Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Strategi parpol mendompleng popularitas Jokowi demi suara di Pemilu 2019

Strategi parpol mendompleng popularitas Jokowi demi suara di Pemilu 2019 jokowi panen jagung. ©2018 Humas Kemenko Perekonomian

Merdeka.com - Lima partai politik sudah mendeklarasikan dukungan politik untuk Joko Widodo sebagai calon presiden yang akan bertarung di Pemilihan Presiden 2019. Partai Nasional Demokrat (NasDem) menjadi yang pertama mengumumkan dukungannya untuk pria yang akrab disapa Jokowi. Disusul Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Terakhir, partai penguasa yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Partai-partai pendukung cukup rajin memuji kinerja dan kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden. Capaian kinerja selama empat tahun dijadikan modal agar Jokowi bisa kembali memimpin Indonesia periode lima tahun ke depan. Tidak hanya lima partai itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sampai saat ini belum memberikan dukungan resmi, juga ikut memuji Jokowi. Bahkan PKB menyatakan loyalitas dan kesetiaannya selama kepemimpinan Presiden Jokowi.

Bermodal jaminan kesetiaan, partai yang dibentuk Gus Dur ini menawarkan Ketua Umumnya yakni Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi. Seolah tak mau kalah, PPP sebagai partai yang sudah memberikan dukungan untuk Jokowi, juga mengajukan Ketua Umumnya yakni Romahurmuziy sebagai calon wakil presiden.

Orang lain juga bertanya?

megawati tetapkan jokowi capres 2019 2024

Dengan alasan sebagai salah satu partai besar, Golkar juga mulai menampilkan Ketua Umum Airlangga Hartarto yang dinilai pantas bersanding dengan Jokowi. Partai Hanura juga menyodorkan nama Ketua Dewan Pembina yakni Wiranto sebagai cawapres Jokowi. Berbeda dengan Partai NasDem yang tidak mengajukan cawapres namun berulang kali menegaskan loyalitasnya memenangkan Jokowi di Pilpres 2019.

Tidak heran jika gerak-gerik parpol menyanjung dan mendekatkan diri dengan Jokowi sebagai figur calon presiden, semakin intensif jelang pemilihan legislatif 2019. Direktur Utama Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanafi menuturkan, dalam psikologi politik, cara ini disebut pengaruh ekor-jas atau coat-tail effect. Ini sebagai strategi politik partai mendongkrak elektabilitas dengan mendompleng popularitas figur.

Apalagi sampai saat ini Jokowi masih kokoh sebagai calon presiden yang paling populer dengan tingkat elektabilitas tinggi di berbagai lembaga survei.

"Calon presiden yang diusung partai bisa berpengaruh pada elektabilitas partai yang mengusungnya. Kalau calonnya populer dan elektabilitas tinggi, bisa pengaruh positif ke partai pendukungnya. Sebaliknya kalau calonnya kurang populer dan elektabilitas rendah bisa pengaruh negatif ke partai," jelas Djayadi saat berbincang dengan merdeka.com, semalam.

jokowi dan mentri perindustrian resmikan jiipe di gresik

Strategi ini terang-terangan pernah diungkapkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Saat acara syukuran di kediaman Agung Laksono bulan lalu, Airlangga mengatakan bahwa Golkar harus bisa memanfaatkan kedekatan dengan Jokowi sebagai salah satu modal untuk mendulang suara di Pemilu 2019.

"Kita harus co-branding dengan pak Jokowi dan yang pertama dukungan pak Jokowi kita harus manfaatkan itu, maka kita harus kapitalisasi pemenangan pemilu legislatif," kata Airlangga ketika pidato syukuran Kosgoro 1957 di rumah Agung Laksono, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Kamis (8/2).

Djayadi melanjutkan, dengan popularitas Jokowi yang tinggi, parpol pendukung sangat berharap mendapat 'durian runtuh' yang bisa mendongkrak suara mereka di pemilihan legislatif. Karena itu partai politik akan membangun persepsi agar di mata publik terlihat sebagai pendukung setia Jokowi sang calon presiden. Selama ini yang mendapat keuntungan kenaikan elektabilitas hanya PDIP. Sebab, Jokowi adalah kader PDIP.

presiden jokowi di hut nasdem

Kini partai lain di luar PDIP berlomba-lomba memperebutkan suara pendukung Jokowi. Apalagi di barisan partai pendukung Jokowi, ada dua partai yang dari hasil survei menunjukkan elektabilitasnya rendah dan terancam tak lolos di DPR. Tengok saja hasil survei Lingkaran Survei Indonesia belum lama ini. PPP hanya mendapatkan 3,5 persen dan Hanura 0,7 persen. Hanya NasDem yang perolehan suaranya sedikit di atas ambang batas yakni 4,2 persen.

