Soal RUU Pemilu, Istana bantah mau jegal Prabowo di Pilpres 2019
Merdeka.com - Pihak Istana Kepresidenan membantah tudingan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut pemerintah ingin menjegal pencalonan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Tudingan itu didasari atas ngototnya pemerintah ingin presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden tetap 20/25 persen.
"Tidak benar itu," kata Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin (17/7).
Johan mengatakan presidential threshold harus atas persetujuan antara pemerintah dengan DPR. Oleh sebab itu, dia mengatakan, pemerintah tak bisa memutuskan sendiri terkait presidential threshold yang menjadi isu paling krusial dalam RUU Pemilu tersebut.
-
Apa posisi calon menteri Prabowo? Prabowo didampingi sejumlah pejabat, yang salah satunya dikabarkan sebagai calon menteri keuangan.
-
Bagaimana kubu Prabowo-Gibran menanggapi permohonan tersebut? Menanggapi permohonan tersebut, kubu Prabowo-Gibran sebagai pihak terkait dalam sidang tersebut menghadirkan mantan wakil menteri hukum dan HAM yang juga seorang Guru Besar Hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Edward Omar Sharif Hiariej sebagai ahli di muka MK.
-
Siapa yang ingin menghalangi Prabowo bertemu Megawati? Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer alias Noel mengungkapkan ada sosok di internal PDIP yang berupaya menghalangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sosok di internal PDIP itu adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Tuduhan itu berdasarkan apa? Kan ini masih dibahas di DPR kan. Jadi tergantung kesepakatan bersama antara pemerintah dan DPR. Terlalu jauh itu mah," tegasnya.
Johan enggan menjelaskan terkait alasan pemerintah yang ngotot ingin agar presidential threshold 20/25 persen. "Kalau itu tanya ke Mendagri," ujarnya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden bukan untuk menciptakan calon tunggal. Pemerintah bersikukuh ambang batas presiden tetap 20-25 persen pada Pemilu 2019. Tjahjo mencontohkan Pemilihan Presiden sebelumnya juga menerapkan ambang batas 20 persen. Namun, kala itu, tak ada calon tunggal.
"Lihat saja, dua kali Pilpres, 20 dan 25 (persen). Yang pertama, lima pasang calon. Yang kedua, dari harusnya empat jadi dua. Karena Undang-Undang Dasar katakan partai politik atau gabungan partai politik yang punya kewenangan mencalonkan calon presiden dan cawapres," kata Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7).
Menurut Tjahjo, pihak yang menuding pemerintah ingin menciptakan calon tunggal tak memiliki bukti. Dia mengatakan, ambang batas 20-25 persen bertujuan untuk menciptakan sistem presidensil yang kuat.
"Jadi kalau ada politisi, ada yg katakan 20 dan 25 persen itu kepentingan pemerintah untuk calon tunggal, buktinya enggak ada kok. Udah diatur di UU yang baru bahwa tak akan mungkin ada calon tunggal. Ini kan agar memperkuat sistem pemerintahan presidensil. Itu aja," ujarnya.
Bekas sekjen PDI Perjuangan itu menambahkan, pada Pemilihan Presiden dua kali sebelumnya, tak ada yang memprotes ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen tersebut. Apabila keinginan pemerintah terkait ambang batas tak diikuti oleh DPR, maka aturan pemilu 2019 akan kembali ke UU lama. Dia tak masalah bila ada yang mau digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, semua undang-undang memang rawan digugat.
Tjahjo meyakini ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen akan disepakati antara pemerintah dengan DPR. Dia masih yakin tak akan ada voting dalam penetapan RUU yang direncanakan digelar pada 20 Juli tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menuding ada upaya penjegalan oleh pemerintah terhadap Prabowo Subianto untuk maju kembali Pilpres 2019.
"Menurut saya yang ada sekarang itu pemerintah sedang berusaha untuk menjegal Pak Prabowo untuk menjadi calon dan ini tidak masuk akal," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/7).
Fadli menilai presidential threshold sudah tak relevan karena adanya putusan Mahkamah Konstitusi bahwa pemilu legislatif dan pemilu presiden selanjutnya digelar serentak.
Senada dengan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra Ahmad Sufmi Dasco mengatakan, pihaknya tetap ingin presidential threshold dihapuskan. Dari rapat fraksi Gerindra di DPR terakhir, keputusan itu sudah bulat dan akan diperjuangkan.
"Kita tetap lakukan lobi-lobi," kata Dasco saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/7).
Dasco menilai, Gerindra ingin dihapus bukan karena khawatir tak bisa mencalonkan Prabowo Subianto sebagai capres di Pemilu 2019. Menurut dia, Gerindra juga memikirkan partai lain, khususnya partai baru.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aturan presidential threshold sering kali diuji di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaAnggota DPR mengingatkan perlu ada kriteria dan syarat khusus bagi tokoh-tokoh yang diusung sebagai Capres tersebut setelah presidential threshold dihapus.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal ini bertolak belakang dengan sikap Prabowo sebelumnya yang pernah bilang tidak akan intervensi Pilkada.
Baca SelengkapnyaMenurut Reza, tidak ada yang salah atas statement Kapolri tersebut
Baca SelengkapnyaPDIP memastikan tidak akan menjadikan Ganjar Pranowo sebagai Cawapres. Walaupun Prabowo Subianto sempat menyampaikan keinginannya meminang Ganjar.
Baca SelengkapnyaDeddy Sitorus menganggap Prabowo kini sebagai promotor calon Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi II DPR RI, Ahmad Irawan menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus presidential threshold 20 persen bahan evaluasi menyusun UU Pemilu.
Baca SelengkapnyaDia meminta, agar seluruh unsur negara harus menjaga kontestasi politik supaya berjalan jujur dan adil (jurdil).
Baca SelengkapnyaPenghapusan ambang batas presiden itu diprediksi bisa berpengaruh pada koalisi besar yang sedang dibangun Prabowo.
Baca SelengkapnyaPSI tidak menanggapi lebih lanjut terkait sikapnya ke depan dalam Pilpres.
Baca SelengkapnyaIsu duet Prabowo dengan Gibran di Pilpres 2024 terus bergulir.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tidak ikut campur urusan Pilpres, termasuk peluang anaknya.
Baca Selengkapnya