Sok cuek dengan partai, Risma bakal dihadang koalisi 'raksasa'
Merdeka.com - Sejumlah partai di Surabaya, Jawa Timur siap membentuk koalisi besar untuk menghadang calon incumbent Tri Rismaharini di pemilihan wali kota (Pilwali) bulan Desember 2015 mendatang. Koalisi ini, dimotori oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra.
Alasan membentuk koalisi besar ini, karena partai-partai besar ini melihat Risma belum sekalipun menjalin komunikasi dengan partai-partai politik jelang Pilkada Surabaya. Bahkan, terkesan cuek merespon sikap partai politik yang berniat mengusungnya di hajatan lima tahunan tersebut.
-
Kenapa koalisi dibentuk di Indonesia? Dalam konteks kehidupan demokrasi di Indonesia, koalisi dibentuk dengan tujuan agar dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden di pemilihan presiden.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Bagaimana koalisi terbentuk? Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa PPP melihat perkembangan koalisi lain? Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya juga melihat perkembangan dari koalisi lain sebelum menentukan sosok cawapres yang tepat untuk Ganjar.
Termasuk dengan partai pengusungnya di Pilwali 2010 lalu, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Risma terkesan acuh tak acuh, hingga akhirnya partai berlogo kepala banteng moncong putih ini memutuskan mengusung kader dari internal sendiri, ketimbang Risma.
Melihat sikap inilah muncul dugaan, Risma akan maju via perseorangan di Pilkada Surabaya nanti. Dan jika partai-partai politik tidak bersatu, maka akan sulit menggusur posisi alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) ini.
Harus diakui, hingga saat ini, elektabilitas perempuan kelahiran Kediri ini, masih belum ada tandingannya. Meski maju via perseorangan, popularitas Risma masih kokoh di puncak. Untuk itu, harus ada kekuatan besar 'melawannya.'
"Ketika Bu Risma ingin berangkat sendiri tanpa partai pengusung, dan PDIP, sebagai partai pengusung sebelumnya juga ingin mengajukan calonnya dari internal sendiri, maka partai-partai lain akan membentuk koalisi besar menghadang langkah Rismaharini," kata Wakil Ketua I DPC PKB Surabaya, Satuham Akbar, Kamis (19/3).
Rencana membentuk koalisi besar ini, lanjut dia, muncul setelah Risma terkesan cuek dengan tidak merespon komunikasi politik dari partai-partai politik di Surabaya. "Partai politik akan bersatu melawan Risma, setelah komunikasi yang coba dibangun oleh partai tidak direspon olehnya," tegasnya.
Tenaga ahli Fraksi PKB DPRD Surabaya ini menjelaskan, untuk menggalang komunikasi besar, pihaknya intensif menjalin komunikasi dengan beberapa Parpol. "Selain berencana membentuk koalisi besar, kita (PKB) juga akan melakukan komunikasi politik dengan PDIP, untuk membangun koalisi," ucapnya.
"Menghadapi Pemilukada nanti, Wisnu Sakti Buana (Ketua DPC PDIP Surabaya) pernah menyatakan harus (berkoalisi) dengan PKB, dan hal tersebut juga didukung koalisi pusat yang tergabung Koalisi Indonesia Hebat," sambungnya.
Memang, diakuinya, belum ada keputusan apapun selam dua kali pertemuan antara pengurus PKB dan PDIP. Rencananya, pembicaraan koalisi dalam Pemilukada antara PKB dan PDIP akan terus dilakukan, sampai ada kesepakatan politik.
Dikatakan dia, jika PKB dan PDIP sudah benar-benar ada kesepakatan, kemungkinan ada rencana menduetkan Wisnu dengan Azetti Bilbina Huzaimi Setiawan. "Tapi sejauh ini belum ada kesepakatan. Akan ada pertemuan lagi dan semoga akan terjadi komitmen politik demi kemajuan Surabaya," harapnya.
Sementara terkait rencana membentuk koalisi besar, Satuham menegaskan, meski nantinya PKB dan PDIP jadi berkoalisi, pembentukan koalisi besar akan tetap berjalan.
"Gerindra pernah menanyakan, apakah PKB akan bersama koalisi besar atau PDIP? Wacana membentuk koalisi besar ini dimotori PKB dan Gerindra. Jadi meski tanpa PKB, koalisi besar ini akan tetap berjalan," ungkapnya.
Katanya, beberapa Parpol yang pernah menyatakan keinginannya membentuk koalisi besar menghadang kekuatan Risma, selain PKB dan Gerindra, ada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dan jika PKB bersama PDIP, Satuham memprediksi, akan ada tiga pasangan calon yang bersaing di Pilwali Surabaya 2015 nanti. Masing-masing pasangan calon itu, satu pasangan calon yang diusung PDIP dan PKB, satu dari koalisi partai, dan yang terakhir dari calon independen, yang diperkirakan akan diisi Risma dan pasangannya.
"PKB punya kader internal berkualitas sama dengan PDIP dan Parpol-Parpol yang akan membentuk koalisi besar ini nantinya, juga sangat solid di tingkatan legislatif selama ini. Jadi kemungkinan nanti akan ada tiga pasangan calon yang akan bersaing," pungkasnya.
Terkait siap pasangan bakal calon yang akan diusung partai koalisi besar, Satuham mengungkap, itu tergantung dari elektabilitas calon dan siapa yang lebih siap untuk maju.
"Untuk pencalonan disepakati bersama, siapa yang memenuhi syarat. Koalisi besar akan memunculkan calon yang berkualitas, semua komunikasi politik tetap dilakukan," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kami perlu sampaikan itu biasa hak demokrasi hak pribadi"
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, Gibran menyebut akan ada partai baru yang bergabung ke koalisinya usai dinyatakan menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra membuka komunikasi dengan PKS dan juga partai lain.
Baca SelengkapnyaRiefky menyebut, peluang berkoalisi dengan NasDem, PDIP hingga PKS masih terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
Baca SelengkapnyaDikabarkan, bakal ada partai yang bergabung dengan KIM yakni PKS, PKB hingga Partai NasDem yang akan menjadi KIM Plus.
Baca SelengkapnyaPKB dan PDIP sudah saling bertukar informas untuk Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaNamun, Cak Imin membenarkan terkait adanya politikus PDIP yang mengungkap terus berkomunikasi dengan PKB
Baca SelengkapnyaMenurut mantan Wali Kota Surabaya ini, memimpin suatu daerah memiliki tanggung jawab yang besar
Baca SelengkapnyaKomunikasi dengan partai tersebut terus dilakukan dan mendekati titik temu.
Baca SelengkapnyaEddy mengakui dinternal KIM belum menemui titik temu apakah akan memajukan RK di Jawa Barat ataukah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP terus melakukan komunikasi sejumlah partai untuk berkoalisi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat.
Baca Selengkapnya