Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal pemecatan Rini, PDIP tegaskan bukan tukang stempel pemerintah

Soal pemecatan Rini, PDIP tegaskan bukan tukang stempel pemerintah Rini Soemarno. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Sukur Nababan menegaskan, partainya tidak mau dinilai membiarkan pelanggaran undang-undang dalam kasus Pelindo II. Sehingga meminta pemerintah melaksanakan rekomendasi Pansus Angket Pelindo II DPR.

"Tugas kita menjaga ideologi dan Trisakti, sekaligus menjaga seluruh kader agar selalu berada di garis ideologi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan," kata Sukur di Jakarta, Rabu (23/12) dikutip dari Antara.

Hal itu dikatakannya terkait opini yang berusaha dibangun bahwa tidak seharusnya PDIP menekan Pemerintah terlalu keras untuk melaksanakan rekomendasi DPR terkait hasil kerja Pansus Pelindo II DPR RI.

Menurut Sukur, PDIP selalu mendukung dan mempercayai Presiden Jokowi, sejak masih Wali Kota Solo sampai menjadi Presiden RI dengan berbasis keyakinan ideologis. Namun dia menegaskan, mendukung Jokowi, bukan berarti PDIP hanya sebagai partai 'tukang stempel' di pemerintahan.

"Bayangkan kalau PDIP hanya sekadar tukang stempel, bagaimana rakyat mempercayai kita? Tentu partai harus mengingatkan ketika UU dan ideologi tidak dilaksanakan," ujar dia.

Sukur menilai salah apabila PDIP diopinikan hendak menyerang Jokowi-JK ketika mendesak pelaksanaan rekomendasi Pansus Pelindo II DPR RI. Menurut dia, desakan itu bukan juga karena dendam tertentu kepada sosok Menteri BUMN Rini Soemarno, yang dalam rekomendasi Pansus agar diberhentikan dari jabatannya.

Seperti diketahui, hasil Pansus Pelindo II meminta agar Presiden Jokowi mencopot Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut Pelindo II RJ Lino. Namun sampai saat ini, belum ada sikap resmi dari pemerintah terkait rekomendasi Pansus Pelindo II itu.

"Rini itu terlalu kecil, urusan kita kebangsaan dan undang-undang. Jangan disamakan kelasnya Rini dengan partai ini," katanya.

Sukur menjelaskan, sikap partainya itu justru ingin menunjukkan bahwa PDIP bukan partai tukang stempel. "Dan jangan kebijakan yang salah tetap didukung karena bisa menyebabkan negara hancur," kata dia.

Dia menekankan, kebijakan yang benar dari pemerintahan Jokowi-JK pasti didukung namun apabila ada yang salah harus dikoreksi dan diingatkan.

"Rekomendasi sesuai hasil kerja Pansus Pelindo II DPR RI itu wajib dilaksanakan oleh Pemerintahan Jokowi-JK. Termasuk apabila salah satu konsekuensinya adalah perombakan kabinet," katanya.

Sukur mengingatkan bahwa rekomendasi DPR RI adalah konstitusional karena dilaksanakan berdasar UU, yaitu UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3).

Di UU itu menurut dia, ada aturan penggunaan Hak Angket, yakni menyelidiki indikasi pelanggaran aturan perundang-undangan dalam sebuah permasalahan.

"Pansus Pelindo II bekerja untuk melihat kebenaran dugaan awal yang hasilnya melahirkan rekomendasi. Sesuai aturan, rekomendasi itu adalah salah satu alat parlemen melakukan pengawasan terhadap pemerintahan," katanya.

Menurut dia, apabila hasil penyelidikan Pansus tidak didengarkan, tentu akan bisa meningkat ke hak DPR lainnya yaitu Hak Menyatakan Pendapat yang berkonsekuensi ke pemakzulan.

Dia menjelaskan, dari sisi politik, tentu kalau temuan Pansus adalah menteri melanggar UU, menjadi tanggung jawab presiden memberhentikan menteri yang melanggar.

"Secara hukum, ada penegak hukum yang bisa bekerja menelusuri dugaan pelanggaran aturan," katanya.

Sukur menekankan bahwa ketika Pemerintah hanya menganggap rekomendasi Pansus Pelindo II sebagai sekadar saran politik, maka sama saja menafikan UU.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PDIP: Ada 11 Kader yang Disidang Mahkamah Partai, Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo Dipecat
PDIP: Ada 11 Kader yang Disidang Mahkamah Partai, Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo Dipecat

Komaruddin mengatakan mahkamah partai tidak hanya memecat Tia Rahmania, tetapi juga Rahmad Handoyo.

Baca Selengkapnya
Hasto Ungkap Sosok yang Coba Ambil Alih PDIP: Ketika Ditanya Jawabnya Tidak Tahu
Hasto Ungkap Sosok yang Coba Ambil Alih PDIP: Ketika Ditanya Jawabnya Tidak Tahu

Salah satu cirinya adalah ketika sosok itu ditanya, jawabnya tidak tahu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tia Rahmania Melapor Ke Mabes Polri Usai Dipecat, Puan Pastikan PDIP Siap 'Melawan'
VIDEO: Tia Rahmania Melapor Ke Mabes Polri Usai Dipecat, Puan Pastikan PDIP Siap 'Melawan'

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani menanggapi soal rencana pelaporan Anggota DPR Terpilih Tia Rahmania ke Bareskrim

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Bantah Jika Pencalonan Pramono Anung Bentuk Kompromi ke Istana
Puan Maharani Bantah Jika Pencalonan Pramono Anung Bentuk Kompromi ke Istana

Puan menegaskan, setiap partai termasuk PDIP memiliki hak mengusung calon di Pilkada.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Berapi-api Ribka Tjiptaning Depan Hasto & Kader PDIP
VIDEO: Berapi-api Ribka Tjiptaning Depan Hasto & Kader PDIP "Kita Bersatu Lawan Presiden Jokowi, Ini Neo Orba!"

Ribka mengaku kepada Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah melarang agar tidak menyerang dan menyebut nama

Baca Selengkapnya
Megawati ke Airin Rachmi Diany: Nanti Mesti Pakai Merah Hitam Lho!
Megawati ke Airin Rachmi Diany: Nanti Mesti Pakai Merah Hitam Lho!

Megawati menyinggung Airin Rachmi Diany harus masuk ke PDIP setelah mendapat dukungan di Pilkada Banten.

Baca Selengkapnya
Risma dan Pramono Anung Mundur, PDIP Bantah Tarik Kader dari Kabinet Jokowi
Risma dan Pramono Anung Mundur, PDIP Bantah Tarik Kader dari Kabinet Jokowi

Risma dan Pramono pun sudah mengajukan pengunduran diri sebagai menteri sosial dan menteri sekretaris kabinet.

Baca Selengkapnya
PDIP Beberkan Alasan Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo Dipecat, Gagal Jadi Anggota DPR Baru
PDIP Beberkan Alasan Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo Dipecat, Gagal Jadi Anggota DPR Baru

omarudin menjelaskan, kasus pemecatan terjadi tak hanya kepada mereka berdua. Akan tetapi, terjadi pula di berbagai wilayah kabupaten/kota.

Baca Selengkapnya
Ironi PDIP, Ogah Calonkan Anies di Jakarta Tapi Ngarep Dapat Dukungannya
Ironi PDIP, Ogah Calonkan Anies di Jakarta Tapi Ngarep Dapat Dukungannya

Dinamika perjalanan Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.

Baca Selengkapnya
Respons Puan soal Isu Reshuffle Menteri PDIP
Respons Puan soal Isu Reshuffle Menteri PDIP

Beredar kabar Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
Beda dengan Megawati, Puan Sebut Tak Ada yang Mau Ambil Alih PDIP
Beda dengan Megawati, Puan Sebut Tak Ada yang Mau Ambil Alih PDIP

Pernyataan Puan berbeda dengan Megawati yang menyebut ada yang mau mengambil alih PDIP.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Dipecat PDIP, Tia Rahmania Batal Dilantik Jadi Anggota DPR Usai Ngamuk ke Ghufron KPK
VIDEO: Dipecat PDIP, Tia Rahmania Batal Dilantik Jadi Anggota DPR Usai Ngamuk ke Ghufron KPK

Nama Tia kemudian digantikan dengan kader PDIP lainnya, yakni Bonnie Triyana

Baca Selengkapnya