Sosok Jokowi dinilai ubah logika rakyat
Merdeka.com - Kehadiran Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta setahun lalu dinilai mengubah pandangan dan logika rakyat. Selama ini, rakyat kerap kali mencaci pejabat jika banyak media mengkritisi kebijakan atau program tertentu.
Sebaliknya, jika itu terjadi pada Jokowi, maka yang terjadi adalah sebaliknya.
"Ini menarik, jika saya membaca berita tentang Jokowi, saya lihat komentarnya. Kalau ada media yang mencaci Jokowi, maka komentarnya akan mencaci wartawan. Kalau ada pengamat yang mencaci Jokowi maka komentarnya akan mencaci pengamat. Ini logika rakyat," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang pada sebuah diskusi di Kedai Kopi Deli, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (6/9).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana Jokowi meminta awak media untuk informasi lebih lanjut? 'Tanyakan langsung ke Kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke kapolri langsung,' ujar dia.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
Kondisi itu juga memberikan hasil positif terhadap partai jika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengeluarkan keputusan untuk mencapreskan Jokowi. Hal itu terbukti dari survei-survei mengenai elektabilitas di mana PDIP akan meraih lonjakan besar jika mencapreskan mantan Wali Kota Solo itu.
"Ada korelasi positif antara popularitas Jokowi sebagai calon dan popularitas partai kalau Jokowi jadi presiden," tandasnya.
Tak hanya PDIP, keberadaan Jokowi bisa meningkatkan elektabilitas semua partai yang ingin mengusungnya sebagai presiden. Sosoknya juga akan menimbulkan animo masyarakat untuk memilih dalam pemilihan umum mendatang, sehingga Jokowi memiliki 'bargaining'.
Akan tetapi, jika PDIP tidak memilihnya sebagai capres dan Jokowi tetap berniat maju, justru akan melemahkan dirinya.
"Publik bisa melihat kalau Jokowi tetap maju dan tidak dicalonkan PDIP, nanti akan banyak orang yang katakan Jokowi gila kekuasaan. Bisa dikatakan Jokowi mengkhianati Megawati, khianati Prabowo hanya untuk merebut kursi RI-1. Mungkin, rakyat tetap memilih, tapi akan ada ancaman untuknya," tandasnya.
Meski begitu, dia meyakini Jokowi tetap berpegang teguh terhadap filosofi masyarakat Jawa, sehingga ia akan setia kepada keputusan Megawati. Pencalonannya pun juga menimbulkan perlawanan dari partai yang selama ini mendukungnya, yakni Gerindra.
"Kalau tidak ada izin dari Megawati, dia pasti tidak akan mengatakan 'saya siap' nyapres. Kalau itu terjadi, maka Gerindra dan Prabowo akan terima itu. Kalau tidak, maka itu akan menjadikan Jokowi sebagai lawan, akan terjadi pertarungan," pungkasnya. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan terima kasih kepada insan Pers yang selama ini memberi masukan dan mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaJokowi menganggap itu sebuah kritikan yang harus didengar
Baca SelengkapnyaSecara pribadi, Jokowi mengaku tak masalah dihina dan diejek.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menyamaikan uneg-unegnya saat berpidato di sidang tahunan MPR/DPR/DPD.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberi kata sambutan pada pembukaan Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia 2023.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca SelengkapnyaTingkat kepuasan publik kepada kinerja Presiden Jokowi diyakini tinggi.
Baca SelengkapnyaRocky Gerung selalu mengkritik kebijakan Jokowi. Bahkan kritik terakhirnya dinilai menghina Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi melihat yang tetap dibicarakan netizen adalah soal tukang kayu, padahal sedang ramai mengenai Pilkada.
Baca SelengkapnyaPernyataan Rocky dinilainya dapat memecah belah konstitusi sejak Pilpres 2019 lalu.
Baca Selengkapnya