"Wajar kalau partai berusaha membangun kesan di masyarakat bahwa partai mereka punya hubungan kuat dengan jokowi walaupun sulit menyaingi kedekatan Jokowi dan PDIP," tegasnya.

presiden jokowi bersama ketum ppp romahurmuziy

Dia menjelaskan, dalam survei SMRC Januari lalu, elektabilitas Jokowi masih di angka 55 persen. Sedangkan total suara PDIP masih 27 persen. Artinya, masih ada 28 persen suara pendukung Jokowi yang bisa diperebutkan empat partai. Karena itu Djayadi tidak heran jika NasDem membuat baliho Jokowi presiden di seluruh pelosok nusantara, termasuk gambar Jokowi di pesawat Surya Paloh.

"Minimal partai pengusung (Jokowi) tidak tenggelam dan bisa pertahankan elektabilitasnya."

Hal sama juga bisa dilakukan partai pendukung dan pengusung Prabowo Subianto. Dalam survei SMRC, suara Prabowo mencapai 17 persen. Sedangkan suara yang diperoleh Gerindra di kisaran 7-8 persen.

"Ada 10 persen suara pendukung Prabowo yang bisa diperebutkan partai lain seperti PKS, atau Gerindra jika ingin menaikkan elektabilitasnya," ucapnya.

Tidak dipungkiri, elektabilitas Gerindra sangat tergantung popularitas mantan Danjen Kopassus itu. PKS yang sudah menyatakan bakal berkoalisi dengan Gerindra, masih berpotensi terdongkrak elektabilitasnya jika mendukung Prabowo.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran
Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran

Hal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Usai Putusan MK: Dukungan Publik pada PDIP Tinggi, Ada Faktor Jokowi
Survei Indikator Usai Putusan MK: Dukungan Publik pada PDIP Tinggi, Ada Faktor Jokowi

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.

Baca Selengkapnya
Kubu Prabowo-Gibran Nilai Elektabilitas NasDem dan PKB Terdongkrak Koalisi di Pilpres
Kubu Prabowo-Gibran Nilai Elektabilitas NasDem dan PKB Terdongkrak Koalisi di Pilpres

Kubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu menjadi lawan politik tersebut merupakan baik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP

Hasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator, Sosok Jokowi Beri Pengaruh Besar pada Elektabilitas PDIP
Survei Indikator, Sosok Jokowi Beri Pengaruh Besar pada Elektabilitas PDIP

Ketika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.

Baca Selengkapnya
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo

Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.

Baca Selengkapnya
Analisis Pengamat Politik Soal Ucapan Jokowi 'Saya Titip' di Pilkada 2024
Analisis Pengamat Politik Soal Ucapan Jokowi 'Saya Titip' di Pilkada 2024

Niat pensiun dari percaturan politik Tanah Air, Jokowi malah muncul kembali di Pilkada 2024 dengan 'open jastip' dukungan kepada calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya
Airlangga: Pak Jokowi Nyaman dengan Golkar
Airlangga: Pak Jokowi Nyaman dengan Golkar

Sebelumnya Jokowi blak-blakan menyebut presiden dan menteri boleh berkampanye, berpihak dalam Pemilu

Baca Selengkapnya
Begini Kata Politisi PDIP soal Kabar Jokowi Gabung Partai Golkar
Begini Kata Politisi PDIP soal Kabar Jokowi Gabung Partai Golkar

Andreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa.

Baca Selengkapnya
Pesan Bahlil ke Para Capres: Kalau Berbeda dengan Pak Jokowi, Risikonya Kalian Tahu
Pesan Bahlil ke Para Capres: Kalau Berbeda dengan Pak Jokowi, Risikonya Kalian Tahu

Bahlil mengutip survei kepuasan publik terhadap Jokowi yang sangat tinggi. Sehingga yang berhadapan dengan Jokowi harus melawan rakyat.

Baca Selengkapnya
Pemilih Jokowi di 2019 Beralih Dukung Prabowo
Pemilih Jokowi di 2019 Beralih Dukung Prabowo

Prabowo diasosiasikan sebagai bacapres yang paling direstui Jokowi.

Baca Selengkapnya
Klaim Punya 85 Juta Suara, Projo Bocorkan Arah Dukungan Capres Inisial Ini
Klaim Punya 85 Juta Suara, Projo Bocorkan Arah Dukungan Capres Inisial Ini

Projo akan bekerja sama dengan relawan Jokowi lainnya yang masih tegak lurus dan tidak tergesa-gesa mendeklarasian capres 2024.

Baca Selengkapnya