Survei IndEX Research: PDIP dan Gerinda Unggul, PSI Kuda Hitam
Merdeka.com - Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menemukan elektabilitas empat besar partai politik semakin merata, di mana Demokrat memantapkan diri dengan menembus elektabilitas dua digit. Sebelumnya posisi papan atas hanya dikuasai tiga parpol, yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar. Sementara itu pada papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpeluang menjadi kuda hitam.
PDIP masih unggul, tetapi elektabilitasnya turun di bawah 20 persen, kini hanya 17,8 persen. Kemudian disusul Gerindra sebesar 13,9 persen dan Demokrat mencapai 10,6 persen. Sementara Golkar masih berada pada peringkat keempat setelah sebelumnya tersalip Demokrat, dengan elektabilitas 8,7 persen.
“Persaingan empat besar partai politik semakin kompetitif, sedangkan pada papan tengah PSI, menjadi kuda hitam,” kata peneliti indEX Research, Hendri Kurniawan dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (7/10).
-
Siapa yang membuka peluang bersatu di putaran kedua pilpres 2024? Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Anies Baswedan membuka wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Siapa yang akan bersaing di pemilu 2024? Dalam demokrasi yang padat modal keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Di sini AMSI mendorong agar media massa menghasilkan berita atau konten berdasarkan undang-undang pers.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
Menurutnya, meratanya kekuatan pada posisi empat besar membuka peluang kompetisi dalam membangun poros koalisi untuk mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
PDIP dan Gerindra sebagai dua parpol utama di kubu pemerintah masih menjagokan masing-masing tokohnya, yaitu Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
“Ganjar Pranowo masih sulit didukung PDIP yang masih dikuasai oleh trah Soekarno,” lanjut Hendri.
Poros berikutnya adalah Golkar, yang menjagokan ketua umumnya Airlangga Hartarto. Hanya saja elektabilitas Airlangga masih sangat rendah, sehingga Golkar tampak sedang menjajaki koalisi dan mencari figur dengan elektabilitas yang tinggi. Di luar kubu pemerintah, poros oposisi potensial digalang oleh Demokrat.
“Tentu yang bakal diusung Demokrat adalah ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, juga dengan menggaet figur lain dan koalisi untuk memenuhi presidential threshold,” terangnya.
Parpol-parpol papan tengah berpeluang menjadi mitra koalisi dari ketiga poros tersebut. PKB memimpin dengan elektabilitas 5,8 persen, disusul PSI (5,2 persen), dan PKS (5,0 persen).
“PSI memantapkan diri di atas parliamentary threshold (PT) 4 persen,” ungkap Hendri.
Berikutnya Nasdem (3,8 persen), PPP (2,3 persen), dan PAN (1,3 persen). Selain itu ada dua parpol baru, Partai Ummat (1,5 persen) dan Gelora (1,1 persen) yang memiliki basis pendukung dari pecahan PKS dan PAN.
Sisanya parpol papan bawah dengan raihan elektabilitas di bawah 1 persen, atau kecil peluangnya bisa lolos PT jika memperhitungkan margin of error, yaitu Hanura (0,8 persen), Perindo (0,7 persen), PBB (0,5 persen), Berkarya (0,3 persen), PKPI (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen).
Sedangkan parpol baru Masyumi Reborn nihil dukungan. Belakangan bermunculan parpol-parpol baru lainnya, tetapi secara keseluruhan hanya didukung 0,8 persen. Sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab (19,6 persen).
Survei Index Research dilakukan pada 21-30 September 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia, melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
10 Partai Politik (Parpol) yang berpeluang untuk masuk ke DPR RI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini.
Baca SelengkapnyaKendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaAda lima surat suara yang akan diterima pemilih saat mencoblos pada 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan elektabilitas partai politik
Baca SelengkapnyaCEO Lembaga Survei Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho mengatakan, tiga poros itu tidak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaKomunikasi dengan partai tersebut terus dilakukan dan mendekati titik temu.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca Selengkapnya"Elektabilitas partai politik yang tertinggi tapi masih di dalam rentang margin of error, partai Gerindra 18,1 persen, kedua PDI Perjuangan 16,4 persen,"
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaHari pencoblosan Pemilu semakin dekat. Empat lembaga survei memotret elektabilitas para Capres Cawapres.
Baca Selengkapnya