Soal petugas partai, Mega dinilai tak tiru pemikiran Bung Karno
Merdeka.com - Pengamat politik CSIS, Philips Vermonte menyinggung pernyataan Ketua Umum Partai PDIP, Megawati Soekarnoputri. Philips menyebut Mega tidak sejalan dengan paham Presiden Soekarno.
"Kalau sekarang ibu Mega bilang Jokowi dan menteri adalah pegawai partai itu adalah konstruksi yang ditolak oleh Bung Karno," kata Philips dalam diskusi Polemik Sindotrijaya Network, Jakarta, Sabtu (11/4).
Philips mengatakan, pada masa kepemimpinan Soekarno Indonesia dibawa pada sistem demokrasi terpimpin di mana saat itu tidak ada pemilu.
-
Kapan Soeharto tidak melibatkan anak-anaknya dalam politik? 'Ini pendidikan politik yang kurang baik, zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah itu anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
-
Apa pekerjaan pertama Soekarno? Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
"Kalau inget sejarah Bung Karno itu orang yang antipartai lho. Bung Karno makanya tahun 1959 membawa Indonesia pada demokrasi terpimpin dan sampai 1965 enggak ada pemilu," imbuhnya.
Menurut dia, alasan Soekarno tidak sepaham dengan pemilu adalah posisi seorang Presiden dibuat lemah oleh parlemen. Sebab, partai memiliki kekuasaan yang melebihi kewenangan daripada presiden.
Untuk itu, Philips mengingatkan kepada partai politik bahwa sistem negara Indonesia adalah Presidensial. Artinya, Presiden merupakan tombak kekuasaan di pemerintahan.
"Kenapa tidak cocok dengan hasil pemilu saat itu? Karena logikanya saat itu parlementer yang berkuasa adalah partai dan presiden lemah. Kita harus ingat negara kita sistemnya presidensial. Jadi pusat kekuasaan kita di presiden," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyindir pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Mega menyatakan bahwa presiden dan menteri-menteri di pemerintahan merupakan alat dari partai politik.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaMegawati sempat membahas tentang TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo membantah pernyataan Ketua PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan Jokowi seperti Orba
Baca SelengkapnyaMegawati berpesan kepada pihak berupaya merekayasa Pilkada untuk netral.
Baca SelengkapnyaPDIP beralasan kantor partai politik tidak memiliki kewajiban memasang foto presiden
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaBanyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada para kader tidak main mata untuk pindah partai.
Baca SelengkapnyaPDIP memandang kekuasaan harus diperjuangkan bersama rakyat.
Baca SelengkapnyaIni kisah langka teladan kesederhanaan seorang jenderal. Anak buahnya jadi saksi selama menjabat, tak sekali pun dia menggunakan jabatannya untuk korupsi
Baca Selengkapnya