Skenario gagalkan Ahok nyalon Pilgub DKI
Merdeka.com - Tujuh pengurus partai politik tingkat provinsi DKI Jakarta mendeklarasikan diri berkoalisi dalam Pilgub DKI 2017. PDIP, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, PPP dan PKS bergabung untuk melawan bakal calon petahana Basuki T Purnama alias Ahok.
Kontestasi politik di Pilgub DKI pun kian menarik. Saling lempar isu, menyerang terjadi antara parpol pendukung Ahok yakni Golkar, NasDem dan Hanura dengan parpol koalisi kebersamaan yang tak ingin Ahok kembali jadi orang nomor satu di Jakarta.
Isu menarik langsung dilontarkan oleh Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH. Menurut dia, Ahok belum tentu bisa mencalonkan diri di Pilgub DKI Jakarta. Bukan tanpa sebab, menurut dia, bisa saja partai pendukung Ahok seperti Golkar, NasDem dan Hanura berubah pikiran.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
"Maju enggak? Sudah ada kepastian belum? Ini nanti tergantung sama tiga partai politik yang sudah dukung," ujar Bambang usai menghadiri deklarasi koalisi di Pilgub DKI 2017, Jakarta, Senin (8/8).
Meski tak mengungkap akan merayu partai pendukung Ahok untuk berkhianat, Bambang mengatakan, bisa saja tiga partai pendukung Ahok itu mengubah haluan ikut koalisi kebersamaan. Dengan demikian, kursi minimal ikut Pilgub DKI buat Ahok tidak memenuhi syarat di KPUD DKI.
Sementara pendaftaran melalui jalur independen sudah ditutup. Bisa saja, ini menjadi skenario koalisi kebersamaan untuk menjegal Ahok.
"Kalau satu partai ikut kami, bagaimana? Untuk DKI Jakarta ini kan butuh 22 kursi," ucapnya.
Mendengar hal itu, Ahok hanya menanggapi santai. Bahkan dengan nada bercanda, Ahok menilai bisa saja Golkar membelot. Dengan demikian, semua partai senang jika dirinya tak bisa mencalonkan diri sebagai gubernur DKI.
"Kalau belot enggak ikut, ketipu dong. Ketipu berarti, enggak bisa ikut. Seneng dong semua. Banyak yang seneng kalau gua enggak ikut kampanye kan. Langsung turun tuh tensi ketegangan Pilkada DKI. Panasnya jadi adem. Langsung adem dong," katanya.
Meski demikian Ahok yakin jika partai pendukungnya tidak akan membelot. Menurut dia, komitmen tiga partai sudah kuat untuk bersama memenangkan Pilgub DKI yang digelar pada Februari 2017 mendatang.
Sementara itu, Golkar memastikan tidak akan ada upaya skenario membelot untuk menggagalkan pencalonan Ahok. Komitmen mendukung Ahok dilakukan secara resmi dan ditandatangani oleh ketua umum serta sekjen tiga partai pendukung.
"Koalisi Golkar-Hanura-NasDem-Teman Ahok solid. Surat dukungan resmi dari 3 parpol, di tanda tangani ketum dan sekjen, resmi. Sudah kami serahkan semua ke Bung Ahok," kata Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi.
Fayakhun menegaskan, pihaknya tidak akan membelot dan menarik dukungan terhadap suami Veronica Tan itu. Sebab, jika pihaknya berubah haluan dan merapat ke koalisi 7 parpol, maka akan menimbulkan opini buruk publik kepada Golkar.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun keputusan akhirnya tetap akan berada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaMengumpulkan dukungan untuk maju sebagai calon independen bukan merupakan perkara mudah.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaAhok menyatakan kubu KIM plus yang mengusung Ridwan Kamil akan malu jika kalah melawan kotak kosong.
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca SelengkapnyaGolkar sendiri telah menugaskan Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaKader PKS ungkap alasan partainya batal mengusung Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJakarta ke depannya akan berhubungan dengan rezim Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca Selengkapnya