Sepak Terjang M Taufik di Kancah Politik
Merdeka.com - Mohamad Taufik dipecat dari Partai Gerindra. Dia dianggap tak loyal dan terlalu banyak manuver di luar kewenangan partai tempatnya bernaung.
Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Wihadi Wiyanto membeberkan kesalahan-kesalahan fatal Taufik. Menurut dia, kesalahan Taufik diakumulasi dari pelaksanaan Pilpres 2019 hingga saat ini.
Pertama, Taufik yang menjabat Ketua DPD DKI Jakarta, gagal memenangkan pasangan Prabowo-Sandi di ibu kota.
-
Siapa yang dipecat dari partai politik? Sayangnya, pada tahun 2018, ia dipecat dari partai tersebut karena dituduh melakukan kecurangan suara pada pemilu sebelumnya.
-
Siapa yang dipecat? Dari tujuh orang tersebut, dua orang polisi dipecat positif mengonsumsi narkoba.
-
Siapa yang dipecat oleh PDIP? PDIP telah memecat Cinta Mega usai ketahuan diduga main judi slot Politikus PDIP Cinta Mega akhirnya dipecat oleh partai, usai ketahuan diduga bermain judi online slot saat rapat paripurna bulan lalu.
-
Kenapa caleg terpilih PDIP mundur? 'Sebelum mereka bertempur ada aturan main itu namanya, mereka (enam caleg) surat pengunduran diri termasuk saya. Sudah proses nanti kalau terjadi permasalahan ini diselesaikan dengan kemenangan di wilayah itu,' kata Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto Rabu (5/6).
-
Siapa yang dipecat dari pekerjaannya? Pada 19 September, bank tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja Shi dan pengeluaran dirinya dari Partai Komunis China setelah dilakukan penyelidikan terkait masalah tersebut, menurut laporan dari media China, Securities Times.
"Tak hanya itu, pada saat saudara Taufik menjadi Ketua DPRD kantor DPD Partai Gerindra tidak ada. Dan juga saat Pilpres DKI kalah itu menjadi catatan juga," kata Wihadi.
Kemudian, M. Taufik diketahui kerap disebut terlibat dalam perkara tindak pidana korupsi di lingkungan pemerintah DKI. "Ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa di KPK," ujarnya.
Sepak Terjang M Taufik
Taufik bukan orang baru di politik. Kiprahnya bersama Gerindra sudah 13 tahun. Bahkan dia ikut mendirikan DPD Gerindra Jakarta.
Pada tahun 2012 lalu, di bawah komando Taufik, bersama PDIP dia memenangkan pasangan Jokowi-Ahok. Koalisi ini menumbangkan incumbent Fauzi Bowo - Nahrawi Ramli.
Kemudian pada 2017 lalu, M Taufik juga berhasil menumbangkan incumbent di Jakarta. Kala itu, Anies-Sandi menang melawan Ahok-Djarot.
Sebelum di Gerindra, M Taufik tercatat pernah berkiprah di Golkar dan Partai Keadilan dan Persatuan (PKP).
Dikutip dari situs resmi DPRD DKI, sejumlah organisasi pernah diikuti Taufik. Mulai dari Sekjen Serikat Pekerja Maritim Indonesia, Ketua SPSI Pelabuhan Tanjung Priok.
Kemudian, Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Jayabaya, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Jayabaya, Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional-Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta dan Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ).
Dosa M Taufik Bagi Gerindra
Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Wihadi Wiyanto membeberkan kesalahan-kesalahan fatal yang menyebabkan Mohamad Taufik dipecat dari Partai Gerindra sebagai kader.
Wihadi menyebut kesalahan Mohamad Taufik diakumulasi dari pelaksanaan Pilpres 2019 hingga saat ini.
Pertama, selaku kader Partai Gerindra juga sebagai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta dan menjabat di DPRD DKI Jakarta dari fraksi Gerindra, dinyatakan telah gagal dalam menjalankan amanah Partai terkait dengan kalahnya perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi di DKI Jakarta pada Pilpres 2019.
"Tak hanya itu, pada saat saudara Taufik menjadi Ketua DPRD kantor DPD Partai Gerindra tidak ada. Dan juga saat Pilpres DKI kalah itu menjadi catatan juga," kata Wihadi, saat diwawancarai di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (7/6).
Kemudian, M. Taufik diketahui kerap disebut terlibat dalam perkara tindak pidana korupsi di lingkungan pemerintah DKI.
"Ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa di KPK," ujarnya.
Kebohongan-kebohongan juga sering dilontakan M. Taufik, di mana pada persidangan sebelumnya oleh MKP pada 21 Febuari 2021, M. Taufik mengaku akan loyal dan setia kepada Partai Gerindra. Nyatanya, ia melanggar AD/ART yang diatur oleh Partai dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto itu.
"Namun kenyataannya dia sudah kita tanyakan berkali-kali pada saat sidang di bawah sumpah apakah akan keluar dari Partai Gerindra dia menyatakan akan tetap di Gerindra," ungkapnya.
Tak hanya itu, M. Taufik selaku kader Partai Gerindra, telah banyak memberikan statemen atau pernyataan-pernyataan di media pemberitaan nasional terkait dengan pergantian dirinya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Padahal diketahui bahwa pernyataannya tersebut banyak yang tidak benar dan telah menyudutkan Partai Gerindra bahkan pernyataan tersebut membuat gaduh di masyarakat dan dalam internal.
"Oleh sebab itu, MKP ada lima majelisnya sepakat untuk memutus saudara Taufik, memecat sebagai kader Partai Gerindra mulai keputusan itu di sampaikan pada hari ini," tegas Wihadi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ramai Kader PDIP di Majalengka Mundur Ikuti Jejak Maruarar, Organisasi Sayap Tegaskan Tetap Setia
Baca SelengkapnyaGhufron menempuh mekanisme internal partai usai diganti dari DPR 2024-2029 dan diberhentikan sebagai kader.
Baca SelengkapnyaMardiono mengibaratkan hal itu sebagai seorang yang mencuri sendal saat salat Jumat.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Karnavian mencopot Pj Bupati Kampar, Muhammad Firdaus dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaPilkada Sumut 2024: PDIP Tak akan Terima Berkas Pendaftaran Bobby Nasution Karena Sudah Dipecat
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memberikan kesempatan bagi Wali Kota Medan Bobby Nasution yang memberikan dukungan ke Ganjar-Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaProfil Tia Rahmania politisi yang dipecat dari PDIP usai sampaikan kritik kepada Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Baca SelengkapnyaBudiman sendiri mantan kader PDIP yang dipecat usai terang-terangan mendukung Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaNama Tia Rahmania menjadi pembicaraan publik setelah melakukan protes kepada Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron
Baca Selengkapnyaomarudin menjelaskan, kasus pemecatan terjadi tak hanya kepada mereka berdua. Akan tetapi, terjadi pula di berbagai wilayah kabupaten/kota.
Baca SelengkapnyaRatusan kader ini mengikuti langkah politik yang diambil Maruarar Sirait.
Baca SelengkapnyaKubu Tia menilai tudingan menggelembungkan suara saat Pemilu 2024 yang menjadi dalih pemecatan janggal.
Baca Selengkapnya