Serangan Antasari dan performa debat bikin suara Agus-Sylvi jeblok
Merdeka.com - Dalam perhitungan cepat (quick count) perolehan suara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni tidak sebaik hasil survei sebelum Pilgub DKI dilakukan. Dalam hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei, semuanya menempatkan Agus-Sylvi dalam posisi buncit.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan perolehan suara Agus-Sylviana jeblok. Peneliti LSI, Ade Mulyana mengatakan salah satu yang membuat turunnya suara Agus adalah tudingan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tudingan Antasari yang menyebut SBY sebagai dalang rekayasa kasus pembunuhan bos Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain, berdampak buruk bagi perolehan suara Agus. Meskipun SBY telah membantah tudingan itu rupanya tidak bisa menaikkan suara Agus Yudhoyono.
"Alasan pertama adalah efek Antasari. Bahwa kemarin kita sama-sama lihat dan sama-sama dengar Antasari menuduh SBY inisiator kriminalisasi dirinya," kata Ade di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta, Rabu (15/2).
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
-
Mengapa pertemuan Susi dan Prabowo jadi sorotan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Apa yang terjadi di debat Pilgub Sulut? Debat ketiga Pilgub Sulawesi Utara (Sulut) diwarnai kejadian menarik. Hal ini karena pasangan nomor dua, Elly Engelbert Lasut dan Hanny Jost Pajouw (E2L-HJP) justru mengajak warga dan pendukungnya untuk memilih pasangan nomor urut 3, Steven Kandouw dan Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT).
"SBY langsung konpers dan mengatakan bahwa Antasari adalah memfitnah dirinya namun efek elektoral tetap buruk untuk Agus," sambungnya.
Pernyataan Ade ini seolah menjadi alasan turunnya suara Agus. Hal ini karena lima hari jelang pencoblosan, LSI Denny JA ini mengeluarkan rilis survei yang hasilnya memenangkan Agus-Sylvi meski masih dalam batas margin error.
"Kami melakukan survei mulai 8-9 Februari 2017. Hasilnya, pasangan Agus-Sylvi memimpin dengan 30,9 persen. Disusul dengan Ahok-Djarot 30,7 persen dan Anies-Sandiaga 29,9 persen," ujar Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Jumat (10/2) lalu.
Tak cuma LSI yang menyebut serangan Antasari kepada SBY mempengaruhi turunnya suara Agus. Beberapa lembaga survei yang kemarin melakukan hitung cepat juga menyatakan hal serupa.
Debat pilgub DKI 2017 ©2017 Merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hasil hitung cepat (quick count) yang menempatkan Agus Harimurti-Sylviana Murni di urutan paling buncit merupakan hal yang mengejutkan. Sebab, berbagai lembaga survei 3 bulan terakhir tak jarang menempatkan pasangan nomor urut satu itu di urutan pertama dan kedua.
"Yang tidak terduga pasangan urut nomor tiga. Saya kira ini karena salah diagnosis. Terjadi baku serang antara kubu satu dan kubu dua, kubu tiga melenggang sendirian," ujar Burhanuddin di kantor Indikator Politik Indonesia, Jakarta, Rabu (15/2) kemarin.
Direktur Lembaga Riset Voxpol Centre, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, penurunan suara Agus-Sylvi bisa jadi disebabkan oleh berbagai masalah menyangkut SBY.
"Sejak dimulainya proses Pilkada DKI Jakarta ini, SBY sering kali melakukan manuver-manuver. Hal ini bisa jadi membuat tren Agus-Sylvi menurun di mata masyarakat," kata Pangi Syarwi Chaniago yang ditemui usai menggelar quick count di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/2).
Pangi menambahkan, selain manuver tersebut, kasus SBY dengan Antasari Azhar juga dinilai menjadi faktor lain turunnya perolehan pasangan calon nomor urut tiga.
"Kasus SBY dengan Antasari juga bisa menjadi sebab lain. Selain itu, Agus juga terlihat tidak bisa menarik satu segmen masyarakat. Misalnya, Anies-Sandi condong menarik suara muslim di Jakarta sedangkan Ahok- Djarot bisa menarik kepercayaan masyarakat karena kinerja selama ini. Sementara Agus, gagal menarik segmen tersebut," pungkasnya.
