Survei internal: PDIP unggul, Gerindra tarik pemilih Golkar dan Demokrat
Merdeka.com - Deddy Yevri Sitorus dari Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan (PDIP) mengungkapkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut masih berada di posisi teratas kisaran 24,6% dalam survei internal. Sementara itu di bawah PDIP ada Partai Gerindra yang mampu bersaing karena disinyalir hasil limpahan suara dari Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Dia mengungkapkan alasan PDIP masih berada di posisi puncak. Karena pemilu lalu, beberapa partai yang berlandaskan pemikiran Bung Karno seperti PDP, PNI Marhaenisme, PNBK, Partai Pelopor dan lainnya kini kembali berlabuh ke 'kandang banteng'.
"Namun Pemilu 2019 tinggal terkonsolidir satu kekuatan Banteng-Soekarnois yakni PDI Perjuangan. Dengan demikian, tingginya elektabilitas Partai ini merupakan perpaduan kolektif kerja kader partai, efek rembesan elektoral Jokowi dan kepeloporan Partai melalui sekolah Partai dan penegakan sanksi tegas berupa pemecatan bagi para koruptor. Namun ada satu faktor lagi yang kurang mendapat perhatian, yaitu banyaknya kader Soekarnois yang pulang kandang ke PDI Perjuangan," kata Deddy dalam pemaparan acara Rakerda DPD PDI Perjuangan Bali, Minggu (21/10).
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa PDIP menang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat.
-
Mengapa PDIP menjadi partai pemenang? PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu 2019 dengan memperoleh dukungan yang signifikan dari masyarakat.
Menurut Caleg DPR RI nomor urut 1 dari Daerah Pemilihan Kalimantan Utara ini, temuan lain yang cukup signifikan adalah migrasi pemilih dan coat-tail effect dari capres terhadap partai-partai. Survei menunjukkan bahwa Gerindra mendapatkan keuntungan terbesar dari coat-tail effect itu, sementara partai-partai koalisinya sama sekali tidak mendapatkan dampak yang signifikan dari efek capres. Bahkan, lanjut Deddy, terlihat bahwa Gerindra mampu menggerogoti Demokrat dan menarik dukungan dari Golkar mengingat kentalnya Prabowo dengan Orde Baru.
Sementara di kubu koalisi Jokowi-Ma'ruf, PDIP memang paling mendapatkan persepsi positif mengingat kepemimpinan Jokowi sejak Gubernur DKI Jakarta, dan kini Presiden Indonesia. Tetapi, PDIP tidak menggerus suara partai-partai dalam koalisi sebagaimana terjadi di koalisi pendukung Capres Prabowo.
"PDI Perjuangan menurut hasil survei lebih diuntungkan oleh merapatnya kembali pemilih Soekarno dan tambahan dukungan dari kelompok pemilih pemula atau yang sering disebut dengan kaum milenial dengan angka sekitar 34,8%," terang Deddy.
Hal lain yang menjadi temuan survei internal tersebut adalah migrasi pemilih PKS ke PAN dan tidak signifikannya partai-partai Cendana dalam merebut kursi karena kalah efektif dengan Gerindra yang dinilai hadir sebagai Neo-Orde Baru.
Dalam presentasi pemenangan pemilu di Rakorda DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali tersebut, Deddy juga menegaskan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf mampu ungguli pasangan Prabowo-Sandi. Survei yang diselenggarakan pasca heboh kasus hoaks Ratna Sarumpaet tersebut, kata Deddy, ternyata juga menyumbang sulitnya elektabilitas koalisi Gerindra untuk mengejar ketertinggalan.
"Masyarakat juga mulai jenuh dengan metode kampanye negatif yang dilancarkan oleh kubu Prabowo-Sandi," ungkap Deddy.
Menurut survei, lanjut Deddy, tidak terlihat peningkatan dukungan kelompok pemilih baru pada koalisi Prabowo - Sandi. Sebaliknya, hal itu membuat para pemilih milenial berpaling mendukung Jokowi-Ma'ruf, meskipun lebih berpotensi memperbesar suara golput.
Oleh karena itu, Deddy berpesan agar jajaran partai dan caleg PDIP di Provinsi Bali untuk terus disiplin dengan kampanye positif dan menjelaskan lebih detail tentang Nawacita 2 yang lebih fokus kepada pengembangan sumber daya manusia serta isu-isu kesejahteraan setelah Jokowi berhasil membangun sektor infrastruktur secara massif selama empat tahun terakhir.
Ketika dikonfirmasi wartawan terkait hasil survei Demokrat dan Golkar yang suaranya digerus Partai Gerindra, Deddy menjawab bahwa dari variabel-variabel yang muncul memang ada kaitan kuat bahwa ketika Gerindra naik maka Demokrat dan Golkar menurun.
"Sebaliknya, kalau suara Gerindra turun, maka Golkar dan Demokrat yang naik. Jadi dalam konteks ceruk suara yang diperebutkan, memang basisnya sama. Maka kalau Golkar dan Demokrat mau naik, kuncinya adalah bagaimana menurunkan elektabilitas Gerindra," jawab Deddy.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
10 Partai Politik (Parpol) yang berpeluang untuk masuk ke DPR RI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini.
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaIndikator menggelar survei politik di Sumatera Barat pada 26 Juni-10 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPoltracking menggelar survei tatap muka pada 29 Oktober-3 November 2023.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2024, PDIP masih memuncaki daftar perolehan suara partai berdasarkan hasil quick count CSIS.
Baca SelengkapnyaPDIP berhasil meraup total 5.859.448 suara di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya