'Surga dunia' di Alexis dipakai buat serang Ahok di debat
Merdeka.com - Hotel Alexis, salah satu tempat hiburan malam ternama di Jakarta sempat disinggung dalam debat perdana KPU DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jumat (13/1) kemarin. Hotel ini sempat menjadi kontroversi semasa kepemimpinan Basuki T Purnama (Ahok) jadi Gubernur DKI Jakarta.
Dalam debat, Ahok diserang habis-habis soal sejumlah penggusuran yang dilakukannya selama memimpin ibu kota. Tak cuma Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono juga menyerang Ahok soal penggusuran.
Sementara Alexis, pertama kali diungkapkan oleh calon nomor urut tiga, Anies Baswedan. Menurut Anies, Ahok hanya berani menggusur rakyat kecil, tapi menghadapi korporasi besar di dunia prostitusi mantan Bupati Belitung Timur itu lemah.
-
Kenapa Ahok dan Puput berlibur? Basuki Tjahaja Purnama dan Puput Nastiti Devi tengah menikmati waktu liburnya.
-
Bagaimana Ahok dan Puput berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Dimana debat kedua Pilkada DKI berlangsung? Janji itu disampaikan dalam debat kedua Pilkada DKI yang mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial di Beach Club Internasional, Ancol, Minggu (27/10).
-
Dimana Ahok menghabiskan masa kecil? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
"Untuk urusan penggusuran tegas, tapi untuk urusan Alexis, lemah," kata Anies saat debat di Hotel Bidakara, Jakarta.
Alexis pun dibuat menjadi ajang kampanye oleh Anies. Dia berjanji akan memberantas prostitusi di hotel mewah, termasuk Alexis jika terpilih jadi orang nomor 1 di DKI.
"Kita akan tegas," terang Anies.
Ahok yang dikritik soal ini hanya senyum. Dia lebih memilih membanggakan telah menutup diskotek fenomenal sekelas Stadium di kota karena sudah berkali-kali ada pengunjung tewas akibat narkoba.
Bicara soal Alexis, saat masih menjabat, Ahok memang mengakui bahwa ada 'surga dunia' di hotel tersebut. Namun sayang, Ahok tak mampu menutupnya, alasannya karena tidak ada bukti.
"Di hotel-hotel itu ada enggak prostitusi? Ada, prostitusi artis di mana? di hotel. Di Alexis itu lantai 7 nya surga dunia loh (prostitusi). Di Alexis itu bukan surga di telapak kaki ibu loh, tapi lantai 7," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa 16 Februari tahun lalu.
Hotel Alexis memang terkenal dengan prostitusi kelas atas, tidak hanya pekerja seks komersial (PSK) lokal saja ditawarkan, melainkan dari berbagai negara. Melihat kondisi ini, Ahok mengaku telah mengirimkan petugas ke hotel itu untuk melakukan penertiban. Namun upaya penertiban tersebut gagal karena belum cukup bukti.
"Oh benar pak di sana lengkap dari mana-mana ada. Ya sudah kalau begitu tutup dong? oh enggak bisa pak, enggak ada bukti. Pas kita datang mereka baik-baik saja, masa harus ketuk pintu satu per satu," tandasnya.
Ahok pun menantang siapa saja yang berani menunjukkan bukti ada praktik prostitusi di Alexis. Dengan bukti itu, Ahok jamin akan menutupnya.
Berdasarkan informasi dihimpun merdeka.com, pernyataan Ahok ada benarnya. Sebut saja Tomo, lajang asal Bogor ini tidak menampik 'surga dunia' yang disebut Ahok. Dia menceritakan pengalamannya bertandang ke hotel yang terletak di kawasan Jakarta Utara tersebut.
Tomo menyebut Hotel Alexis tempat melepas penatnya hidup di Jakarta. Bagaimana tidak, hotel itu menawarkan berbagai fasilitas hiburan yang memanjakan kaum adam, termasuk urusan pelampiasan syahwat.
Hotel Alexis ©istimewa
Dia tidak segan menyebut hotel ini benar-benar maksimal menyediakan fasilitas hiburan malam yang dibutuhkan pengunjung. Mulai dari bar yang dilengkapi minuman alkohol berbagai jenis dan merek, diskotek dengan para DJ wanita seksi, spa, lounge dan kolam air hangat.
