Setnov sudah akui pertemuan, tak perlu putar rekaman lagi di MKD
Merdeka.com - Pengamat politik dari lembaga Populi Center Usep S Ahyar menegaskan bahwa agenda persidangan teradu Ketua DPR Setya Novanto di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada Senin (7/12) mendatang tidak perlu lagi mendengarkan isi rekaman. Selain sudah tidak relevan, Setnov sebelumnya sudah mengakui ada pertemuan itu.
"Karena sudah jelas ya, dari rekaman apalagi yang mau ditanyakan, karena sudah benar ini suara siapa, pelakunya sudah mengakui, jadi apalagi," kata Usep saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (5/12).
Bila sidang MKD masih digelar pemutaran rekaman, dia curiga ada motif politis di dalamnya. Motif yang dimaksud adalah Setnov berupaya mengulur-ulur persidangan agar dapat mencari celah untuk membela diri dan memutarbalikkan fakta persidangan.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
"Sebenarnya sidang mau diteruskan kan dalih mengulur dan cari celah-celah politik. Para politisi di MKD pandai bersilat lidah, membalik-balikkan fakta," tegas Usep.
Bahkan, lanjutnya, sidang MKD akan terus masuk angin bila komposisi hakim dan anggota MKD tidak diganti. Usep menambahkan sidang MKD kali ini seperti sidang politik, bukan sidang kode etik.
"Saya kira memang yang mendasar apa MKD ini, kalau orang yang sama maka pengulangan, nah ini motifnya saya kira ini kan sidang politik bukan sidang etik. Kalau sidang etik fokus di etik itu, ini kan sidang politik jadi hakim majelis, merangkap jaksa, merangkap politisi juga, hakim etik itu. Kalau mau bener ya hakimnya independen dong, kalau berani," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat beragam tanda yang perlu diperhatikan dari orang yang sering memutar balikan fakta.
Baca SelengkapnyaKetua MPR Bambang Soesatyo menepis kabar menyebut sejumlah pimpinan fraksi sepakat mengembalikan sistem pemilihan presiden kembali dipilih MPR.
Baca SelengkapnyaMahkamah Konstitusi kembali menggelar sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum, Senin (1/4)
Baca SelengkapnyaPengacara Staf Hasto Sebut Penyidik Minta Maaf Terkait Penyitaan Barang, KPK: Tidak Ada
Baca SelengkapnyaBamsoet menilai mahasiswa yang melaporkannya tidak membaca informasi secara utuh.
Baca SelengkapnyaKontraS angkat bicara terkait putusan bebas terhadap Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti dalam perkara dugaan pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaIsu seperti itu biasa digembor-gemborkan pihak tertentu dan bersifat politis.
Baca SelengkapnyaBudi malah menyesalkan pemberitaan media soal reshuffle kabinet yang membuat heboh.
Baca SelengkapnyaGerindra justru optimis kesaksian empat menteri tersebut akan secara langsung membantah tudingan kecurangan dilakukan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSaid Didu beralasan dirinya tidak bermusuhan dengan Apdesi.
Baca Selengkapnya