Soal Nadiem Bertemu Megawati, PDIP Bilang 'Siapa Saja Bisa Kalau Ada Hal Penting'
Merdeka.com - Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengunggah foto pertemuannya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah isu Reshuffle. PDIP menilai pertemuan keduanya merupakan hal biasa layaknya seorang tokoh publik baru belajar dengan senior.
"Orang bertemu Ibu Mega itu biasa lah, itu sering (terjadi). Siapa saja bisa bertemu Ibu Mega kalau ada hal penting, soalnya beliau kan senior," kata Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira saat dihubungi merdeka.com, Rabu (21/4).
Menurut Andreas, pertemuan itu hanya membahas program pendidikan. Dia melihat pertemuan keduanya tak ada kaitan dengan isu perombakan kabinet.
-
Siapa yang belum diundang membahas susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet.
-
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan? Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas tentang kerja sama pertukaran peserta pendidikan, alih pengetahuan dan teknologi, latihan bersama, serta upaya kolaboratif dalam meningkatkan kemampuan pertahanan kedua negara.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Apa yang dibahas dalam rapat Kabinet? Seluruh menteri hadir untuk mengikuti arahan presiden terkait kerja pemerintahan.
-
Siapa yang mendampingi Mendag saat pertemuan? Dalam kesempatan tersebut, Mendag didampingi Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Didid Noordiatmoko.
-
Apa yang dibahas dalam rapat TPN Ganjar-Mahfud? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pada rapat kali ini akan membahas aspirasi yang diserap oleh pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud selama masa kampanye.
"Nadiem bertemu juga hanya membicarakan isu pendidikan atau peraturan pemerintah. Tidak ada urusannya dengan kabinet itu kan wilayahnya presiden," kata Andreas.
Dia juga tidak melihat tanda-tanda Presiden Jokowi akan mencopot atau mengganti jabatan Nadiem sebagai Mendikbud. Menurutnya, tidak ada urgensi bagi Presiden Jokowi untuk mencopot jabatan Nadiem dari Mendikbud.
"Siapa yang bilang Nadiem mau diganti? tidak ada yang bilang Nadiem mau diganti. Saya sih melihat tidak ada relevansi dan urgensinya Nadiem diganti," kata Ketua DPP PDIP tahun 2014-2019 itu.
Menurutnya, kinerja Nadiem selama 2 tahun menjabat sebagai Mendikbud ini terbilang baik. Dia juga mengapresiasi program Merdeka Belajar yang diinisiasi Nadiem. Menurutnya Nadiem sudah mampu merealisasikan tujuan Presiden Jokowi terkait pembangunan SDM Indonesia.
"Selama dua tahun, Nadiem mampu menerjemahkan Pembangunan SDM yang merupakan program Pak Jokowi melalui Merdeka Belajar yang sedang on going ini," kata Andreas.
Dia bahkan melihat adanya kemajuan terkait kesejahteraan guru honorer. Dia juga mengapresiasi kebijakan Nadiem terkait peningkatan status guru honorer.
"Selama pandemi ini Nadiem pun responsif dan fleksibel dalam menjalankan program-program pendidikan, misalnya peningkatan status guru-guru honor menjadi PPK dan sekarang sedang dipersiapkan Revisi UU Sisdiknas," kata dia.
Dia kemudian kembali membahas mengenai isu reshuffle para Menteri Presiden Jokowi. Meskipun menurutnya tidak ada urgensi bagi Presiden Jokowi untuk mengganti Nadiem, namun dia menegaskan bahwa hanya Presiden Joko Widodo memiliki hak untuk mencopot atau mengganti jabatan setiap menterinya.
"Intinya saya tidak melihat ke arah situ. Tidak ada yang bilang nadiem mau diganti, kan yang tahu juga hanya Presiden," tegasnya.
