Survei: Jokowi Memimpin Elektabilitas Capres Jika Boleh Nyapres di 2024
Merdeka.com - Parameter Politik Indonesia mencatat elektabilitas Presiden Joko Widodo unggul jauh dari tokoh nasional yang digadang-gadang berkontestasi di Pilpres 2024.
Parameter Politik mengemukakan pertanyaan kepada responden siapa yang akan dipilih jika Jokowi masih diperbolehkan mencalonkan diri kembali.
Hasilnya elektabilitas Jokowi mencapai 21,6 persen. Terpaut jauh dari Prabowo Subianto 14 persen, Ganjar Pranowo 11,6 persen, Anies Baswedan 9,8, Agus Harimurti Yudhoyono 5 persen. Serta tokoh-tokoh lainnya yang tidak sampai lima persen.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
"Dalam skenario Pilpres dengan Jokowi diikutsertakan, tampak Jokowi masih memimpin dengan 21,6 persen elektabilitas," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat rilis survei secara daring, Sabtu (5/6).
Namun, kendati Jokowi masih disukai publik untuk mencalonkan sebagai calon presiden, sebagian besar tidak setuju jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu memimpin Indonesia tiga periode.
52,7 Persen responden tidak setuju masa jabatan diperpanjang menjadi tiga periode. Bila Jokowi maju untuk periode ketiganya, tingkat ketidaksetujuannya turun menjadi 45,3 persen.
Sementara yang setuju Jokowi tiga periode 25,3 persen. Secara umum yang setuju masa jabatan presiden diperpanjang menjadi 3 periode 27,8 persen.
Adi menyimpulkan, meski Jokowi figur yang belum tergantikan sebagai presiden. Namun, publik masih menghormati supremasi hukum dan tegaknya demokrasi dengan menghindari wacana Jokowi tiga periode.
"Secara langsung dapat disimpulkan bahwa walaupun Jokowi masih menjadi figur tak tergantikan hingga saat ini, namun publik lebih menghormati supremasi hukum dan tegaknya demokrasi dengan menghindari wacana Jokowi tiga periode," katanya.
Survei Parameter Politik Indonesia memiliki sampel sebanyak 1.200 responden. Survei ini dilakukan melalui wawancara telepon pada 23-28 Mei 2021. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaTingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNiat pensiun dari percaturan politik Tanah Air, Jokowi malah muncul kembali di Pilkada 2024 dengan 'open jastip' dukungan kepada calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaPeneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby mengatakan, isu-isu soal dinasti politik, demokrasi dilayangkan ke Presiden Jokowi banyak muncul setelah putusan MK.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSaid menyebut memang sejak gelaran Pemilu 2024 ini, terjadi perbedaan haluan antara PDIP dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaHasil survei Kaesang lebih rendah dibandingkan keterpilihan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan tingkat keterpilihan mencapai 10,3 persen.
Baca Selengkapnya