Survei: 71,49 Persen Publik Ingin Capres Tidak Harus Kader Partai
Merdeka.com - Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) merilis survei bertema 'Sumber Kepemimpinan Nasional: Menuju 2024'. Dari hasil surveinya, mayoritas publik ingin figur yang layak diusung sebagai Capres 2024 tidak mesti dari kader partai politik.
"Mayoritas responden yakni 71,49 persen ingin calon presiden tidak harus kader partai dan 28,51 persen lainnya menginginkan calon presiden dari kader partai," ujar Peneliti ARSC Bagus Balghi dalam paparannya, Sabtu (22/5).
Selain itu, Bagus melanjutkan, hampir semua responden sebanyak 93,97% meminta Capres 2024 adalah laki-laki. Sementara, 6,03% lainnya menginginkan perempuan.
-
Siapa saja yang dipilih oleh masyarakat pada pemilu 2024? Pada pemilu kali ini, masyarakat Indonesia akan memilih para wakil rakyat, yaitu yang akan duduk sebagai anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan Presiden serta Wakil Presiden.
-
Bagaimana cara masyarakat memilih pemimpin? Pilkada dilakukan secara langsung oleh masyarakat melalui pemungutan suara. Setiap pemilih memberikan suaranya untuk memilih pasangan calon yang dianggap paling mampu dan sesuai dengan aspirasi mereka dalam memimpin daerah tersebut.
-
Bagaimana masyarakat memilih pemimpin? Dalam Pilkada, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap paling cocok untuk memimpin dan mengelola daerah mereka. Pemimpin yang dipilih melalui Pilkada diharapkan dapat menjadi perwakilan dari keinginan dan aspirasi masyarakat, serta mampu memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
-
Bagaimana cara masyarakat berpartisipasi di Pilkada 2024? Masyarakat diharapkan menggunakan hak pilih mereka dengan bijak untuk menentukan pemimpin yang terbaik.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu 2024 adalah pemilihan umum serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta kepala daerah di seluruh Indonesia.
-
Bagaimana cara agar masyarakat menilai calon presiden? 'Saya yakin bapak ibu bisa liat capres yang cuma ngomong di pidato dan mana capres yang bisa lanjutkan apa yang saya paparkan. Kalau apa yanh sampaikan benar, sampaikan ke yang lain. Saya punya keyakinan ini instrumen wujudkan Indonesia emas 2045,' papar Bahlil.
Kemudian, Capres dari kalangan sipil menjadi paling tinggi dipilih responden sebesar 60,58%. Sementara 34,05% persen menginginkan capres dari militer dan 5,37% dari kalangan polisi.
"Publik lebih memilih sosok pemimpin dari kalangan sipil untuk menjadi presiden," ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Bagus, mayoritas responden sebanyak 96,53% lebih memilih Capres yang berprestasi. Ketimbang Capres yang berdasarkan kekerabatan politik dimana responden hanya memilih 3,74%.
"Aspek kompetensi merupakan concern utama dari publik, sosok yang memiliki rekam jejak prestasi dan berpengalaman adalah pertimbangan utama dalam memilih presiden ketimbang sosok yang sekadar memiliki kekerabatan politik," ucap Bagus.
Untuk diketahui, survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Dengan 60 persen berusia muda di bawah 30 tahun dan usia minimal 17 tahun.
Survei dilakukan selama periode 26 April-8 Mei 2021. Metode survei yang dipakai adalah multistage random sampling dan dilakukan melalui sambungan telepon. Adapun margin error plus minus 2,9 persen.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Denny menjelaskan mayoritas publik ingin presiden yang bekerja untuk kepentingan, kesejahteraan, dan keadilan publik, bukan partai.
Baca SelengkapnyaPopuli Center merilis hasil survei tentang respon publik terhadap isu politik dinasti.
Baca SelengkapnyaPendaftaran calon kepala daerah melalui jalur independen mulai dibuka pada 5 Mei hingga 19 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaHasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaPendukung Anies-Cak Imin yang menonton debat mencapai 48,9 persen, sementara Ganjar-Mahfud 48,4 persen. Pendukung Prabowo-Gibran yang menonton debat 39,1.
Baca SelengkapnyaSudirman menyampaikan Pilpres menjadi kontestasi di mana individu memegang kekuatan terbesar sebagai pemilih.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, persepsi publik yang tak mengkhawatirkan isu politik dinasti terjadi peningkatan. Jika semula 33,7 persen, kini menjadi 42,9 persen.
Baca SelengkapnyaRelawan Bara JP menegaskan, Pilpres yang menentukan adalah rakyat, bukan Jokowi.
Baca SelengkapnyaTemuan ini terungkap dalam sebuah laporan bertajuk Partisipasi dan Opini Publik Menjelang Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaHasil Survei CSIS mengungkapkan rata-rata pemilih partai belum solid mendukung capres
Baca Selengkapnya