Soal iklan hina TKI, DPR minta Jokowi protes ke PM Malaysia
Merdeka.com - Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf mengecam iklan sebuah perusahaan Malaysia yang menghina Tenaga Kerja Indonesia. Dia mendesak agar Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri mengkaji ulang kerja sama pengiriman TKI dengan Malaysia.
"Saya minta agar Menaker menyampaikan keberatannya kepada Malaysia. Kalau perlu dikaji ulang hubungan kerja sama tenaga informal/PRT ke Malaysia," kata Dede kepada merdeka.com, Rabu (4/2).
Tidak hanya itu, Politikus Partai Demokrat ini juga mengharapkan agar Presiden Jokowi juga menyampaikan protesnya kepada Malaysia. Apalagi, Jokowi dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke Malaysia pada 5 Februari nanti.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa menteri Jokowi yang dipanggil MK? Empat menteri itu meliputi Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Dede menyatakan, Jokowi harus menyampaikan protes langsung kepada PM Malaysia, Najib Razak soal iklan perusahaan yang menciderai persaan bangsa Indonesia itu.
"Kalau perlu kunjungan Presiden ke Malaysia tanggal 5 Februari ini, Presiden menanyakan soal iklan ini kepada PM Malaysia," tegas dia.
Diketahui, Malaysia kembali berbuat ulah dengan Indonesia. Kali ini sebuah perusahaan pembersih rumah tangga Leading RoboVac Spesialist membuat iklan yang dinilai sangat menghina Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Perusahaan itu membuat iklan yang berkalimat menyamakan TKI dengan barang.
Perusahaan tersebut memasang iklan di banner dengan kalimat 'Leading RoboVac Specialist, Fire Your Indonesian Maid NOW'. Artinya, pecat pembantu rumah tanggamu asal Indonesia sekarang, ganti dengan produk-produk kami.
Banner tersebut diletakkan di lantai 3 ruko yang beralamat di Red Carpet Avenue, Kota Damansara, Petaling Jaya, Kuala Lumpur.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan orang yang tergabung dalam Masyarakat Pencari Kerja menuntut perlindungan untuk Pekerja Migran Indonesia.
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaAHY menyinggung IKN yang dikhawatirkan mangkrak hingga rakyat menderita.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaRocky Gerung dianggap menghina Jokowi saat membahas proyek IKN.
Baca SelengkapnyaPDIP tak terima Rocky Gerung mengkritik Jokowi dengan kata kasar.
Baca SelengkapnyaPuan juga mengingatkan Pemerintah agar memberi bantuan yang efektif, hal ini menyusul adanya isu Pemerintah akan melakukan bail out untuk menyelamatkan Sritex.
Baca SelengkapnyaDalam laporanya, Lisman turut menyeret nama Refly Harun sebagai pemilik akun. Menurut dia, akibat rekaman video yang disebarkan Refly Harun memunculkan gaduh.
Baca SelengkapnyaTeten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.
Baca SelengkapnyaBadan Bantuan Hukum PDIP menyambangi Bareskrim Polri untuk melaporkan Rocky Gerung atas pernyataannya yang diduga menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Selengkapnya