Survei Indikator: Hampir Semua Partai Tak Solid Dukung Paslon di Pilpres 2019
Merdeka.com - Sebanyak 14 partai politik telah mendukung dan mengusung jagoan masing-masing pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ternyata, hampir semua partai politik tersebut tak memberikan dukungan secara 100 persen pada pasangan calon presiden-wakil presiden yang mereka usung dan dukung. Hal itu berdasarkan survei Lembaga penelitian Indikator Politik Indonesia soal Pilpres 2019 yang dilakukan pada 16-26 Desember 2018.
Dalam partai koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin, hanya Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang 100 persen mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01. Sedangkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 66,6 persen yang mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,0 persen mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Lalu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ternyata ada 6,0 persen yang mendukung Prabowo-Sandi. Dan sebanyak 90,1 persen yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Kemudian, Partai Golkar hanya 62,1 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 31,2 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Apa partai pemenang pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Partai apa yang menang Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Siapa capres yang didukung? Para dalang dan seniman dari berbagai daerah menggelar pentas wayang kolosal di Joglo Saestu Klaten.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang tidak ikut Pilkada 2024? Seluruh provinsi yang ada di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak 2024 kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selanjutnya, hanya sebanyak 69,6 persen Partai NasDem mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,8 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi. Untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 53,7 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 43,2 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Partai Hanura sebanyak 59,1 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 39,6 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi. Perindo, 69,9 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,9 persen mendukung Prabowo-Sandi. Terakhir, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), 91,9 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan 8,1 persen mendukung Prabowo-Sandi.
"Pada kelompok partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, basis PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," kata Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida di Kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).
Sementara itu, untuk Partai Politik Koalisi Prabowo-Sandi pun juga dinilai tidak solid. Karena, Partai Gerindra hanya 81,5 persen mendukung Prabowo-Sandi dan 14,1 persen di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 73,7 persen mendukung Prabowo-Sandi, sedangkan 21,1 persen di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf. Selanjutnya, Partai Amanat Nasional (PAN), 71,9 persen mendukung Prabowo-Sandi dan 26,0 persen di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Selain itu, 54,1 persen basis Partai Demokrat mendukung Prabowo-Sandi dan 40,5 persen di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf. Terakhir, 44,8 persen basis Partai Berkarya mendukung Prabowo-Sandi dan 42,1 persen di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Pada basis koalisi Prabowo-Sandi, terutama Demokrat dan Berkarya paling besar terbelah ke petahana," ujarnya.
Untuk partai koalisi Jokowi-Ma'ruf lebih banyak terbelah pada kelompok etnis non Jawa, terutama Sunda, usia cenderung semakin muda, agama Islam, kelas bawah dan terutama di sekitar Banten, Jawa Barat dan Sumatera secara umum.
"Secara sosiologis, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih banyak terbelah pada kelompok perempuan, kelompok usia yang semakin tua, kalangan kerah biru, di pedesaan dan terutama di wilayah tengah pulau Jawa hingga timur Indonesia," pungkasnya.
Survei ini dilakukan dengan teknik multistage random sampling dan 1.220 responden. Memiliki margin of error +/- 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Kemudian, responden terpilih dilakukan wawancara lewat tatap muka. Lalu dilakukan quality control secara random sebanyak 20 persen.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaHasil Survei CSIS mengungkapkan rata-rata pemilih partai belum solid mendukung capres
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA menemukan 34,6 persen pemilih PDIP memilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHidayat Nur Wahid menegaskan, partainya hingga kini masih solid dalam memberikan dukungan kepada pasangan RIDO di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu partai Koalisi Indoensia Maju (KIM) plus, Gerindra belum secara sepenuhnya mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
Baca SelengkapnyaPoltracking menggelar survei tatap muka pada 29 Oktober-3 November 2023.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, suara para pemilih sesuai basis partai politik nyatanya terpecah.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaHarusnya jika linier pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin mendapat 72 persen, tetapi pasangan yang didukung KIM Plus ini (elektabilitas) mendapatkan 47,19 persen.
Baca SelengkapnyaLogo partai-partai ini tidak akan ada pada surat suara Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca Selengkapnya