Sinyal PAN berpaling dari Deddy Mizwar
Merdeka.com - Dua poros politik telah terbentuk di Pilgub Jabar 2018. Dia adalah kubu Ridwan Kamil dengan Golkar, NasDem, PPP dan PKB. Serta kubu Deddy Mizwar bersama Demokrat, PAN dan PKS. Baik Ridwan maupun Deddy telah mengantongi tiket Pilgub Jabar karena jumlah kursi DPRD partai pengusung sudah lebih dari 20, minimal syarat mengusung calon.
Tapi, posisi Deddy belum aman. Sebab, koalisi Deddy belum solid mendukung Deddy dan Ahmad Syaikhu. Bahkan, PAN secara terang-terangan mengatakan belum setuju jika Deddy maju dengan wakilnya Wakil Wali Kota Bekasi Syaikhu. Kesempatan ini pun tak mau disia-siakan oleh Gerindra.
Sampai saat ini, Gerindra belum memiliki teman koalisi di Pilgub Jabar. Meskipun, partai besutan Prabowo Subianto itu telah mengeluarkan rekomendasi kepada Mayjen (purn) TNI Sudrajat, tapi kursi yang dimiliki Gerindra sebanyak 11 belum cukup. Gerindra pun punya cara.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa pemilu susulan di Demak diadakan? 'Meskipun saat ini masih mengungsi ke rumah saudara di Kudus, namun saya bersama istri tetap antusias menggunakan hak pilih karena itu sudah kewajiban sebagai warga negara,' kata Sunoto, warga Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, yang saat hari pemilu susulan digelar, rumahnya masih terendam banjir.
-
Apa yang terjadi dengan Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
PAN dibidik membelot dari poros Deddy Mizwar. Selain karena Gerindra sudah merasa dikhianati oleh Deddy, keduanya ingin membawa nostalgia kemenangan manis Pilgub DKI di tanah Pasundan. Terbukti, PAN yang notabene telah punya jagoan yakni Deddy masih juga melirik Sudrajat.
"Kami akan bertemu Sudrajat dalam rangka silaturahim, ta'aruf, besok," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada wartawan saat ditemui di Bandung, Senin (11/12).
Gerindra memang sudah menutup pintu rapat kepada Deddy Mizwar. Sebab, awalnya Deddy menjanjikan akan menjadi kader Gerindra sebelum dicalonkan. Tapi nyatanya, pemeran Naga Bonar itu malah menjadi anggota Demokrat dan diusung oleh partai pimpinan SBY tersebut.
PAN pun membuka peluang untuk berpaling dari Deddy. Ketum PAN Zulkifli Hasan menegaskan, pencalonan terhadap Deddy bisa saja berubah. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada rekan koalisi yakni Gerindra dan PKS. Dia akui PAN tak bisa ngotot calonkan Deddy karena kursi yang tak cukup untuk maju sendiri.
"Saya (PAN) sudah putuskan dukung Deddy Mizwar, tapi kalau PAN sendiri itu tidak cukup. Oleh karena itu, nanti tergantung kesepakatan partai-partai (koalisi). Maka kami menunggu PKS, Gerindra bagaimana nanti sikap bersamanya," kata Ketua MPR itu di sela-sela kunjungan kerjanya di Bandung, dikutip dari Antara, Senin (11/12).
Terkait usulan Partai Gerindra untuk mendukung Sudrajat sebagai bakal calon gubernur Jabar, Zulkifli mengatakan pihaknya akan menerima jika Sudrajat ingin bertemu.
Dia juga mengingatkan, sikap politik PAN masih bisa berubah sebelum secara resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada saat pendaftaran.
"Siapa saja boleh ketemu saya. Politik itu, sebelum terpilih jadi gubernur, masih bisa berubah. Maka kami bersama-sama dengan partai pendukung, karena kalau PAN keluarkan rekomendasi sendiri nanti tidak laku," tambahnya.
Meskipun PAN berpaling dari Deddy, secara matematis koalisi Demokrat dan PKS masih bisa mencalonkannya. Tapi, Gerindra pun kini tengah membidik PKS untuk bergabung bersama koalisi Sudrajat. Terlebih, antara Gerindra dan PKS punya kedekatan spesial di sejumlah Pilkada pasca kemenangan DKI.
"Deddy Mizwar bisa ditinggalkan PKS dalam Pilgub Jabar nanti. Jika Gerindra menawarkan insentif yang menarik untuk PKS," ujar Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, saat dihubungi, Senin (11/12).
Dia menilai, belum keluarnya SK dari PKS untuk Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu yang notabene kadernya adalah sebuah tanda ada yang belum 'selesai' di internal PKS. Kondisi itu sangat mungkin dimanfaatkan dengan baik oleh Gerindra dalam membujuk PKS bergabung. Apalagi, semua keputusan berada di tangan pengurus di tingkat pusat.
Tapi, Deddy Mizwar punya keyakinan, PKS tak mungkin mengkhianati kadernya sendiri. Komitmen awal pun terus dipegang teguh oleh Deddy.
"Koalisi tiga ini (Demokrat-PKS-PAN) tetap solid. Masih membuka juga untuk partai lain. Terserah kalau Hanura mau bareng, tergantung pimpinan partai. Enggak ada masalah dan khawatir," ucap Deddy Mizwar.
"Kita kontak terus dengan DPP PKS. Sampai detik ini tidak berubah masih Syaikhu. Selama PKS komit enggak mungkin ninggalin Syaikhu," kata Deddy.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika dinilai membawa kemenangan dan kebaikan, PAN tentu akan ikut serta dalam memberikan dukungan.
Baca Selengkapnya"Kita terbiasa di organisasi PAN samina waatona terhadap kebijakan pimpinan. Jadi saya kira pimpinan pasti sudah memikirkan yang terbaik."
Baca SelengkapnyaNantinya, Dedi Mulyadi akan didampingi calon dari PAN untuk Pilgub Jawa Barat 2024.
Baca SelengkapnyaZulhas tegas ikut pemimpin Koalisi Indonesia Maju (KIM) yakni Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPAN memastikan jika nama yang ditawarkan tak diinginkan hal itu kembali menjadi keputusan bersama.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan Ungkap Strategi PAN di Pilkada 2024, Gandeng Partai Penguasa Baru Ini
Baca SelengkapnyaPartai yang tergabung dalam KIM Plus telah sepakat untuk mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur.
Baca SelengkapnyaPDIP bukan hanya mendekati PKB saja. Kata Said, komunikasi PDIP dengan Partai Gerindra juga terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaDedi menilai, pecah kongsi Golkar dan KIM utamanya karena memang tidak ada kepentingan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar telah memutuskan untuk mengusung Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPKB mendukung partai manapun yang berkeinginan untuk bekerja sama di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPolitisi Gerindra, Dedi Mulyadi blak-blakan, bahwa upayanya membongkar kasus Vina Cirebon bukan sebagai aksi politisasi untuk maju Pilkada Jabar.
Baca Selengkapnya