Status Jokowi sebagai petugas partai buat rumit tentukan Cawapres
Merdeka.com - Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menilai, calon presiden petahana Joko Widodo lebih memiliki posisi kuat dalam menentukan calon wakil presidennya dibandingkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebab, mantan Gubernur Jakarta itu memiliki nilai tawar lebih tinggi karena tanpa partai berlambang banteng itu pun dia sudah cukup mengantongi tiket pilpres.
Adjie mengatakan, Jokowi saat ini di posisi cukup sulit lantaran elektabilitasnya harus didongkrak oleh Cawapresnya. Sebagai petahana posisi belum aman karena tidak melampaui angka 50 persen.
"Poin pertama faktor elektoral membuat situasi siapa cawapres Jokowi makin rumit. Kemudian kedua posisi pak Jokowi yang tanda kutip sebagai petugas partai. Secara psikologis itu akan menjadi suatu perdebatan dan diskusi yang cukup alot di internal PDIP. Karena tentunya sebagai petugas partai, frame berpikir partai atau Ketum partai adalah petugas partai mengikuti keputusan partai," kata Adjie di kantornya, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
Jokowi, menurut Adjie, dalam posisi diuntungkan karena memiliki partai pendukung yang cukup besar. Dia melihat saat ini nama Cawapres tak kunjung keluar karena masih belum satu suara.
"Tapi di sisi lain kita lihat, Jokowi diuntungkan dengan beberapa partai yang telah secara resmi mendeklarasikan dukungan ke Pak Jokowi. Misalnya Golkar, Hanura, PPP dan lainnya, yang kemudian membuat pak Jokowi tidak terlalu khawatir tak dapat tiket di 2019. Oleh karena itu, mengapa sampai saat ini nama cawapres belum muncul, salah satu faktornya perdebatan-perdebatan di internal koalisi pak Jokowi," kata Adjie.
Adjie menambahkan, PDIP pun tidak bisa memaksakan kader internalnya untuk menjadi cawapres dengan posisi Jokowi demikian.
"Kalau kita lihat dari sisi bergaining, saat ini PDIP tidak punya pilihan yang banyak ya untuk memaksakan internal dari PDIP. Karena tadi tiket sudah diraih Jokowi, tanpa PDIP Jokowi bisa maju sebagai capres," imbuhnya.
PDIP juga tidak memiliki tokoh yang mampu membantu Jokowi secara elektoral. Nama yang mencuat seperti Puan Maharani dan Budi Gunawan dinilai masih kurang.
"Kedua kita lihat dari PDIP tidak ada nama yang cukup kuat dan bisa membantu Pak Jokowi baik secara elektoral maupun meningkatkan kapasitas pemerintahan, dari nama yang muncul saat ini Puan atau Budi Gunawan adalah nama yang sebetulnya tidak populer di publik dan secara kualitatif tidak kuat meningkatkan kualitas pemerintahan. Jadi posisi Pak Jokowi lebih kuat dibandingkan posisi Megawati ya untuk menentukan siapa cawapres Pak Jokowi," pungkas Adjie.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi beralasan, fokusnya bekerja saat ini juga dilandasi kekhawatiran situasi global yang tidak menentu.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang terlibat kampanye.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaHerzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.
Baca SelengkapnyaPKB gerah koalisinya dengan Gerindra belum juga memutuskan siapa calon wakil presiden yang akan diusung. 11 bulan koalisi berjalan tetapi belum ada keputusan.
Baca SelengkapnyaJakarta ke depannya akan berhubungan dengan rezim Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai, kondisi Anies ini tidak lepas dari posisinya yang diidentifikasikan sebagai lawan politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenghitung Peluang Susi Pudjiastuti jadi Cawapres Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, partai politik masih mencari format koalisi yang jelas. Selain itu, cawapresnya juga belum jelas.
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi hasil survei Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Luthfi-Yasin) yang kalah dari pasangan calon Andika-Hendi
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai peluang Ganjar dan Anies berpasangan ada tetapi sangat kecil.
Baca Selengkapnya