Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal Blok Mahakam, Rokan, Freeport, Jokowi Ngaku Dapat Tekanan Berat

Soal Blok Mahakam, Rokan, Freeport, Jokowi Ngaku Dapat Tekanan Berat Jokowi resmikan Tol Pejagan-Pemalang. ©2018 Liputan6.com

Merdeka.com - Joko Widodo mengaku mendapatkan tekanan berat ketika membuat kebijakan mengembalikan aset BUMN dari pihak asing. Keputusan itu dia akui bukan hal yang mudah untuk diambil.

Dia mendasarkan pernyataan tersebut kepada blok Mahakam yang sudah puluhan tahun dikelola oleh Jepang dan Prancis, mulai 2015 sudah diserahkan 100 persen kepada Pertamina. Kemudian blok Rokan-Riau yang dikelola oleh Chevron dari Amerika sudah puluhan tahun juga dimenangkan 100 persen oleh Pertamina.

Tak hanya Blok Mahakam, kata Jokowi, pemerintah juga sudah mengambil lebih dari separuh lebih saham Freeport di Papua. Menurutnya, sudah lebih dari 40 tahun, Indonesia hanya diberi 9 persen saham Freeport. Kini sudah agreement dan Indonesia memiliki 51 persen saham Freeport.

"Dipikir mudah dapat 51 persen? Dipikir enggak ditekan dari kanan kiri atas bawah? Saya Ditekan! Dipikir langsung dapat? Enak banget," katanya dengan nada agak tinggi di hadapan kader partai koalisi pendukungnya di hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Sabtu (10/11).

Dia pun heran kinerja dan kebijakan yang sudah diambil penuh risiko itu masih membuatnya dituduh sebagai antek negara asing.

"Bukan hal yang mudah. (Pengambilan saham) sulit, penuh intrik tekanan. Tapi saya enggak mikir takut. Antek asingnya dimana?," Katanya.

Isu dirinya sebagi antek aseng pun tidak berdasar. Oknum yang menyebarkannya selalu menggoreng berkaitan dengan tenaga kerja asing. Di Jawa Barat, tudingan ini sudah mulai muncul. Daerah yang kerap jadi target, menurut informasi yang diterimanya adalah di Bekasi, Cianjur, Bogor dan Sukabumi.

"Tenaga kerja dari Tiongkok itu isunya 10 juta. Padahal itu turis. Jadi, tahun 2016 itu (turis) dari Tiongkok keluar 180 juta orang. Ini menjadi rebutan Amerika, Eropa. Saya minta ke Presiden (Tiongkok) 10 juta melalui kesepakatan dan tandatangan. Itu yang diplesetkan tenaga kerja asing," imbuhnya.

Dia juga mengaku heran dengan isu PKI yang kembali naik ke permukaan. Tuduhan itu sangat tidak beralasan. Sebabnya, dia dilahirkan tahun 1961. Sementara pembubaran PKI dilakukan tahun 1965-1966.

"Saya diam sabar sabar sabar. Tapi lama-lama ya (terhenti sejenak). Itu yang saya bilang politik sontoloyo ya seperti itu. Mentang-mentang diam dipikir takut. Ndak ada saya takut itu ndak ada," tegasnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport

Jokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Jokowi: Misi Nasionalisasi Aset Negara
10 Tahun Jokowi: Misi Nasionalisasi Aset Negara

Satu per satu, pemerintah mengambil alih pengelolaan sumber daya alam secara mandiri, dimulai dari Blok Mahakam.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Pekerjaan Berat dan Melelahkan Selama 10 Tahun Jadi Presiden
Jokowi Ungkap Pekerjaan Berat dan Melelahkan Selama 10 Tahun Jadi Presiden

Jokowi akhirnya mengungkapkan pekerjaan berat dan melelahkan selama 10 tahun menjabat sebagai presiden.

Baca Selengkapnya
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat

Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan
10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan

Jokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Banyak Investor Kabur dari RI: Percuma Marketing, Pembebasan Lahan Saja Gagal dan Izin Ruwet
Jokowi Ungkap Banyak Investor Kabur dari RI: Percuma Marketing, Pembebasan Lahan Saja Gagal dan Izin Ruwet

Menurut Jokowi, percuma memasarkan sesuatu kepada investor tetapi penyelesaian masalah dalam negeri belum selesai.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Sentil Investor Lokal Dulu Tolak IKN Kini Rebutan Ingin Cuan
VIDEO: Jokowi Sentil Investor Lokal Dulu Tolak IKN Kini Rebutan Ingin Cuan

Presiden Jokowi memberi sambutan saat groundbreaking Hotel Nusantara, Penajam Paser Utara, Kamis (21/9)

Baca Selengkapnya
Jokowi: Kita Ambil Kembali Aset yang Selama Puluhan Tahun Dikelola Pihak Asing
Jokowi: Kita Ambil Kembali Aset yang Selama Puluhan Tahun Dikelola Pihak Asing

Presiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau, yaitu sekitar lebih dari 3.600 gigawatt (GW).

Baca Selengkapnya
Jokowi Kenang 10 Tahun Kepemimpinan, Tingkat Kepuasan Merosot Usai Potong Subsidi BBM
Jokowi Kenang 10 Tahun Kepemimpinan, Tingkat Kepuasan Merosot Usai Potong Subsidi BBM

Namun, Jokowi tetap berani mengambil keputusan memotong subsidi BBM

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP

Isu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri

Baca Selengkapnya
VIDEO: Amarah Jokowi Sampai Ketok Podium Berkali-kali, Tegas Minta Menteri Melawan Meski Kalah!
VIDEO: Amarah Jokowi Sampai Ketok Podium Berkali-kali, Tegas Minta Menteri Melawan Meski Kalah!

Jokowi bercerita mengenai Indonesia yang kalah digugat Uni Eropa

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Perusahaan Tambang Ikut Perbaiki Lahan: Akan Saya Cek Satu per Satu
Jokowi Minta Perusahaan Tambang Ikut Perbaiki Lahan: Akan Saya Cek Satu per Satu

Perusahaan tambang memiliki kewajiban melakukan persemaian di lahan tambang.

Baca Selengkapnya