Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sindir Neno Warisman, TKN Ingatkan Doa Untuk Kepentingan yang Baik

Sindir Neno Warisman, TKN Ingatkan Doa Untuk Kepentingan yang Baik Neno Warisman. ©2018 Merdeka.com/Nur Fauziah

Merdeka.com - Acara Munajat 212 di Monas mendapat sorotan lantaran dinilai disusupi agenda politik terkait dukungan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga. Selain itu beredar video doa Neno Warisman yang dinilai tak pantas. Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan seharusnya doa adalah untuk kepentingan yang baik dan memuliakan Tuhan.

"Sejak kecil kami diajarkan doa. Doa itu memuliakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Doa itu juga memuliakan para leluhur. Doa itu untuk kepentingan yang baik. Enggak ada kami diajarkan doa itu paksa memaksa," jelasnya usai menghadiri deklarasi dukungan Paguyuban Rama Sinta di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/2).

Sementara itu, anggota TKN Habib Sholeh Al Muhdar menyampaikan doa seharusnya berasal dari hati yang bersih. Menangis dengan berdoa di hadapan manusia tapi hati penuh kebencian, dinilai tidak patut.

Orang lain juga bertanya?

"Surga tidak gratis. Jadi jangan menangis di hadapan manusia, tapi hatinya dengki, hasud. Semua manusia itu (berdoa) dari hati. Jadi jangan munafik seolah olah mereka lebih Islam dari kita, lebih mulia dari kita di hadapan Allah, itu belum," jelasnya.

Surga hanya bisa dicapai dengan kelakuan dan amal baik, bukan dengan bermunajat di Monas. "Surga kita dengan kelakuan kita, amal kita, bukan karena munajat di Monas itu bisa masuk surga. Walaupun tiap hari munajat di Monas belum tentu masuk surga," ucapnya.

Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding menilai, yang diucapkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 tak pantas disebut doa, melainkan orasi politik pragmatis.

"Pilihan diksi dalam ucapannya tampak sekali dibuat untuk menggiring opini publik. Seolah-olah hanya merekalah kelompok yang menyembah Allah. Sedangkan kelompok lain yang berseberangan bukan penyembah Allah. Pertanyaan saya dari mana Neno bisa mengambil kesimpulan itu? Apa ukurannya sampai ia bisa mengatakan jika pihaknya kalah maka tak akan ada lagi yang meyembah Allah?" kata Karding melalui rilisnya.

Menurutnya, Neno Warisman contoh paling gamblang bagaimana agama dijadikan kedok untuk tujuan politik. "Dia menafikan kenyataan bahwa Pak Jokowi-Ma'ruf didukung oleh begitu banyak kiai, santri pondok pesantren, umat Islam yang juga menjalankan salat, zakat, haji, dan berbagai kelompok lintas agama. Apa Neno merasa cuma dia dan kelompoknya yang menjalankan ibadah?" jelasnya.

Karding mengatakan memahami umat beragama tidak bisa melepaskan ketentuan yang telah diatur Tuhan dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk saat berpolitik. Namun menjadikan nama Tuhan untuk tujuan politik dan menggiring opini seolah lawan politiknya tidak menyembah Tuhan menurutnya sangat menggelikan.

"Apa Neno mengira bahwa surga dan Tuhan hanya utk kelompok mereka?" kata Karding.

Dia juga mengatakan sosok Neno Warisman bukanlah orang yang fanatik dalam beragama. Karena penganut fanatik agama sangat mengerti nilai- nilai esensial yang diajarkan agama, seperti menghargai, menghormati, dan menjaga perasaan sesama manusia. Bukan mengklaim kelompoknya yang paling benar dan yang lain salah.

"Bagi saya Neno sedang terjerat dalam fanatisme politik. Ucapannya bukan saja mendiskreditkan kelompok yang berlainan politik dengannya tapi bahkan juga berani mendikte dan mengancam Tuhan," ucapnya.

