Survei internal Gerindra: Anies tempel ketat Ahok, Agus cuma 9 %
Merdeka.com - Gerindra merasa yakin jagonya di Pilgub DKI 2017, Anies Baswedan - Sandiaga Uno bisa memenangkan pertarungan. Gerindra bahkan memprediksi elektabilitas petahana Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, akan kalah dengan Anies-Sandiaga dalam waktu dekat ini.
"Insya Allah minggu depan mulai unggul melewati pasangan incumbent. Pasangan Anies - Sandi trennya terus naik dan incumbent terus turun," kata Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade dalam pesan singkat, Senin (3/10).
Andre akui dari survei internal Gerindra, Ahok-Djarot masih unggul. Namun dia menegaskan, hal itu tidak akan bertahan lama. Apalagi, Anies-Sandiaga memepet ketat incumbent.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Kenapa Anies dianggap salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi? Anies jadi satu di antara tiga tokoh capres dengan elektabilitas terkuat di sejumlah lembaga survei.
-
Siapa yang kalah saat Anies melawan Ahok? Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
Tercatat posisi Ahok - Djarot sebesar 37 persen, pasangan Anies - Sandi sebesar 36 persen dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni sebesar 9 persen. Sisanya belum menentukan pilihan. Menariknya, sebagian besar pemilih Anies - Sandi merupakan pemilih Jokowi - Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu.
"Sebagian pemilih besar Jokowi banyak yang berpindah dan memilih Anies - Sandi. Masyarakat simpati dengan pada pasangan calon yang diusung Gerindra-PKS dan Pak Prabowo yang ikhlas dan berjiwa negarawan mengusung Anies," terang Andre.
Untuk nama Agus diakui mampu mencuri perhatian masyarakat, namun pasangan Agus-Sylvi kenaikannya masih di bawah 10 persen.
Masih menurut survei internal, masyarakat cenderung menilai pencalonan Agus Harimurti tidak lebih dari rivalitas Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Selain itu, masyarakat Jakarta juga hanya melihat sisi ketampanan Agus dibandingkan calon lainnya.
"Masyarakat tidak melihat program dan apa yang ditawarkan Agus ke masyarakat. Dengan kata lain ada semacam jual mimpi dan tampang atau ganteng saja, cara pencitraannya persis SBY pada 2004 dan 2009 dan citra wong cilik Jokowi pada 2014," kata Andre.
Ditambahkan, masyarakat Jakarta sekarang lebih cerdas dan realistis dalam menyikapi calon pemimpinnya ke depan. Masyarakat belajar banyak dari pengalaman SBY pada 2004 dan 2009, pengalaman Jokowi di Jakarta 2012 dan Pilpres 2014.
Dimana pada tahun-tahun itu konsultan pencitraan memoles SBY dan Jokowi sedemikian rupa agar mendapatkan tempat di hati masyarakat. Akan tetapi, setelah terpilih kinerjanya justru berbeda dengan polesan citra yang dibangunnya.
"Masyarakat sekarang lebih cerdas, realistis, sudah belajar banyak dari pengalaman SBY 2004 dan 2009 dan zaman Jokowi 2014 yang begitu penuh polesan citra. sehingga kenyataannya berbeda setelah mereka berkuasa," jelasnya.
"Sekali lagi, Pilkada Gubernur DKI sebagai festival adu ide, program, dan gagasan, bukan Pemilihan Model yang pemilihannya berdasarkan tampang ganteng sebagai tolak ukur pemilihan," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP membuka opsi duet Ganjar-Anies di Pemilu 2024. Dua kubu berseberangan ini belakangan menguat jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaSurvei periodik Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 15-20 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaHasil quick count Pilkada DKI 2017 menggambarkan pergeseran dukungan pemilih sehingga memunculkan hasil yang tidak terduga.
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, hasil survei keluar sebelum para calon resmi mendaftar.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menang 'duel' elektabilitas atas Ganjar Pranowo di simulasi head to head yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia.
Baca SelengkapnyaGerindra akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu untuk calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta melampaui tokoh lainnya yakni mencapai 29,8 persen.
Baca SelengkapnyaSurvei ini dilakukan pada tanggal 3-9 Agustus 2023. Dengan segmentasi dari 1.220 orang responden berusia 17 tahun atau lebih, dan atau sudah menikah.
Baca SelengkapnyaPDIP mengklaim elektabilitas Ganjar Pranowo reborn.
Baca Selengkapnya