Nadiem Unggah Foto Bertemu Megawati
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tengah menjadi sorotan. Salah satunya karena polemik kamus sejarah Kemendikbud yang menghilangkan peran tokoh pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dalam perjuangan kemerdekaan.
Kepemimpinan Nadiem di Kemendikbud pun dibajiri kritik dari berbagai kalangan. Khususnya partai politik.
Tidak cuma itu, peleburan Kemenristek Dikti dengan Kemendikbud juga menjadi membuat posisi Nadiem penuh tanda tanya. Belakangan, isu reshuffle kabinet juga menguat.
Di tengah kekisruhan tersebut, Nadiem mengunggah foto bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia bercerita baru saja berdiskusi dengan Megawati Selasa (20/4). Pertemuan berlangsung selama dua jam.
Hal ini disampaikan Nadiem melalui akun instagramnya @nadiemmakarim, Selasa malam. Nadiem yang memakai kemeja batik hitam turut membagikan foto bersama Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.
"Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Saya banyak belajar dari pengalaman beliau," tulis Nadiem di akun media sosialnya.
Unggahan Nadiem itu lantas langsung dibanjiri komentar oleh para warganet. Mereka mengaitkan pertemuan Nadiem dan Megawati dengan isu reshuffle (perombakan) kabinet yang akhir-akhir ini semakin kencang.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti disebut layak menakhodai kementerian hasil peleburan antara Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dia dianggap pantas menggantikan Nadiem Makarim.
Merespons selentingan itu, Mu'ti mengatakan bahwa penunjukan menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Dia mengaku belum ada pembahasan soal itu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Pengangkatan menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Sampai saat ini tidak ada komunikasi dengan saya ataupun Ketua Umum PP Muhammadiyah terkait jabatan Mendikbud-Ristek," ucap Mu'ti saat dikonfirmasi Liputan6.com pada Kamis 15 April 2021.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman mengaku tak mengetahui kapan dan siapa sosok yang akan mengisi dua kementerian tersebut. Termasuk, soal kepastian apakah Mendikbud Nadiem Makarim akan ikut di reshuffle atau justru akan menjabat Menteri Dikbud-Ristek.
"Kita tidak tahu kapan Presiden akan mengisi kedua kementerian ini. Satu, adalah investasi yang kedua adalah pengubahan, istilahnya apakah tetap Pak Nadiem atau ada yang lain yang tahu hanya Presiden Joko Widodo dan Allah," jelas Fadjroel, Sabtu 17 April 2021.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said membeberkan pembicaraan antara Megawati dengan Prabowo adalah untuk sama-sama membicarakan visi kenegaraan.
Baca SelengkapnyaDiketahui, pertemuan itu rencananya akan dilakukan sebelum pelantikan presiden pada 20 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, Said Abdullah, mengaku jalinan komunikasinya dengan sejumlah elit Partai Gerindra cukup lancar.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku tidak membahas soal cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo
Baca SelengkapnyaPertemuan Ketum Nasdem Surya Paloh dan Presiden Jokowi tidak membahas pencapresan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi bermunculan setelah wacana pertemuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKamhar mengungkapkan Anies dan Susi punya hubungan baik. Sebagai sama kolega ketika menjadi menteri di kabinet pertama Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaMenurut Said, memang sejak awal dari internal maupun eksternal PDIP tidak ada paksaan agar keduanya bertemu.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, menilai pertemuan dua tokoh bangsa ini penting. Menurut Said, pertemuan Megawati dengan Prabowo akan merawat moralitas publik.
Baca SelengkapnyaPertemuan Mega dengan Prabowo kata Said murni sebagai silaturahmi kebangsaan di mana keduanya ingin menyatukan visi untuk kebaikan bangsa Indonesia.
Baca Selengkapnyaekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, langkah Budiman bertemu Prabowo bukan manuver politik melainkan hanya silaturahmi.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan pertemuannya dengan Bobby Nasution tidak sama sekali membahas Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya