke Amerika Serikat seminggu setelah serangan teroris 11 September atau serangan 9/11 pada 2001.
"Ini contoh bentuk kepemimpinan yang berani. Dalam kepemimpinan strategis, kita juga tak bisa bikin setiap orang happy. Tapi bisa mengajak orang yang tidak happy duduk bersama untuk dipersuasif," kata mantan Menteri Pertahanan ini.
Sekjen PII Teguh Haryono menyebutkan ruang lingkup pembahasan buku yang ditulis oleh mahasiswa S-3 Cohor 3 Universitas Pertahanan ini sangat komprehensif. Rektor Unhan pun di awal sambutan mengapresiasi buku ini.
"Buku ini memang didorong Rektor Amarulla dan Guru Besar Purnomo yang meminta agar mahasiswa S-3 Unhan menerbitkan sebuah buku berdasarkan penugasan selama kuliah di Unhan," ujar Teguh.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati mengingatakan Presiden Jokowi soal kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan kepada kader untuk turun ke bawah.
Baca SelengkapnyaTitah Megawati ke PDIP Jambi untuk menangkan Capres Ganjar
Baca SelengkapnyaDi hadapan mahasiswa, Hasto menyinggung soal demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKode Keras Megawati Soal Sikap Politik PDIP di Pemerintahan Prabowo
Baca SelengkapnyaDalam rapat konsolidasi ini, semua barisan kader dan struktur PDIP diminta merapatkan barisan memenangkan Pilkada Jateng.
Baca SelengkapnyaRapat koordinasi itu dipimpin Megawati Soekarnoputri bersama Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMegawati meyakini Ganjar-Mahfud akan menang satu putaran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaMegawati disebut memberikan pesan khusus pada seluruh kadernya agar memenangkan pasangan Risma- Gus Hans di Jatim.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung mengeluarkan instruksi untuk para kader banteng.
Baca Selengkapnya