Sekjen PDIP Sebut Fadli Zon Contoh Degradasi Kepemimpinan yang Luar Biasa
Merdeka.com - PDI Perjuangan bertemu tokoh budaya di Museum Bumi Ageung Cikidang, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/2). Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah, dan Ketua DPD PDIP Jabar TB Hasanuddin, disambut penampilan pencak silat dan pembacaan puisi.
Hasto mengapresiasi puisi yang dibacakan anak perempuan yang masih bersekolah SMP kelas 1. Dia malah membandingkan hobi berpuisi Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Menurut Hasto, puisi politisi Gerindra itu tanpa kebudayaan karena berisi makian.
"Membaca puisi pun kalau tanpa kebudayaan hanya puisi makian termasuk kepada seorang ulama itulah yang dilakukan oleh mohon maaf pak Fadli Zon wakil ketua DPR," ujar Hasto.
-
Apa yang dikatakan Hasto? “Sekali merah tetap merah, “ tegas Hasto.
-
Bagaimana Hasto memulai karier politiknya? Hasto memulai perjalanan politiknya di PDIP sebagai seorang 'tukang ketik' dalam berbagai rapat partai.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Bagaimana menurut Hasto pemimpin yang lahir dari rakyat berjuang? Hasto menambahkan pemimpin yang lahir dari rakyat biasa, bisa melakukan blusukan, seperti capres Ganjar Pranowo.
-
Apa yang disoroti Hasto soal Prabowo di debat capres? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti saat capres nomor urut 2, Prabowo Subianto kesulitan dalam menjawab pertanyaan mengenai penuntasan kasus Hak Asasi Manusia (HAM) dalam debat perdana capres di KPU, Selasa (12/12) malam.
-
Siapa yang Hasto Kristiyanto contohkan sebagai pemimpin yang lahir dari rakyat? Hasto menambahkan pemimpin yang lahir dari rakyat biasa, bisa melakukan blusukan, seperti capres Ganjar Pranowo.
"Mosok wakil ketua DPR kalah sama adik kita dalam membuat puisi dan membaca puisi, itu adalah sebuah degradasi kepemimpinan yang luar biasa," tegasnya.
Kalau dinilai, puisi yang dibuat anak bernama Nindya Auliya Mugni bisa dapat angka 9 kata Hasto. Sedangkan, puisi ala Fadli Zon hanya angka 3.
"Ya kalah jauh, kalah jauh sama yang ini. Kalau nilainya tadi 9, yang sana 3,"kata Hasto.
PDIP juga dihadiahi sebuah antologi puisi bertajuk "Tak ada hoaks dalam tubuhku". Menurut Hasto antologi puisi buatan Yusuf Gigan itu sebagai bentuk kritik terhadap Fadli.
"Ini sekaligus sebagai otokritik bagi mereka yang menggunakan puisi hanya sebagai alat kekuasaan. Sebagai alat untuk menghina ulama," kata Hasto.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Habiburokhman pun mengeluarkan tiga pantun untuk PDIP
Baca SelengkapnyaPantun kedua, Bali bumi spiritual terkenal di dunia. Masyarakatnya relijius dengan kultur khas Indonesia. Di sini berlaku hukum karmapala.
Baca SelengkapnyaHasto juga mengaku ditertawai oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaKetua DPP Puan Maharani meyakini masa depan bangsa ada di tangan anak muda yang bertanggungjawab dan memiliki etika.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memberikan pantun ke Menko Polhukam Mahfud MD
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, pernyataan Prabowo tersebut memperlihatkan sifat kekuasaan yang tidak memiliki etika dan moral.
Baca SelengkapnyaUtusan Khusus Presiden Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial, imbas hinaan kepada seorang pedagang es
Baca SelengkapnyaEffendi Simbolon mengkritik partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut yang menyerang Jokowi.
Baca SelengkapnyaHamzah Haz meninggal dunia saat dalam perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang diwajibkan merupakan bentuk penindasan baru.
Baca SelengkapnyaPenetapan Hasto dikabarkan sebagai tersangka terkait kasus suap Komisioner KPU hingga buron Harun Masiku.
Baca SelengkapnyaHasto menyindir Surya Paloh ditinggal kadernya ketika memberikan pidato politik di Apel Siaga Perubahan.
Baca Selengkapnya