Sindiran Ahok & pendukung saat koalisi kekeluargaan pamer kekuatan
Merdeka.com - Petinggi DPD dari tujuh partai politik DKI Jakarta bertemu di sebuah restoran di bilangan Jakarta Pusat, Senin (8/8). Mereka sepakat satu suara untuk menggabungkan diri dalam satu koalisi besar di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan digelar Februari tahun depan.
Pimpinan DPD PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PKB, PPP dan PKS menegaskan sikap politik mereka untuk melawan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok yang sudah diusung tiga partai politik yakni Golkar, Hanura dan NasDem.
Tujuh partai politik ini menamakan koalisi ini dengan sebutan koalisi kekeluargaan. "Di sini kami bertujuh berkoalisi dengan nama koalisi kekeluargaan. Kami di sini bersepakat untuk mencari kriteria pemimpin yang arif, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih dan cerdas," kata Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio usai melakukan pertemuan, Senin (8/8).
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Pamer kekuatan koalisi kekeluargaan ini tidak membuat Ahok dan tiga parpol pendukungnya gentar. Bahkan sebaliknya. Mereka justru melakukan psywar, menyindir koalisi kekeluargaan. Ahok menanggapi dingin gabungan kekuatan tujuh parpol.
"Ya mungkin semuanya kekeluargaan. Bahas anggaran kekeluargaan, diskusi kekeluargaan, mau diskusi sama pejabat juga kekeluargaan. Mungkin itu maksudnya," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga menyinggung pemilihan nama koalisi tujuh partai tersebut. Dalam pandangan Ahok, nama keluarga dipilih lantaran tujuh parpol itu tidak memiliki satu ideologi partai yang sama.
"Saya enggak ngerti, ideologinya beda, makanya mesti kekeluargaan. Kalau kekeluargaan, kan enggak ada yang bertarung dong, namanya juga keluarga," ungkapnya sambil tertawa.
Sindiran pedas juga datang dari politisi NasDem Taufiqulhadi. Dia merasa aneh ketika tujuh parpol bergabung dan menyatakan diri sebagai satu kekuatan untuk melawan calon petahana, tapi justru belum memiliki nama calon lawan penantang Ahok.
"Saya tanyakan sekarang ini koalisi besar, yang paling penting itu adalah memulainya adalah harus hadir seorang tokoh dulu siapa yang kita unggulkan kemudian baru bentuk koalisi. Yang mau maju itu kan seorang tokoh. Saya ingin tanyakan siapa tokohnya? Siapa orangnya? Masa 7 parpol itu mau maju. Jadi cari orang dulu baru koalisi," sindir Taufiq.
Dia tak takut dengan gebrakan politik tujuh parpol. Bahkan dia menyebut koalisi ini tertinggal jauh dibanding 3 partai pendukung Ahok. Apalagi calon yang diusung tiga partai ini sudah terlihat jelas rekam jejak kinerjanya.
"Koalisi ini sudah tertinggal di belakang. Bukan pemenangan, kampanye sudah dilakukan. Kenapa dilakukan? Memimpin ini semua orang sudah tahu tentang dia. Tidak perlu lagi memperkenalkan diri siapa. Sedangkan yang 7 itu saya tanyakan siapa yang ingin dimajukan," tegasnya.
Partai-partai pendukung Ahok sama sekali tidak gentar dengan manuver tujuh partai di DKI Jakarta. Meski jumlah partai pendukung Ahok kalah banyak, Taufik tetap optimis bakal memenangkan pertarungan di Pilgub DKI nanti.
"Menurut saya sebuah upaya politik yang sehat. Dan tidak ada masalahnya. Akhirnya nanti masyarakat yang menentukan. Ini lihat nanti, 3 partai akan menggulung 7 partai di DKI," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga memperingatkan agar tak ada pihak-pihak yang berniat mengganggu hubungan antar parpol di KIM
Baca SelengkapnyaPramono-Rano mengaku mendapat dukungan dari pendukung kedua sosok tersebut, yakni Ahokers dan Anak Abah.
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaAnies menjamin NasDem, PKB, dan PKS tetap solid mendukung adanya hak angket.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengingatkan agar seluruh kader Partai Golkar merapatkan barisan.
Baca Selengkapnya'Anak Abah' merupakan istilah pendukung Anies Baswedan saat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSaidiman mengatakan hal ini baik karena Ahokers dan Anak Abah sempat terpolarisasi saat Pilkada Jakarta 2016 silam.
Baca SelengkapnyaJika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaAhok menjelaskan absennya Anies Baswedan di kampanye akbar Pramono-Rano.
Baca Selengkapnya