Seknas Jokowi: Tangkap pengelola tabloid "Obor Rakyat"
Merdeka.com - Terkait dengan pengakuan jurnalis inilah.com, Darmawan Sepriyossa, bahwa Setiyardi, komisaris PTPN XIII, adalah salah satu pengelola tabloid Obor Rakyat, Presidium Seknas Jokowi , Muhammad Yamin meminta polisi untuk bergerak cepat: segera memeriksa keduanya, dan jika perlu menangkapnya.
Menurut Yamin, isi tabloid Obor Rakyat sudah sangat meresahkan masyarakat. Tabloid itu menyebarkan fitnah, mencemarkan nama baik calon Presiden Joko Widodo , serta menebar sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), seperti keturunan Tionghoa, beragama Kristen, berpihak kepada nonmuslim sampai capres boneka.
"Kami meminta polisi segera bergerak cepat agar pembuatan dan penyebaran tabloid Obor Rakyat bisa cepat dihentikan. Kami yakin polisi mampu membongkar siapa saja mereka yang bekerja di balik tabloid Obor Rakyat, termasuk siapa penyandang dananya," kata Muhammad Yamin, saat dihubungi Jumat, 13 Juni 2014.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
-
Siapa yang minta KPK usut kebocoran OTT? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku kesulitan dalam mengungkap terduga pelaku yang membocorkan informasi mengenai dugaan kasus korupsi. Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
Atas pengakuan terbaru Darmawan Sepriyossa tersebut, Seknas Jokowi menyerukan kepada seluruh relawan Jokowi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia untuk segera mengamankan barang bukti tabloid Obor Rakyat, dan membuat laporan ke kantor polisi terdekat.
"Kita tidak boleh pasif menghadapi kampanye hitam tersebut. Kita mesti melawan segala bentuk kampanye hitam dengan membendung penyebarannya, mencari bukti-buktinya dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Kita juga mesti meng-counter dan mengklarifikasinya sehingga masyarakat tidak terpengaruh atau terprovokasi atas kabar bohong menyesatkan yang sengaja dihembuskan secara sistematis dan massif oleh pihak lawan," tegas Yamin.
Secara etik dan hukum, Yamin menambahkan, kampanye hitam tidak dibenarkan karena dapat merongrong proses demokrasi. Lebih dari itu, kampanye hitam dapat menyesatkan masyarakat luas sehingga mendistorsi pilihan yang benar.
Seperti diberitakan sebelumnya, kolomnis portal berita inilah.com, Darmawan Sepriyossa akhirnya angkat bicara. Pria yang selama ini dituding berada di balik terbitnya kampanye hitam lewat Tabloid Obor Rakyat mengungkap pelaku sebenarnya. Sang pelaku adalah Setiyardi, salah satu Komisaris PTPN XIII. Dan bukan kebetulan jika Setiyardi adalah kawan dekat Darmawan. Mereka sama-sama bekas jurnalis di Majalah TEMPO.
Dalam testimoninya di inilah.com, Darmawan berkisah.
Suatu hari di akhir April 2014, setelah Pemilihan Legislatif 2014 yang memunculkan PDI Perjuangan sebagai pemenang ia ditelepon Setiyardi. "Dia bilang, sedang coba-coba membuat tabloid politik, dan meminta saya mencarikan pengamat politik yang bisa menuliskan artikel," tulis Darmawan.
Untuk setiap artikel pendek itu, Darmawan meminta honor Rp 2 juta yang harus dibayar dua hari setelah tulisan diterima. Darmawan kemudian menghubungi penulis yang juga dosen ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Heryanto. Gun Gun inilah yang belakangan berang setelah tahu tulisannya muncul di Tabloid Obor Rakyat. Lihat pengakuan Darmawan
Dua hari kemudian, Darmawan dan Setiyardi bertemu di sebuah rumah makan. Mereka berdiskusi dalam sikap yang sama: cari cara untuk turut andil menghambat naiknya Joko Widodo jadi presiden. Sebagai bekas jurnalis di media ternama, Setiyardi telah datang dengan sebuah konsep: menerbitkan tabloid, Tabloid Obor Rakyat.
Semula Darmawan kaget dengan kenyataan bahwa tabloid itu tak dikelola sebuah tim kerja. "Waktu saya tanya soal tabloid itu, siapa saja pengelolanya. Setiyardi mengatakan belum ada, hanya dirinya. Tentu saja saya kaget. Meski bukan tidak mungkin, itu pekerjaan yang teramat sulit," kisah Darmawan.
Tapi Setiyardi sudah punya jalan keluarnya. "Kita ambil saja tulisan-tulisan kritis yang berseliweran di Facebook, Twitter, kan banyak," kata Setiyardi, seperti ditulis Darmawan.
Menurut Setiyardi, tak semua orang punya akun di Facebook dan bahkan tidak mengakses internet dalam kesehariannya. Untuk itulah dibutuhkan sebuah media cetak untuk meneruskannya ke khalayak yang tak membaca laman-laman di dunia maya. Darmawan terbujuk. Ia bersedia mengelola tabloid itu dengan nama samaran, sementara Setiyardi memampangkan namanya di kotak redaksi, tapi dengan nama panjang Setiyardi Budiono.
"Dia bahkan berkata akan menambahkan nama almarhum ayahnya dalam mashead, menjadi Setiyardi Boediono," tulis Darmawan.
Nama Setyardi Budiono ini memang terpampang sebagai Pemimpin Redaksi Tablod Obor Rakyat yang beredar di pesantren belakangan ini.
Darmawan juga sempat bertanya, dari mana dana pembuatannya. Setiyardi menjawab dananya sendiri lebih dari cukup untuk membiayai penerbitan. Darmawan percaya. Bukan sekali dua Setiyardi bikin media cetak. Pada sekitar 2005 lalu, misalnya, perusahaannya, Senapati Media, sempat membuat majalah bulanan luks bernama 69+, yang dia bagikan gratis.(skj) (mdk/cza)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati demikian, KPK belum bisa memastikan total uang yang disita.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Deddy Sitorus mendesak kepolisian untuk turun tangan menangkap para pelaku.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaInformasi OTT tersebut dibenarkan Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto di Jakarta, Jumat malam.
Baca SelengkapnyaKPK telah menerbangkan delapan orang tersebut ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnyaperistiwa bermula ketika Rocky Gerung menghadiri konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB). Di acara itu pernyataan Rocky dianggap hoaks dan hasutan.
Baca SelengkapnyaPemprov Bengkulu hanya menggunakan aula di sebelah ruang kerja gubernur untuk rapat tertutup dihadiri Wagub Rosjonsyah bersama kepala OPD.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK Alexander Marwarta mengatakan, penyidik lembaga antirasuah mendalami kasus tersebut sejak Mei 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaBeberapa pernyataan Rocky yang menjadi catatan Johannes, diantaranya soal penundaan pemilu.
Baca SelengkapnyaKPK membawa Gubernur Bangkulu Rohidin Mersyah ke Jakarta untuk diperiksa terkait operasi tangkap tangan (OTT).
Baca SelengkapnyaPolisi butuh waktu untuk memilah korban dari masing-masing pelaku karena banyaknya barang bukti
Baca SelengkapnyaHasil investigasi Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatera Utara, sebelumnya menemukan dugaan keterlibatan anggota TNI terkait kebakaran rumah tersebut.
Baca Selengkapnya