Sikap SBY soal dana aspirasi, ketegasan atau sandiwara kedua?
Merdeka.com - Sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Fraksi Partai Demokrat DPR yang dipimpin anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), soal Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau dana aspirasi, cukup membingungkan banyak kalangan.
Sebab, kendati SBY bersikap menolak dana aspirasi, Fraksi Demokrat DPR bersama enam fraksi yang lain ikut meloloskan usulan dana aspirasi sebesar Rp 11,2 triliun itu.
Meski publik melihat ada inkonsistensi antara sikap SBY dan Fraksi Partai Demokrat, presiden ke-6 itu tetap saja menganggap tidak ada yang berbeda dalam pandangan mereka.
-
Kenapa SBY dijuluki Bapak Perdamaian? Memiliki latar belakang militer, maka tidak mengherankan pada masa pemerintahannya SBY aktif mengirimkan pasukan Indonesia dalam misi menjaga perdamaian dunia. Dan oleh karena itu pula SBY dijuluki sebagai Bapak Perdamaian.
-
Siapa yang mendampingi SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Kenapa Gibran memuji SBY? Gibran menyampaikan itu usai melakukan pertemuan tertutup bersama SBY dan Keua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Senin (5/2) pagi. 'Paling penting tadi adalah bagaimana Pak SBY seorang tokoh berkenan untuk turun gunung terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah sekitarnya. Ini luar biasa sekali, menambah semangat kami,'
-
Bagaimana SBY membantu kampanye Prabowo-Gibran? SBY beberapa kali ada di kampanye Prabowo seperti di Aceh dan di Jatim.
-
Kenapa SBY bisa membantu Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. 'Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama.'
-
Siapa yang menunjukkan dukungan kepada SBY di Pestapora? Selain mendapatkan dukungan dari anak dan menantunya, SBY juga memperoleh sokongan dari para cucu serta anggota keluarga lainnya.
"Tidak ada satu kata pun pernyataan Fraksi Partai Demokrat yang setuju dengan dana aspirasi. Sikap FPD tetap segaris dengan sikap saya," kata SBY membela diri lewat akun media sosialnya pada Selasa 23 Juni atau sehari setelah rapat paripurna DPR yang menyetujui dana aspirasi.
Bahkan, SBY menekankan bahwa sikapnya sebagai pimpinan Partai Demokrat terhadap dana aspirasi "sama dengan ketegasan saya dulu untuk pertahankan sistem pilkada langsung."
SBY boleh saja menganggap dirinya tegas dalam mempertahankan pilkada langsung lewat revisi UU Pilkada pada akhir 2014 silam. Namun, sikap SBY kala itu justru mengingatkan polemik yang sama dengan apa yang dia dilakukan terkait dana aspirasi sekarang.
Pada September 2014, juga lewat media sosial, SBY menyatakan menolak pilkada lewat DPRD, namun dalam sidang paripurna, hampir semua anggota Fraksi Partai Demokrat 'walk out', sehingga opsi pilkada langsung kalah dalam voting. Setelah opsi pilkada langsung kalah, SBY juga yang mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang agar pilkada langsung tetap diakomodir.
Atas sikapnya yang demikian, sebagian kalangan bahkan ada yang menilai SBY memiliki kepribadian ganda. "Soal undang-undang pilkada, saya lihat SBY mengalami bipolar. Rancangan undang-undang dikirim pemerintah dalam dua draft, Kementerian Dalam Negeri. Pemerintah itu kan SBY. Tapi di akhir malah dicabut dengan Perppu. Ini kan jadi aneh," kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie M Massardi, dalam sebuah diskusi pada Oktober 2014 silam.
Kala itu, pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, juga menilai sikap SBY aneh dan seperti sandiwara. Menurut dia, Megawati Soekarnoputri-lah yang paling mengetahui cara bekas menterinya itu bersandiwara.
"Itu makanya Megawati konsisten untuk tidak membuka ruang-ruang komunikasi terhadap SBY, dan sekarang ternyata sikap itu ada benarnya," kata Ari kala itu.
Apapun komentar publik dan pengamat dalam polemik UU Pilkada dulu, toh nyatanya SBY tetap menganggap dirinya tegas, setegas anggapan sikapnya soal dana aspirasi sekarang, meski tetap saja sebagian kalangan dibuat bingung karenanya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.
Baca SelengkapnyaSBY menilai ajakan PDIP dan Gerindra baik untuk transparansi politik
Baca SelengkapnyaArtikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaPesan yang kedua yakni, kader merasa bahwa Partai Demokrat diprank oleh musang berbulu domba. Dia pun mengaku tertegun dengan kalimat itu.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY terlihat menahan emosi melihat sikat Capres Anies Baswedan yang memilih Cak Imin dibanding AHY.
Baca SelengkapnyaSBY sempat diingatkan rekannya sebelum masuk Koalisi Perubahan dan mendukung Anies.
Baca SelengkapnyaApakah SBY terkena karma akibat peristiwa 2009? Cek faktanya
Baca Selengkapnya