Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Unggul, Tapi Belum Cukup untuk Menang di 2024
Merdeka.com - Survei elektabilitas calon presiden Indikator Politik Indonesia menempatkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di angka 26,2 persen. Prabowo ditempel Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di angka 20,8 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 15,5 persen.
"Kalau kita lihat di sini elektabilitas pak Prabowo Subianto menempati peringkat tertinggi 26,2 persen disusul mas Ganjar 20,8 persen selisihnya tidak terlalu jauh. Kemudian disusul mas Anies 15,5 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan survei, Rabu (25/8).
Burhanuddin menjelaskan, elektabilitas Prabowo meskipun tinggi masih belum dominan. Belum cukup untuk mengantongi kemenangan di Pilpres 2024.
-
Kenapa Prabowo diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa Prabowo kokoh di Pilpres 2024? Posisinya sebagai ketua umum partai, membuat Prabowo kokoh dibanding calon lainnya.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
"Ini Belanda masih jauh karena 26 persen belum cukup aman untuk bisa mengantongi kemenangan di 2024," ujarnya.
Sementara tokoh lain tercatat elektabilitasnya meski tidak setinggi tiga tokoh tersebut. Di papan tengah ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,7 persen, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno 5,4 persen, serta Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5,4 persen.
"Ridwan, Mas Sandi, AHY masih dalam margin of error sangat tipis," jelas Burhanuddin.
Nama lain yang muncul adalah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 2,6 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,9 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 1,7 persen, Menteri BUMN 1,6 persen, Mendagri Tito Karnavian 1,3 persen.
Serta Ketum Golkar Airlangga Hartarto 1,1 persen. Kemudian Muhaimin Iskandar 0,4 persen dan Ketua DPR Puan Maharani 0,4 persen. Yang tidak tahu atau tidak menjawab 10 persen.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 30 Juli-4 Agustus 2021 dengan wawancara tatap muka. Penarikan sampel survei dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden 1.220 orang.
Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaEep menegaskan, Pilpres 2024 belum selesai. Baik Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin masih berpeluang meraih kemenangan.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo lebih unggul di sejumlah lembaga survei
Baca SelengkapnyaMuhaimin enggan menanggapi hasil survei yang mengunggulkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKeunggulan Prabowo-Gibran sudah melewati ambang batas Pemilu satu putaran.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo menyalip calon presiden lainnya.
Baca SelengkapnyaElektabilitas menjadi topik yang santer dibicarakan mendekati Pemilihan Presiden 2024.
Baca SelengkapnyaBasis lemah Anies Baswedan 22,8 persen, Ganjar Pranowo 21,5 persen dan Prabowo Subianto 24,2 persen.
Baca SelengkapnyaTren survei pasangan Prabowo-Gibran terus naik di awal November.
Baca SelengkapnyaPerolehan elektabilitas lewat simulasi terbuka Prabowo peroleh angka 31,5 persen
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaPengamat menilai Prabowo merupakan kandidat capres yang berpotensi besar meraih limpahan elektabilitas pada Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya