Sekjen PPP soal kritik Prabowo: Kalau tidak utang, alternatifnya apa?
Merdeka.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tengah menggenjot pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Tanah Air. Salah satu konsekuensinya, utang RI kepada luar negeri membengkak, capai Rp 4 ribu triliun lebih.
Kebijakan ini pun dikritik Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo merasa miris dengan RI yang hidup dari utang.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) akhir November 2017 tercatat USD 347,3 miliar atau sekitar Rp 4.636,455 triliun (kurs Rp 13.350 per USD).
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Bagaimana cara Prabowo-Gibran atasi utang? Sehingga, untuk bisa melunasi utang-utang tersebut, hal pertama yang harus dilakukan Pemerintahan Prabowo-Gibran harus mengevaluasi pengolahan kebijakan fiskal.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana PKS usul Jokowi tunjukkan sikap bijak? “Saya sarankan Bapak Presiden yang terhormat, undanglah capres-capres yang Bapak anggap layak jadi presiden untuk makan siang sambil santai, ngobrol-ngobrol, curhat-curhat bersama, keren.“
-
Kapan Jokowi berjanji untuk mengurangi utang? Menariknya, netizen di media sosial mencari jejak digital Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat masa kampanye tahun 2014 lalu. Kala itu, Jokowi sempat berjanji untuk mengurangi utang, tapi nyatanya malah sebaliknya.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
Menanggapi kritik Prabowo, Sekjen PPP Arsul Sani menantang, para pengkritik utang untuk memberikan solusi. Menurut dia, tidak ada lagi cara lain untuk membiayai pembangunan Indonesia selain dengan berutang.
"Kalau tidak mau bergantung dengan utang kemudian alternatifnya apa? Kita minta para pengkritik tingginya utang untuk memberikan alternatif pembiayaan pembangunan. Tanpa memberikan altenatif kan berarti sama saja meminta pembangunan dihentikan saja," kata Arsul saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (2/4).
Menurut anggota Komisi III DPR ini, untuk saat ini pembangunan hanya bisa dilakukan dengan bantuan utang. Sebab, sumber daya yang dimiliki RI, dianggap belum mencukupi.
"Ya faktanya ikhtiar untuk mencari pembiayaan dalam negeri dengan menggali sumber alam negeri tidak banyak bisa dilakukan. Sehingga pilihannya hanya mau membangun infrastruktur atau tidak dengan utang tersebut," kata Arsul lagi.
Arsul menjelaskan, persoalan utang luar negeri baik sektor swasta maupun pemerintah tidak hanya bisa dilihat dari tingginya angka atau jumlah utang. Tapi mesti dikaitkan demgam beberapa hal lain. Pertama, apakah utang dipergunakan untuk sektor konsumtif yang habis dikonsumsi atau untuk pembangunan barang modal seperti infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, sarana transportasi publik dan lain-lain atau tidak.
"Selama utang tersebut tidak digunakan untuk menambal APBN yang habis karena adanya misalnya subsidi BBM yang tinggi, tapi utang tersebut menjelma menjadi berbagai barang modal tersebut di atas. Maka seyogianya sorotannya adalah apakah barang modalnya berupa proyek infrastruktur itu tepat atau tidak," kata Arsul.
Kedua, melihat angka utang juga harus dikaitkan dengan angka Produk Domestik Bruto Indonesia. Kemudian bandingkan dengan negara-negara lain yang sedang membangun dan infrastrukturnya juga kurang lebih sama dengan Indonesia.
Apakah PPP melihat utang Indonesia masih dalam taraf wajar?
"Wajar atau tidak itu diukur dari PDB. Nah dari ukuran PDB, maka masih banyak negara lain yang bahkan lebih maju tapi persentase utangnya lebih tinggi dari Indonesia," jawab Arsul.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Indonesia adalah negara yang kaya. Namun, mirisnya pemerintah seperti dijajah oleh utang karena hampir semua potensinya dikuasai oleh asing.
Hal itu disampaikan saat pidato dalam acara tur 'Prabowo Menyapa Warga' di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Jumat (30/3).
Dalam kesempatan itu, ia pun membandingkan luas wilayah negara Indonesia yang sama dengan benua eropa yang terbagi dalam 27 negara.
"Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, enggak bisa gajian," katanya.
"Yang kita alami adalah kita ini susah sekarang. (Untuk mengatasi kemiskinan) nanti, selalu nanti. Sekarang ke mana? Yang bisa dilakukan (pemerintah) adalah mencetak utang untuk bayar pinjaman tahun lalu," jelasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaAnies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih punya cukup anggaran sisa dari tahun sebelumnya untuk membiayai negara, di luar harus mendongkrak PPN.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya ialah potensi melebarnya defisit APBN 2025 akibat terbatasnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut Prabowo menambah utang nasional Rp386 triliun untuk membeli alutsista.
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaAHY mengkritik janji-janji para Capres-Cawapres selama Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran akan dilantik sebagai presiden-wakil presiden terpilih periode 2024-2029, pada 20 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai tak ada yang salah bila pemerintah memberi izin tambah ke Ormas yang berjasa bagi bangsa dan negara.
Baca Selengkapnya