Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sutio Utomo, tukang patri yang jadi caleg

Sutio Utomo, tukang patri yang jadi caleg Sutio Utomo, tukang patri yang jadi caleg. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Dua tiang melebihi tinggi rumah, terpasang menjulang di kanan dan kiri depan rumah Sutio Utomo. Bendera partai ukuran jumbo, sekitar 4 X 3 M pun terus berkibar di bambu yang terikat kokoh antara rumah dan kios tempatnya bekerja.

Sementara di ruang tamu, terpasang banner gambarnya yang mengenakan baju warna biru berpeci hitam. Seperti caleg lain, pria berkaca mata itu berpose pasang muka ramah menyapa, namun tetap menjaga wibawa.

Utomo duduk santai sambil menikmati kopi didampingi tiga pria yang menjadi tim suksesnya.

Orang lain juga bertanya?

Bermodal semangat, kerja keras dan doa, Utomo mengusung idealismenya untuk menjadi wakil rakyat DPRD Kabupaten Malang. Dia menyimpan keyakinan akan merebut kursi, dan ingin menyampaikan aspirasi masyarakat kecil yang selama ini terpinggirkan.

"Wong cilik masih banyak yang susah, mereka bingung menyekolahkan anak. Ada dana pendidikan, tapi tidak sampai pada mereka, bahkan dikorup oknum-oknum di sekolah," ucap Utomo dengan mimik serius di rumahnya di Pujon Lor, Kecamatan Pujon, Malang, Sabtu (8/2).

Sehari-hari, Utomo berprofesi sebagai tukang patri, khusus untuk peralatan sprayer panggul. Profesi Utomo ini memang sudah hampir punah. Dia sendiri kebingungan saat ditanya pesaing seprofesinya itu.

Tukang patri biasanya berkeliling kampung menjual jasa menambalan panci dan peralatan dapur dengan menggunakan timah yang dipanaskan. Namun Utomo, khusus hanya menambal sprayer panggul, yakni alat pertanian yang biasanya untuk menyemprotkan pestisida ke tanaman.

Karena bahan sprayer yang tipis terbuat dari aluminium mengharuskan penambalan dengan patri. "Harus dengan patri mas, kalau menggunakan las pasti bahannya meleleh," ungkap ayah tiga anak yang pernah menjadi guru SMP Swasta itu.

Di petak berukuran 2 X 3 M di depan rumahnya, Utomo melayani 'pasien' yang rata-rata dari empat kecamatan dari enam kecamatan yang menjadi dapilnya. Dibantu anak pertamanya, Muhamad Syafii Setiawan (26), menerima sekitar 10 sampai 15 pelanggan sehari. Biaya servis yang dipungutnya berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 50.000,-, tergantung tingkat kerusakan atau banyaknya lubang yang harus dipatri.

Sambil menyervis, Utomo tidak segan ngobrol politik dan membagikan alat peraga kampanyenya berupa kartu nama dan stiker. Karena itu, dia tahu betul dengan persoalan para petani kecil dan buruh tani. "Jika terpilih doakan saya bisa amanah. Saya ingin mendorong dan mengawasi pemerintah untuk meringankan beban wong cilik," katanya.

Utomo mencalonkan diri dari Partai Amanat Nasional (PAN) di daerah pemilihan (Dapil) 7 Kabupaten malang dengan nomor urut 5 (Lima). Persaingan di dapilnya memang berat, namun tidak menyurutkan niatnya untuk bertarung pada 9 April mendatang.

Selama kampanye, dia dibantu dua orang tim suksesnya yang terus berkoordinasi menggalang massa dukungan. Sejak enam bulan lalu, dia sudah bekerja diawali meminta restu kerabat dan saudara. Siapapun, baginya potensi menjadi sumber suaranya.

"Selama mengunjungi rumah-rumah, mereka belum tahu calon yang akan mereka pilih, saya menawarkan alternatif, saya kasih stiker saya," katanya.

Mujahidin, salah satu tim sukses yang sekaligus mantan murid Utomo, mengaku ikhlas membantu. Dia sepeser pun tidak dibayar, namun merasa ada kedekatan saat diskusi. Dia mengaku berbagi pekerjaan dengan teman-temannya untuk sosialisasi ke rumah-rumah, yang rata-rata di lereng-lereng gunung.

"Rumah Pak Utomo ini tempat banyak orang kumpul. Di sini kita diskusi, ada rokok ya dirokok bareng-bareng. Kalau mau berkunjung ya bawa bismillah, malah justru kita yang pasti disuguhi kopi," ungkap Mujahidin.

Laporan: Darmadi (Malang) (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geliat Para Pengrajin Sangkar Burung di Bantul, Berjuang Demi Mempertahankan Eksistensi
Geliat Para Pengrajin Sangkar Burung di Bantul, Berjuang Demi Mempertahankan Eksistensi

Konon kerajinan sangkar burung di sana sudah ada sejak zaman Penjajahan Jepang. Namun kini eksistensinya makin redup.

Baca Selengkapnya
PDIP Jatim Beri Perhatian Agar Industri Kerajinan Kulit Sidoarjo Tidak Redup
PDIP Jatim Beri Perhatian Agar Industri Kerajinan Kulit Sidoarjo Tidak Redup

Beberapa pekan lalu, Kantor DPD PDIP Jawa Timur didatangi kelompok pengrajin Industri Tas dan Koper (Intako) kulit, Tanggulangin Sidoarjo.

Baca Selengkapnya
Pedagang Kecil Sampai Banting Meja, Penghasilan Krisis karena Usaha Sepi Malah Ditegur Pemerintah soal Pajak
Pedagang Kecil Sampai Banting Meja, Penghasilan Krisis karena Usaha Sepi Malah Ditegur Pemerintah soal Pajak

Seorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Hidup Unang Bagito, Jatuh Miskin Hingga Tinggal di Gudang dan Diceraikan Istri
Kisah Pilu Hidup Unang Bagito, Jatuh Miskin Hingga Tinggal di Gudang dan Diceraikan Istri

Unang dulunya begitu terkenal dan hidup dalam kemewahan. Namun, nasibnya berubah drastis

Baca Selengkapnya
Lama Tak Muncul di TV, Begini Kondisi Terbaru Pak Tarno yang Dikabarkan Jatuh Sakit
Lama Tak Muncul di TV, Begini Kondisi Terbaru Pak Tarno yang Dikabarkan Jatuh Sakit

Tak banyak yang tahu jika ternyata Pak Tarno jarang muncul di televisi lantaran jatuh sakit.

Baca Selengkapnya
'Tukang Ojek Vila’ Bertahan di Tengah Gempuran Aplikasi
'Tukang Ojek Vila’ Bertahan di Tengah Gempuran Aplikasi

Warga berharap agar Pemerintah Kota Batu punya solusi agar sektor pariwisata di kawasan legendaris ini kembali dikenal masyarakat luas. Seperti masa jayanya.

Baca Selengkapnya
Pemeran Semar Meninggal Usai Pentas Sendratari Sambut Ganjar dan Mahfud Kampanye Akbar di Solo
Pemeran Semar Meninggal Usai Pentas Sendratari Sambut Ganjar dan Mahfud Kampanye Akbar di Solo

Seniman yang memerankan tokoh Semar dan meninggal tersebut bernama Blacius Subono.

Baca Selengkapnya