Sebelumnya, Bawaslu menerima laporan terkait dugaan pelanggaran kampanye dalam acara Malam Munajat 212 di Monas pada Kamis (21/2). Laporan tersebut kini tengah dibahas oleh Bawaslu DKI.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, Ahmad Muzani mempersilakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menyelidiki lebih lanjut kasus dugaan pelanggaran kampanye di aksi munajat 212, Kamis (21/2). Sebab, kata dia memang wewenang Bawaslu untuk menilai adanya pelanggaran atau tidak.

"Apakah itu ada unsur atau tidak, biar Bawaslu. Selalu saja kalau ada selisih paham dua belah pihak selalu merujuknya ke Bawaslu karena Bawaslu itu adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk menentukan apakah ini salah jalur atau tepat jalur," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/2).

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi
Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi

Pernyataan Hasto dinilai jauh dari kesan dan sikap seorang kader partai politik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nusron TKN Prabowo Pedas Balas Anies soal 'Ndasmu Etik', Ungkit Masalah Komitmen
VIDEO: Nusron TKN Prabowo Pedas Balas Anies soal 'Ndasmu Etik', Ungkit Masalah Komitmen

Nusron Wahid merespons pernyataan Anies Baswedan terhadap ucapan Prabowo Subianto soal 'Ndasmu Etik'

Baca Selengkapnya
Jelang Pencoblosan, TKN Prabowo-Gibran Gelar Doa Bersama Kiai dan Habaib di Kertanegara
Jelang Pencoblosan, TKN Prabowo-Gibran Gelar Doa Bersama Kiai dan Habaib di Kertanegara

Nusron menegaskan, tidak ada agenda politik dalam acara tersebut.

Baca Selengkapnya
TKN Sindir Anies soal Etika: Ikut Konvensi Demokrat Lompat jadi Pendukung Jokowi hingga ke Prabowo
TKN Sindir Anies soal Etika: Ikut Konvensi Demokrat Lompat jadi Pendukung Jokowi hingga ke Prabowo

TKN Prabowo-Gibran menyebut masalah etika adalah ketika seseorang bersikap komitmen dalam berpolitik.

Baca Selengkapnya
Nusron Wahid Jawab TPN Ganjar-Mahfud soal Etika Presiden Boleh Kampanye: Dulu Kenapa Tidak Dipermasalahkan?
Nusron Wahid Jawab TPN Ganjar-Mahfud soal Etika Presiden Boleh Kampanye: Dulu Kenapa Tidak Dipermasalahkan?

Nusron menyebut isu standar moral ini muncul karena perbedaan kepentingan politik saja.

Baca Selengkapnya
Polemik Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI: Hati-Hati Bercanda dengan Diksi Agama
Polemik Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI: Hati-Hati Bercanda dengan Diksi Agama

Ketum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.

Baca Selengkapnya
PPP Tegaskan Pidato Ganjar di KPU Soal KKN Tak Sindir Paslon Lain
PPP Tegaskan Pidato Ganjar di KPU Soal KKN Tak Sindir Paslon Lain

Dia menganalogikan jika pidato Ganjar membuat seseorang gatal, berarti harus digaruk.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri gara-gara Gunakan Akronim
Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri gara-gara Gunakan Akronim "Amin"

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan diadukan ke Bareskrim Polri oleh kelompok yang menamakan diri Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, NasDem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, NasDem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral

Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Nasdem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral

Baca Selengkapnya
VIDEO: Cak Imin Pedas Slepet Prabowo 'Ndasmu Etik: Jangan Remehkan Etika!
VIDEO: Cak Imin Pedas Slepet Prabowo 'Ndasmu Etik: Jangan Remehkan Etika!

Pernyataan calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Reaksi Keras Anggota DPR Soal Tayangan Azan: Itu Terjadi setelah Perindo Dukung Ganjar
Reaksi Keras Anggota DPR Soal Tayangan Azan: Itu Terjadi setelah Perindo Dukung Ganjar

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli menilai tayangan azan yang memperlihatkan sosok Ganjar bisa diartikan sebagai kampanye.

Baca Selengkapnya
Saran MUI soal Kemunculan Ganjar di Tayangan Azan Magrib Televisi
Saran MUI soal Kemunculan Ganjar di Tayangan Azan Magrib Televisi

PDIP menilai kemunculan Ganjar dalam tayangan azan bukan merupakan bagian politik identitas

Baca Selengkapnya