Serangan Prabowo Kepada Para Menteri Jokowi
Merdeka.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto semakin vokal menyuarakan kritikan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Kali ini 'serangan' Prabowo ditunjukkan kepada para pembantu presiden yang tergabung dalam kabinet kerja. Para menteri Jokowi mendapat kritik keras.
Apa yang dilontarkan Prabowo Subianto ini langsung direspon pemerintah Jokowi. Berikut ini serangan Prabowo terhadap para menteri Presiden Jokowi:
Menteri Pencetak Utang
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Siapa ajudan Prabowo yang jadi sorotan? Teddy adalah ajudan pribadi capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Prabowo membantu Jokowi? Jokowi mengajak Prabowo masuk dalam jajaran menterinya, dengan menjabat Menteri Pertahanan.
Capres Prabowo Subianto sangat prihatin dengan jumlah utang Indonesia yang saat ini jumlahnya cukup besar. Dengan banyaknya utang, dia ingin menyindir nama Menteri Keuangan diganti nama menjadi Menteri Pencetak utang. Dia mengungkapkan, banyaknya utang Indonesia kian menumpuk. Membuat bangsa dan rakyat Indonesia semakin terpuruk dan sengsara.
"Ini kalau ibarat penyakit, saya katakan stadium sudah cukup lanjut, sudah lumayan parah. Utang menumpuk terus, kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada menteri keuangan," katanya.
"Mungkin (Ganti) menteri pencetak utang. Bangga untuk utang, (tapi) yang suruh bayar orang lain," kata Prabowo.
Tanggapan Kemekeu soal Kritik Prabowo
Pernyataan Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto yang menyinggung soal Menteri Keuangan langsung ditanggapi pihak Kementerian Keuangan. Melalui Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti apa yang disampaikan Prabowo telah mencederai tidak hanya Menteri Keuangan Sri Mulyani melainkan seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan.
"Apa yang disampaikan oleh Calon Presiden Prabowo "Jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu), melainkan diganti jadi Menteri Pencetak Utang", sangat mencederai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan," kata Nufransa dikutip dari laman facebooknya, Minggu (27/1).
Dia menyebutkan, Kementerian Keuangan adalah sebuah institusi negara yang penamaan, tugas dan fungsinya diatur oleh Undang-Undang. "Siapapun tidak sepantasnya melakukan penghinaan atau mengolok-olok nama sebuah institusi negara yang dilindungi oleh Undang-Undang, apalagi seorang Calon Presiden," ujarnya.
Bersebrangan Soal Impor Beras
Saat debat capres yang berlangsung 17 Januari lalu, Prabowo sempat menyinggung tentang para menteri di kabinet kerja Jokowi yang disebut memiliki konflik kepentingan dalam membuat kebijakan. Dia membeberkan sejumlah kejanggalan di tubuh pemerintahan Jokowi. Salah satunya soal data jumlah impor beras yang berbeda-beda.
Prabowo menjelaskan, di antara menteri-menteri Jokowi berseberangan. Ada yang katakan persediaan beras cukup, tapi ada yang mau impor.
"Kami bertanya kepada bapak, pejabat yang bapak angkat termasuk Dirut Bulog Pak Buwas katakan cukup, Menteri Pertanian cukup, tapi Menteri Perdagangan izinkan impor, komoditas pangan begitu banyak, ini bingung di antara pejabat karena itu kami tanya, apakah bapak benar-benar yakin tidak ada konflik kepentingan?" tanya Prabowo.
Pembelaan Jokowi
Perkataan Prabowo yang mengatakan menteri Jokowi selalu berbeda-beda soal jumlah data impor beras, langsung mendapat respons Jokowi. Jokowi menilai, perbedaan pandangan antara menteri adalah hal wajar. Jokowi bahkan menekankan, memberikan kesempatan kepada para menteri untuk berdebat.
"Tapi kalau sudah diputuskan, harus dijalankan. Kalau menteri sama semua menurut saya enggak bagus, tidak ada saling kontrol, saling ngecek, mengawasi, penting sekali," kata Jokowi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo juga memberikan arahan agar para menteri untuk segera menyiapkan program kerja masing-masing.
Baca SelengkapnyaDalam momen tersebut, Prabowo menegaskan kepada jajaran menterinya untuk bekerja keras demi rakyat. Dia mengancam bakal mencopot menteri berkinerja buruk.
Baca SelengkapnyaDari sejumlah nama yang mendapat kepercayaan Prabowo untuk menjadi menteri, beberapa di antaranya adalah orang dekat Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDalam sidang kabinet perdana, Prabowo langsung 'ngegas' memberikan sederet peringatan keras pada menteri, wakil menteri & kepala badan yang baru saja dilantik.
Baca SelengkapnyaDia mengancam bakal mencopot menteri yang kinerjanya buruk.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya 17 menteri Jokowi dalam daftar calon menteri kabinet Prabowo-Gibran pada pemerintahan mendatang dilatarbelakangi oleh konsep keberlanjutan.
Baca SelengkapnyaAdapun orang-orang terdekat Prabowo dilantik sebagai menteri dan wakil menteri
Baca SelengkapnyaPara pemfitnah, kata Prabowo, mengira rakyat Indonesia bisa dibohongi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyayangkan Rocky Gerung yang seorang akademisi berkata kasar tersebut.
Baca SelengkapnyaPrabowo, dalam pidatonya, blak-blakan rahasia dapur kabinet Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, terkait kabinet baru perlu ditanyakan langsung kepada Prabowo
Baca Selengkapnya