"Ya kalau dibilang surga, benar itu," singkatnya sambil tertawa saat berbincang dengan merdeka.com.
Setelah memarkir kendaraan di area yang disediakan, petugas keamanan akan mengarahkan tamu sesuai tujuan kedatangan. Misalnya, kalau tamu ingin menghabiskan malam di diskotek, akan diarahkan ke lantai 1. 'Surga' di lantai 7 bisa langsung dicapai dengan lift penghubung antara area parkir dan lokasi lantai. Tapi, kata dia, penjagaan sangat ketat.
"Begitu sampai di lantai 7, tidak boleh ada kamera. Kalau kelihatan handphone dipakai buat motret, langsung diambil security," katanya.
Keluar dari lift di lantai tujuh, tamu akan disambut ruangan luas dengan lantunan musik santai. Wanita-wanita berpakaian minim nampak menunggu di sofa empuk yang disediakan mengelilingi lantai tersebut. Ibarat etalase. Kebanyakan diimpor dari negara lain. Yang terkenal di hotel itu, kata dia, mereka yang diimpor dari Uzbekistan.
"Mereka duduk berkelompok. Ada yang kelompok dari China, Uzbekistan, Thailand, dan lokal juga ada. Mereka tidak berbaur karena keterbatasan bahasa. Mereka enggak bisa bahasa Inggris," imbuhnya.
Di lantai yang dikenal dengan sebutan lounge itu, tamu bisa bersantai duduk di sofa terlebih dulu. Biasanya tamu memesan minuman, mulai dari minuman soda sampai wine, sambil mengarahkan pandangan ke arah perempuan yang duduk di sudut lain. Transaksi dilakukan di lantai 7.
"Tarifnya kalau yang China dulu itu sekitar Rp 2,1 juta. Kalau yang lokal dulu sekitar Rp 1 juta. Mungkin sekarang sudah naik," katanya.
Setelah menentukan pilihan dan mendaftarkan diri ke resepsionis, tamu punya pilihan untuk bersantai dan berendam terlebih dulu di kolam air hangat ditemani perempuan pilihannya, atau langsung beralih ke lantai khusus yang menyediakan kamar hotel untuk memuaskan hasrat. Selain kolam air hangat, di lantai 7 juga terdapat sebuah kolam kecil yang disediakan untuk pengobatan refleksi kaki.
"Kalau kita berendam dulu di kolam air hangat, ditemani perempuan yang kita pilih. Bisa santai-santai dulu hilangkan pegal," katanya.
Tomo tak munafik, dia menyebut kedatangannya ke hotel itu memang untuk memuaskan hasrat seksualnya. Menurutnya, rata-rata pengunjung Hotel Alexis datang untuk tujuan yang sama.
Gambaran ini berbeda dengan pernyataan yang keluar dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Catur Laswanto. Beberapa waktu lalu Catur mengaku tidak menemukan praktik prostitusi di Hotel Alexis. Hal itu setelah instansinya melakukan pemantauan dan memiliki izin usaha.
"Selama pemantauan kami, tidak ada bukti-bukti seperti itu (jadi tempat prostitusi). Maka kami tidak berani menindak. Kita kan harus berdasarkan bukti. Dari pengecekan teman-teman di Dinas Pariwisata, mereka masih melakukan usaha hiburan sesuai izinnya," ujarnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies cerita saat masih di DKI berhasil tutup tempat hiburan malam Alexis
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil memberikan sindiran yang menohok ke Pramono Anung
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil memberikan sindiran yang menohok ke Pramono Anung
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan berkampanye di salah satu Lapangan Kabupaten Bone, Rabu, 17 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaCerita Bangga Anies Tutup Alexis Pakai Selembar Kertas saat Kampanye di Bone
Baca SelengkapnyaKPU Jakarta menggelar debat pamungkas Pilkada Jakarta 2024 yang digelar malam ini pada Minggu, 17 November 2024 di Hotel Sultan.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil memberikan sindiran yang menohok ke Pramono Anung
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum Sumatera Utara menggelar debat perdana Pilgub Sumut di Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Rabu (30/10) malam ini.
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung soal Ahok yang merupakan salah satu kader PDIP
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyebut Ahok gubernur paling banyak melakukan penggusuran, bahkan menyebut paling brutal.
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca SelengkapnyaAhok divonis dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama pada 9 Mei 2017.
Baca Selengkapnya