Namun serangan Antasari bukan satu-satu alasan suara Agus jeblok. Burhanuddin Muhtadi menyebut performa Agus dalam debat cagub membuatnya terjungkal di putaran kedua.
"Itu faktor yang tidak bisa diabaikan. Faktor efek debat itu menurut saya sudah sering kita lakukan signifikannya itu kuat sekali. Dan menurut saya, Ahok itu unggul di faktor rasional. Dengan kinerjanya sangat positif dan debatnya dianggap paling unggul," ujar Burhanuddin.
Debat Pilgub DKI 2017 ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
"Perbandingan rasional antara Anies dan Agus, Anies unggul. Saya bisa memaklumi kalau Agus masih baru dalam dunia politik kemudian muncul kecanggungan, ya wajarlah," ungkapnya.
Faktor lain yang membuat suara Agus turun menurut LSI Denny JA adalah kebanyakan pendukung poros Cikeas itu bekerja sebagai buruh harian. Sehingga, mereka lebih memilih bekerja ketimbang menggunakan hak pilihnya ke TPS.
"Ada alasan ekonomi mereka bekerja sebagai buruh harian. Lebih mengutamakan bekerja dibanding datang ke TPS. Jika datang ke TPS tidak dapat upah harian," terang Peneliti LSI, Ade Mulyana.
Masalah kedua, karena alasan teknis di mana banyak pendukung Agus-Sylviana terkendala administrasi yang tidak lengkap. Terakhir karena minimnya kesadaran politik para pendukung Agus.
"Masalah administrasi tidak lengkap, sulit untuk mengurus supaya dapat hak pilih. Alasan politik, kesadaran politik masyarakat rendah lebih mengutamakan kebutuhan dasar," pungkas Ade.
Namun Agus sendiri sudah legowo menerima kekalahannya. Bahkan Agus langsung menghubungi Ahok dan Anies untuk mengucapkan selamat karena keduanya masuk ke putaran dua.
"Secara ksatria, dan dengan lapang dada, saya menerima kekalahan saya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sekali lagi, secara ksatria dan dengan lapang dada, saya menerima kekalahan saya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta," kata Agus di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (15/2).
Debat Pilgub DKI 2017 ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Agus mengatakan, dalam setiap kompetisi adalah hal yang biasa jika ada yang menang dan ada yang kalah. Dia juga menyatakan, hal biasa dalam kompetisi ada suka dan ada duka.
"Ada suka, ada duka, itulah realitas kehidupan, selama masa kampanye, saya sering kali menolak bicarakan kekalahan. Secara prinsip, pantang untuk berpikir kalah sebelum perjuangan terakhir. Alasan lainnya, karena saya tidak ingin sedikitpun menurunkan semangat dan moril dari tim pemenangan Agus-Sylvi, para relawan, simpatisan serta seluruh warga Jakarta bersama perjuangan kami," tutur dia.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung yang sudah bekerja maksimal memenangkan pasangan Agus-Sylvi. Termasuk, terima kasih kepada partai pendukung seperti Demokrat, PKB, PPP dan PAN. Termasuk para relawan Agus-Sylvi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengatakan survei sejumlah lembaga ini berbeda dengan temuan tim di internalnya.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas dengan 42,9%.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai banyak pihak kecewa melihat debat capres kedua
Baca SelengkapnyaPresiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menanggapi hasil survei Pilkada Jateng terbaru yang dirilis SMRC.
Baca SelengkapnyaTingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres juga mengalami dinamika yang mirip.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaElektablitas Prabowo naik signifikan di Sumbar dan mampu menyalip dominasi Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaDalam survei tersebut, elektabilitas Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi sangat berbeda jauh.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, justru Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang menunjukkan kemampuannya.
Baca SelengkapnyaTren elektabilitas ketiga calon pada periode Juli-Agustus 2023 menunjukkan Ganjar mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaRekam Elektabilitas Ganjar-Mahfud di Dua Survei Pilpres Terbaru: 22,9% dan 24,5%
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara, Agus Arifin, terlihat disoraki oleh penonton yang hadir
Baca Selengkapnya