Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekjen PPP soal kritik Prabowo: Kalau tidak utang, alternatifnya apa?

Sekjen PPP soal kritik Prabowo: Kalau tidak utang, alternatifnya apa? Arsul Sani. ©dpr.go.id

Merdeka.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tengah menggenjot pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Tanah Air. Salah satu konsekuensinya, utang RI kepada luar negeri membengkak, capai Rp 4 ribu triliun lebih.

Kebijakan ini pun dikritik Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo merasa miris dengan RI yang hidup dari utang.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) akhir November 2017 tercatat USD 347,3 miliar atau sekitar Rp 4.636,455 triliun (kurs Rp 13.350 per USD).

Menanggapi kritik Prabowo, Sekjen PPP Arsul Sani menantang, para pengkritik utang untuk memberikan solusi. Menurut dia, tidak ada lagi cara lain untuk membiayai pembangunan Indonesia selain dengan berutang.

"Kalau tidak mau bergantung dengan utang kemudian alternatifnya apa? Kita minta para pengkritik tingginya utang untuk memberikan alternatif pembiayaan pembangunan. Tanpa memberikan altenatif kan berarti sama saja meminta pembangunan dihentikan saja," kata Arsul saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (2/4).

Menurut anggota Komisi III DPR ini, untuk saat ini pembangunan hanya bisa dilakukan dengan bantuan utang. Sebab, sumber daya yang dimiliki RI, dianggap belum mencukupi.

"Ya faktanya ikhtiar untuk mencari pembiayaan dalam negeri dengan menggali sumber alam negeri tidak banyak bisa dilakukan. Sehingga pilihannya hanya mau membangun infrastruktur atau tidak dengan utang tersebut," kata Arsul lagi.

Arsul menjelaskan, persoalan utang luar negeri baik sektor swasta maupun pemerintah tidak hanya bisa dilihat dari tingginya angka atau jumlah utang. Tapi mesti dikaitkan demgam beberapa hal lain. Pertama, apakah utang dipergunakan untuk sektor konsumtif yang habis dikonsumsi atau untuk pembangunan barang modal seperti infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, sarana transportasi publik dan lain-lain atau tidak.

"Selama utang tersebut tidak digunakan untuk menambal APBN yang habis karena adanya misalnya subsidi BBM yang tinggi, tapi utang tersebut menjelma menjadi berbagai barang modal tersebut di atas. Maka seyogianya sorotannya adalah apakah barang modalnya berupa proyek infrastruktur itu tepat atau tidak," kata Arsul.

Kedua, melihat angka utang juga harus dikaitkan dengan angka Produk Domestik Bruto Indonesia. Kemudian bandingkan dengan negara-negara lain yang sedang membangun dan infrastrukturnya juga kurang lebih sama dengan Indonesia.

Apakah PPP melihat utang Indonesia masih dalam taraf wajar?

"Wajar atau tidak itu diukur dari PDB. Nah dari ukuran PDB, maka masih banyak negara lain yang bahkan lebih maju tapi persentase utangnya lebih tinggi dari Indonesia," jawab Arsul.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Indonesia adalah negara yang kaya. Namun, mirisnya pemerintah seperti dijajah oleh utang karena hampir semua potensinya dikuasai oleh asing.

Hal itu disampaikan saat pidato dalam acara tur 'Prabowo Menyapa Warga' di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Jumat (30/3).

Dalam kesempatan itu, ia pun membandingkan luas wilayah negara Indonesia yang sama dengan benua eropa yang terbagi dalam 27 negara.

"Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, enggak bisa gajian," katanya.

"Yang kita alami adalah kita ini susah sekarang. (Untuk mengatasi kemiskinan) nanti, selalu nanti. Sekarang ke mana? Yang bisa dilakukan (pemerintah) adalah mencetak utang untuk bayar pinjaman tahun lalu," jelasnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista

TKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya
Debat Pilpres: Anies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala
Debat Pilpres: Anies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala

Anies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
Ketua LPS: Indonesia Tak Butuh Kenaikan PPN 12 Persen, Sisa Anggaran Tahun Lalu Masih Ada
Ketua LPS: Indonesia Tak Butuh Kenaikan PPN 12 Persen, Sisa Anggaran Tahun Lalu Masih Ada

Pemerintah masih punya cukup anggaran sisa dari tahun sebelumnya untuk membiayai negara, di luar harus mendongkrak PPN.

Baca Selengkapnya
Beri Kuliah Umum di Stanford University, Jokowi Sebut Dana Transisi Energi Bebani Negara Miskin
Beri Kuliah Umum di Stanford University, Jokowi Sebut Dana Transisi Energi Bebani Negara Miskin

Jokowi mengatakan, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.

Baca Selengkapnya
Tugas Berat Prabowo Tahun Depan: Bayar Utang Negara Jatuh Tempo Rp800 Triliun
Tugas Berat Prabowo Tahun Depan: Bayar Utang Negara Jatuh Tempo Rp800 Triliun

Permasalahan lainnya ialah potensi melebarnya defisit APBN 2025 akibat terbatasnya penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jelang Debat, Hasto Kritik Keras Prabowo Tambah Utang Rp386 T Belanja Alutsista
VIDEO: Jelang Debat, Hasto Kritik Keras Prabowo Tambah Utang Rp386 T Belanja Alutsista

Hasto menyebut Prabowo menambah utang nasional Rp386 triliun untuk membeli alutsista.

Baca Selengkapnya
AHY Kritik Pemerintah: Ekonomi Tumbuh Rendah, Utang Justru Meroket
AHY Kritik Pemerintah: Ekonomi Tumbuh Rendah, Utang Justru Meroket

AHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius

Baca Selengkapnya
AHY Kritik Janji-Janji Capres-Cawapres: Peningkatan Pendapatan Negara Tidak jadi Perhatian Serius
AHY Kritik Janji-Janji Capres-Cawapres: Peningkatan Pendapatan Negara Tidak jadi Perhatian Serius

AHY mengkritik janji-janji para Capres-Cawapres selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Sambut Baik Ajakan Gerindra Gabung Kabinet Prabowo-Gibran, PKB Mulai Belanja Masalah
Sambut Baik Ajakan Gerindra Gabung Kabinet Prabowo-Gibran, PKB Mulai Belanja Masalah

Prabowo-Gibran akan dilantik sebagai presiden-wakil presiden terpilih periode 2024-2029, pada 20 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Kalau Ada yang Bagi Uang Terima Saja, Tapi Ikuti Hatimu
Prabowo: Kalau Ada yang Bagi Uang Terima Saja, Tapi Ikuti Hatimu

Prabowo pun bertekad untuk menggratiskan pendidikan di Indonesia lewat pengelolaan kekayaan Indonesia.

Baca Selengkapnya