Survei LP3ES: PDIP Teratas, Demokrat Salip Dominasi Gerindra dan Golkar
Merdeka.com - Lembaga Pendidikan, Penelitian, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menggelar survei elektabilitas partai politik teranyar. Survei dilakukan pada 8-15 April melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia. Margin of error 2,8 persen.
Hasilnya, PDIP masih menjadi parpol tertinggi dengan elektabilitas 24 persen. Namun secara mengejutkan, Demokrat melejit ke urutan kedua di angka 11,2 persen. Parpol pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini mengalahkan dominasi Gerindra dan Golkar di urutan dua dan tiga.
"Sementara Partai Gerindra berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 9 persen. Disusul dengan Partai Golkar dengan elektabilitas 7,4 persen," kata Direktur LP3ES Fajar Nursahid dalam pemaparan hasil survei terbaru lemabaganya.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Bagaimana LSI melakukan survei? Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
LP3ES tak cuma memotret elektabilitas dari partai politik, survei ini juga menanyakan kepada responden tentang calon presiden paling disukai. Hasilnya, Ketum Gerindra Prabowo Subianto masih teratas dengan 16,4 persen.
Disusul oleh Gubernur DKI Anies Baswedan dengan 12,8%, lalu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 9,6%. Kemudian ada AHY dengan 8,8%.
"AHY satu-satunya tokoh non pejabat publik yang masuk dalam lima besar tokoh nasional dengan elektabilitas tertinggi," jelas Fajar.
survei LP3ES©2021 Merdeka.com/istimewaDi bawah AHY adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 7,5% serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, yang juga Waketum Gerindra, dengan 6,2%.
Dari hasil survei, tingkat popularitas ketum partai tertinggi didominasi oleh Prabowo dengan 27,6 persen. Diikuti oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 23,3 persen. Di posisi ketiga, ada AHY dengan 21,5 persen, diikuti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 6,8 persen, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 6,1 persen.
Survei ini juga mengungkapkan alasan responden memilih parpol tertentu. Yakni didorong oleh kebiasaan memilih partai tersebut 19,8%, visi-misi dan program partai 9,2%, peduli pada rakyat kecil 8,3%.
Sedangkan untuk alasan memilih tokoh sebagai calon Presiden, survei mengungkapkan faktor berani berada pada urutan pertama 9,7%, diikuti oleh pengalaman 9,3%, merakyat 7,9%, cerdas dan memberi solusi 7,5% serta berwibawa 6,1%.
Saat ditanya karakteristik politisi yang dianggap merakyat di mata pemilih, yang paling dominan adalah membela hak-hak rakyat di parlemen 34,9%, sering melakukan dialog dengan masyarakat 26,6% dan sering berkumpul bersama masyarakat 21,7%.
Survei Indikator
Sementara itu, Indikator Politik Indonesia juga merilis hasil survei elektabilitas partai politik. Hasilnya, seperti LP3ES, elektabilitas PDI Perjuangan masih teratas.
Pada survei April 2021, PDIP mengantongi elektabilitas sebesar 25,3 persen. Terjadi tren kenaikan dari sebesar 20,9 persen pada Maret 2021.
"PDIP biarpun 25,3 persen ada kenaikan dari bulan Maret. Tetapi masih stagnan dibanding tahun lalu," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat rilis survei secara daring, Selasa (4/5).
Posisi kedua ditempat Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 13,1 persen. Gerindra mengalami penurunan dibanding sebelumnya sebesar 17 persen pada Maret 2021.
Burhanuddin mengatakan, tren turunnya elektabilitas Gerindra beriringan dengan penurunan elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
"Gerindra agak menurun karena kebetulan elektabilitas pak Prabowo juga menurun sebagai capres," kata Burhanuddin.
Berikutnya ada Partai Golkar yang bertengger di posisi ketiga dengan elektabilitas 9,2 persen. Burhanuddin menyebut Partai Gerindra mengalami kenaikan dari 7,6 persen pada Maret 2021.
Begitu juga dengan Partai Demokrat yang berada di urutan selanjutnya dengan elektabilitas 8 persen. Demokrat naik cukup besar dari 5 persen pada Maret 2021.
Pada posisi berikutnya ada PKB dan PKS yang memiliki elektabilitas sama yaitu 7,2 persen. PKS cenderung stabil, sementara PKB mengalami kenaikan dari survei sebelumnya.
survei Indikator©2021 Merdeka.com/indikatorBerikutnya beberapa partai yang kini di Senayan, berada dalam ancaman karena elektabilitasnya tidak mendekati ambang batas 4 persen.
Partai itu adalah PPP dengan elektabilitas 2,4 persen, Nasdem dengan elektabilitas 2,3 persen, dan PAN dengan elektabilitas 1,5 persen.
Bila melihat tren elektabilitas, PPP mengalami kenaikan cukup tinggi dari 0,4 persen menjadi 2,4 persen. Nasdem mengalami sedikit penurunan. Serta PAN mengalami sedikit kenaikan dari 1,2 persen menjadi 1,5 persen.
Sisanya ada Perindo dengan elektabilitas 1,2 persen, PSI 0,4 persen, Hanura 0,3 persen, Garuda 0,2 persen, PBB 0,2 persen, Gelora 0,2 persen, PKPI 0,1 persen, Berkarya 0,1 persen, dan lainnya 0,1 persen.
Sementara itu, responden yang belum punya pilihan partai politik cukup tinggi yaitu sebesar 21,1 persen.
Indikator Politik Indonesia menggelar survei dengan wawancara kontak telepon terhadap responden. Survei digelar pada 13-17 April 2012.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak tatap muka langsung yang pernah digelar Indikator pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020. Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDI Perjuangan memiliki elektabilitas mencapai 16,4 persen. Partai Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 14,6 persen.
Baca Selengkapnya"Elektabilitas partai politik yang tertinggi tapi masih di dalam rentang margin of error, partai Gerindra 18,1 persen, kedua PDI Perjuangan 16,4 persen,"
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaSecara garis besar, Gerindra dan PDIP sama-sama unggul di enam kategori wilayah
Baca SelengkapnyaDalam hasil survei terbaru ini, elektabilitas Gerindra mencapai 19,5 persen. Sedangkan, PDIP meraih angka 19,3 persen.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaIndikator menggelar survei politik di Sumatera Barat pada 26 Juni-10 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaSementara itu, PSI menduduki posisi paling tinggi untuk partai non-parlemen.
Baca SelengkapnyaTercatat PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menempati posisi teratas.
Baca Selengkapnya