Siapa yang Ingin Menjegal Anies Baswedan?
Merdeka.com - Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan merasa gerah dengan upaya untuk menjegalnya maju di Pilpres 2024. Anies menyindir hasil survei elektabilitas calon presiden 2024 yang selalu menempatkan dirinya di urutan ketiga.
Menurut Anies, bila ada yang ingin menjegalnya, artinya hasil survei yang diketahui publik bisa berbeda dengan aslinya.
"Ada yang tanya Pak Anies banyak yang jegal-jegal. Mungkin yang jegal-jegal itu sedang mengatakan survei aslinya. Kalau di survei nomor tiga kenapa harus dijegal? Mungkin yang jegal-jegal itu dia tahu hasil asli surveinya," sindir Anies saat menghadiri Milad ke 21 PKS di Kota Yogyakarta, Kamis (18/5).
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Kenapa NasDem prioritaskan Anies di Pilgub Jakarta? NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan, Anies dianggap menjadi tokoh prioritas untuk diusung pada Pilkada yang digelar November mendatang.
-
Kenapa Anies tidak jadi diusung di Jabar? Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat. Kapasitas dan pengalaman memimpin wilayah DKI Jakarta, bisa diterapkan di wilayah Jabar.Komunikasi di antara kedua belah pihak sudah intens sejak Rabu (28/8). Hingga Kamis (29/8) sore, pembahasan pengurus partai di tingkat pusat sudah positif.Pengurus PDIP di Jabar sudah diminta untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar.Namun, semua tiba-tiba berubah pada malam hari. Ia menegaskan, semua upaya yang sudah dilakukan diganggu oleh pihak luar.'Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDIP Perjuangan, kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu pada akhirnya membuat pak Anies tidak jadi diusung oleh PDI Perjuangan,' kata Ono di Kantor KPU Jabar, Jumat (30/8) dini hari.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
Anies tidak ingin menjadikan survei elektabilitas capres menjadi referensi. Karena belajar dari Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika berpasangan dengan Sandiaga Uno selalu menempati urutan bawah.
"Saat Pilkada Jakarta tidak ada satupun survei yang memenangkan kami. Sampai saat itu saya bilang, 'ini sebenarnya hasil aspirasi masyarakat atau aspirasi penyelenggara survei?'," ujar Anies.
"Survei-survei itu cukup kita jadikan referensi. Jangan sampai menjadi demotivasi. Jangan justru membuat kita khawatir," tambah dia.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh mendengar bisikan dari koleganya bahwa ada intervensi politik bagi partai yang mengusung Anies Baswedan ini. Tandanya adalah penetapan Sekjen NasDem dan Menkominfo Johnny G Plate dalam dugaan kasus korupsi.
"Semoga saja godaan-godaan yang menyatakan kepada saya ini tidak terlepas dari intervensi politik, tidak benar. Ini tidak terlepas dari intervensi kekuasaan, juga tidak benar," kata Paloh di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (17/5).
Paloh menegaskan, bisikan tersebut langsung dibantah oleh Paloh. Namun jika benar, dia yakin hukum alam akan membalasnya.
"Ini godaan pada diri saya dan sudah saya katakan tidak benar itu. Kalau benar, mungkin hukum alam nanti yang akan dihadapkan kepada ini," imbuhnya.
Upaya Penjegalan dari Lingkaran Kekuasaan?
Pengamat politik Ujang Komarudin mengaku sudah menduga upaya penjegalan terhadap Anies nyata. Karena Anies diposisikan sebagai antitesa Presiden Joko Widodo.
"Saya prediksi kalau Anies antitesa Jokowi, suka tidak suka senang tidak senang akan digembosi akan dijegal," ujar Ujang kepada wartawan, Jumat (19/6).
"Digembosi dilemahkan, menjegal lawan politik fenomena umum saja di konstruksi politik kita. Memang tidak boleh dilakukan, tapi itu selalu terjadi di setiap pemerintahan oleh setiap rezim," tambahnya.
Ujang melihat upaya penjegalan itu salah satunya serangan terhadap NasDem dengan kasus yang dialami Johnny Plate. Serta Demokrat yang juga anggota Koalisi Perubahan digoyang kembali dengan upaya Peninjauan Kembali (PK) oleh kubu Moeldoko dalam sengkarut kepengurusan partai berlambang mercy itu.
"Saya melihat dalam konteks politik serangan terhadap NasDem itu bagian pelemahan itu terhadap Anies dan koalisi perubahan, khususnya pada NasDem," jelas Ujang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini melihat tidak menutup kemungkinan upaya penjegalan itu datang dari Istana atau lingkaran orang-orang Jokowi. Karena sosok Anies ini yang dianggap menjadi lawan politik Jokowi.
"Yang jelas bagian dari kelompok-kelompok yang ada di Istana atau bagian dari kelompok-kelompok Jokowi bisa jadi seperti itu," ujar Ujang.
"Bukan fenomena rahasia umum kalau ada yang kuat ada yang akan menjadi kuda hitam dia akan dijegal dari awal agar dia tidak kuat dan tidak menang," pungkasnya.
Tanggapan PDIP
Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto menjelaskan apa yang dirasakan Anies bahwa dirinya dijegal bisa dijelaskan dengan teori komunikasi. Bahwa orang yang punya persepsi, disesuaikan dengan keinginannya. Orang ingin mendengar apa yang ingin didengar.
"Setiap orang punya persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya itu hukum komunikasi hukum komunikasi seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan seseorang akan mempersepsikan apa yang diinginkan," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/5).
"Kekhawatirannya, harapannya, selalu begitu. Misalnya, apa gitu, anggaplah itu ‘wah ini langkah untuk menjegal saya’. Itu kekhawatiran. Persepsinya begitu," jelas politikus yang akrab disapa Pacul ini.
Ia mengatakan, Anies hanya ingin membuat persepsi apa yang ingin ia dengar. Maka muncul narasi jegal dijegal tersebut.
"Tetapi saya mengatakan hukum komunikasi yang paling dasar adalah seseorang ingin mendengarkan apa yg ingin didengarkan, seseorang selalu mengkait-kaitkan dengan apa yang dia khawatirkan. Itu hukumnya," kata Pacul.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan tidak khawatir mengenai elektabilitasnya yang selalu berada di urutan terbawah di antara capres lainnya
Baca SelengkapnyaAnies dan cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berencana untuk masuk ke putaran kedua kontestasi.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru tentang calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies tidak mau ambil pusing soal elektabilitasnya dari hasil survei belum mampu menyaingi Ganjar Pranowo dan Prabowo di Jatim.
Baca SelengkapnyaTercatat, Anies Baswedan berada di peringkat teratas disegala simulasi.
Baca SelengkapnyaPKB menilai survei-survei yang kini dipublikasikan menjadi alat melegitimasi upaya kecurangan nantinya.
Baca SelengkapnyaFaktor kesukaan masyarakat berdampak pada elektabilitas Anies.
Baca SelengkapnyaGerindra akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu untuk calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara soal kemungkinan angka golput di Pilkada Jakarta 2024 naik pasca dirinya gagal mencalonkan.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, hasil survei hari ini belum menunjukkan kondisi ril pencoblosan 14 Februari nanti.
Baca SelengkapnyaMenurut Paloh, angka yang digambarkan pelbagai lembaga survei terhadap Anies itu tidak tepat.
Baca Selengkapnya