Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sindiran Ahok & pendukung saat koalisi kekeluargaan pamer kekuatan

Sindiran Ahok & pendukung saat koalisi kekeluargaan pamer kekuatan Golkar resmi dukung Ahok. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Petinggi DPD dari tujuh partai politik DKI Jakarta bertemu di sebuah restoran di bilangan Jakarta Pusat, Senin (8/8). Mereka sepakat satu suara untuk menggabungkan diri dalam satu koalisi besar di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan digelar Februari tahun depan.

Pimpinan DPD PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PKB, PPP dan PKS menegaskan sikap politik mereka untuk melawan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok yang sudah diusung tiga partai politik yakni Golkar, Hanura dan NasDem.

Tujuh partai politik ini menamakan koalisi ini dengan sebutan koalisi kekeluargaan. "Di sini kami bertujuh berkoalisi dengan nama koalisi kekeluargaan. Kami di sini bersepakat untuk mencari kriteria pemimpin yang arif, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih dan cerdas," kata Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio usai melakukan pertemuan, Senin (8/8).

Orang lain juga bertanya?

Pamer kekuatan koalisi kekeluargaan ini tidak membuat Ahok dan tiga parpol pendukungnya gentar. Bahkan sebaliknya. Mereka justru melakukan psywar, menyindir koalisi kekeluargaan. Ahok menanggapi dingin gabungan kekuatan tujuh parpol.

"Ya mungkin semuanya kekeluargaan. Bahas anggaran kekeluargaan, diskusi kekeluargaan, mau diskusi sama pejabat juga kekeluargaan. Mungkin itu maksudnya," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Mantan Bupati Belitung Timur ini juga menyinggung pemilihan nama koalisi tujuh partai tersebut. Dalam pandangan Ahok, nama keluarga dipilih lantaran tujuh parpol itu tidak memiliki satu ideologi partai yang sama.

"Saya enggak ngerti, ideologinya beda, makanya mesti kekeluargaan. Kalau kekeluargaan, kan enggak ada yang bertarung dong, namanya juga keluarga," ungkapnya sambil tertawa.

Sindiran pedas juga datang dari politisi NasDem Taufiqulhadi. Dia merasa aneh ketika tujuh parpol bergabung dan menyatakan diri sebagai satu kekuatan untuk melawan calon petahana, tapi justru belum memiliki nama calon lawan penantang Ahok.

"Saya tanyakan sekarang ini koalisi besar, yang paling penting itu adalah memulainya adalah harus hadir seorang tokoh dulu siapa yang kita unggulkan kemudian baru bentuk koalisi. Yang mau maju itu kan seorang tokoh. Saya ingin tanyakan siapa tokohnya? Siapa orangnya? Masa 7 parpol itu mau maju. Jadi cari orang dulu baru koalisi," sindir Taufiq.

Dia tak takut dengan gebrakan politik tujuh parpol. Bahkan dia menyebut koalisi ini tertinggal jauh dibanding 3 partai pendukung Ahok. Apalagi calon yang diusung tiga partai ini sudah terlihat jelas rekam jejak kinerjanya.

"Koalisi ini sudah tertinggal di belakang. Bukan pemenangan, kampanye sudah dilakukan. Kenapa dilakukan? Memimpin ini semua orang sudah tahu tentang dia. Tidak perlu lagi memperkenalkan diri siapa. Sedangkan yang 7 itu saya tanyakan siapa yang ingin dimajukan," tegasnya.

Partai-partai pendukung Ahok sama sekali tidak gentar dengan manuver tujuh partai di DKI Jakarta. Meski jumlah partai pendukung Ahok kalah banyak, Taufik tetap optimis bakal memenangkan pertarungan di Pilgub DKI nanti.

"Menurut saya sebuah upaya politik yang sehat. Dan tidak ada masalahnya. Akhirnya nanti masyarakat yang menentukan. Ini lihat nanti, 3 partai akan menggulung 7 partai di DKI," tutupnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Airlangga Pastikan KIM Solid: Jangan Ada Pihak yang Ingin Ganggu Solidaritas Antar Parpol
Airlangga Pastikan KIM Solid: Jangan Ada Pihak yang Ingin Ganggu Solidaritas Antar Parpol

Airlangga memperingatkan agar tak ada pihak-pihak yang berniat mengganggu hubungan antar parpol di KIM

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ekspresi Pramono Blak-blakan Dapat Dukungan Anak Abah dan Ahokers
VIDEO: Ekspresi Pramono Blak-blakan Dapat Dukungan Anak Abah dan Ahokers "Energi Luar Biasa"

Pramono-Rano mengaku mendapat dukungan dari pendukung kedua sosok tersebut, yakni Ahokers dan Anak Abah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Massa Pendukung Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta: 'Kami Cinta PDIP Kami Cinta Ahok!'
FOTO: Aksi Massa Pendukung Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta: 'Kami Cinta PDIP Kami Cinta Ahok!'

Mereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.

Baca Selengkapnya
Anies Beri Kode soal Sikap Hak Angket PDIP: Dalam Hari-Hari ke Depan akan Final
Anies Beri Kode soal Sikap Hak Angket PDIP: Dalam Hari-Hari ke Depan akan Final

Anies menjamin NasDem, PKB, dan PKS tetap solid mendukung adanya hak angket.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Airlangga Golkar: Sekarang Mau ke Munas Pasti Ada yang Mau Pecah Belah Golkar
VIDEO: Airlangga Golkar: Sekarang Mau ke Munas Pasti Ada yang Mau Pecah Belah Golkar

Airlangga mengingatkan agar seluruh kader Partai Golkar merapatkan barisan.

Baca Selengkapnya
Pramono-Rano dapat Dukungan dari Anak Abah, Hasto Singgung Negara Berbentuk Republik Bukan Kerajaan
Pramono-Rano dapat Dukungan dari Anak Abah, Hasto Singgung Negara Berbentuk Republik Bukan Kerajaan

'Anak Abah' merupakan istilah pendukung Anies Baswedan saat Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
PKB Tertarik dengan Penawaran PDIP di Pilkada Jakarta dan Jawa Timur
PKB Tertarik dengan Penawaran PDIP di Pilkada Jakarta dan Jawa Timur

Jika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Batal Satu Panggung, Ahok Ungkap Alasan Anies Tak Datang Kampanye Akbar Pramono-Rano
Batal Satu Panggung, Ahok Ungkap Alasan Anies Tak Datang Kampanye Akbar Pramono-Rano

Ahok menjelaskan absennya Anies Baswedan di kampanye akbar Pramono-Rano.

Baca Selengkapnya