Survei: H-12 Pencoblosan, Jokowi Masih Ungguli Prabowo
Merdeka.com - Gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019 telah memasuki babak akhir. Dalam empat bulan, selisih elektabilitas antara kedua pasangan calon (paslon) semakin menipis, seiring turunnya elektabilitas Jokowi dan peningkatan elektabilitas Prabowo.
Meskipun demikian paslon Jokowi-Ma'ruf masih unggul jauh dengan perbedaan elektabilitas sebesar 20,3 persen. Berdasarkan hasil survei Y-Publica, elektabilitas Jokowi mencapai 53,1 persen, sedangkan Prabowo 32,8 persen.
"Meskipun elektabilitas terus meningkat, sangat sulit bagi Prabowo-Sandi untuk mengalahkan Jokowi-Ma'ruf, bahkan jika berhasil meraup seluruh suara undecided voter sebanyak 14,1 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono, Jumat (5/4).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
Menurut Rudi, turunnya elektabilitas Jokowi berkorelasi dengan penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan. Kepuasan terhadap calon presiden (capres) petahana Jokowi terus mengalami penurunan, hingga sebesar 69,2 persen.
"Masa kampanye yang panjang menjadi ajang bagi kubu oposisi untuk melancarkan kritik terhadap kelemahan petahana," jelasnya.
Figur Jokowi dan Prabowo masih menjadi faktor utama yang mendongkrak elektabilitas dua partai politik (utama) pengusung paslon.
Dengan elektabilitas 26,5 persen, PDIP diprediksi memenangkan pemilihan anggota legislatif (Pileg) 2019. Gerindra menyusul sebagai runner up dengan elektabilitas 14,3 persen. PDIP dan Gerindra bersama dengan Golkar, PKB, dan Demokrat menempati posisi lima besar parpol yang diprediksi lolos ambang batas parlemen.
"Yang menarik, parpol-parpol nasionalis mengalami pelemahan elektabilitas dalam 1-3 bulan terakhir, hanya PKB yang cenderung naik," lanjut Rudi.
Elektabilitas Golkar mencapai 8,6 persen, PKB 7,8 persen, dan Demokrat 5,2 persen. Sebaliknya, parpol-parpol papan tengah cenderung meningkat elektabilitasnya, kecuali PPP dan Perindo. Nasdem memimpin dengan elektabilitas 3,9 persen, diikuti PKS 3,8 persen, PSI 3,6 persen, dan PAN 3,3 persen.
"PPP (2,8 persen) tampaknya terpengaruh penangkapan ketua umum Romahurmuzy, sedangkan Perindo (1,8 persen) masih berpeluang lolos threshold," ujarnya.
Pada papan bawah adalah parpol-parpol yang diprediksi tidak lolos ambang batas. Hanura mengalami penurunan elektabilitas paling tajam, hingga tersisa 0,9 persen. Lainnya adalah PBB (0,8 persen), Berkarya (0,6 persen), PKPI (0,5 persen), dan Garuda (0,4 persen).
"Masih ada sebanyak 15,1 persen menyatakan belum memutuskan atau tidak menjawab," pungkas Rudi.
Y-Publica melakukan survei nasional berbasis dapil dalam periode akhir Januari hingga bulan Maret 2019. Temuan survei merupakan agregat dari 54 dapil dengan jumlah keseluruhan responden mencapai 43.200 orang.
Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) di setiap dapil dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut adalah hasil lengkap elektabilitas partai politik:
PDIP: 26,5 persenGerindra: 14,3 persenGolkar: 8,6 persenPKB: 7,8 persenDemokrat: 5,2 persenNasdem: 3,9 persenPKS: 3,8 persenPSI: 3,6 persenPAN: 3,3 persenPPP: 2,8 persenPerindo: 1,8 persenHanura: 0,9 persenPBB: 0,8 persenBerkarya: 0,6 persenPKPI: 0,5 persenGaruda: 0,4 persenBelum memutuskan/Tidak jawab: 15,1 persen
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis survei terbarunya tentang elektabilitas para bakal Capres di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan elektabilitas 53,4 persen.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaVoxpol Center merilis survei nasional head to head kandidat capres Prabowo Subianto dengan Ganjar dan Anies.
Baca SelengkapnyaHasil Survei jika Pilpres Digelar Hari Ini: Prabowo Menang 35,1%, Anies 18,2% dan Ganjar 18%
Baca SelengkapnyaKepribadian Prabowo yang dianggap tegas, jujur, dan bersih juga menjadi faktor elektabilitas paling tinggi.
Baca SelengkapnyaNamun, pemilih bimbang masih cukup tinggi mencapai 28,7 persen
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka paling tertinggi di antara pasangan lainnya.
Baca SelengkapnyaResponden pun ditanya siapa pasangan calon presiden yang dinilai paling mampu meneruskan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dukungan untuk Prabowo mencapai 45,3 persen.
Baca Selengkapnya