Survei LSI: Elektabilitas Golkar terus merosot
Merdeka.com - Hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan konflik elite Partai Golkar dari 2015 hingga 2016 membuat partai tersebut mengalami keterpurukan. Akibatnya dukungan masyarakat kepada Golkar terus merosot.
"Dari survei Mei 2016, dukungan publik terhadap partai ini hanya mencapai 10,8 persen. Partai ini selisih 10 persen dengan PDIP yang berada pada angka 21,5 persen," kata Peneliti LSI Ardian Sopa, di kantor LSI Jalan Pemuda Rawamangun Jakarta Timur, Rabu (18/5).
Menurut dia, dukungan publik terhadap partai beringin ini memang masih berada di urutan kedua. Namun jaraknya semakin jauh dengan PDIP. Sebaliknya, posisi partai yang kini dipimpin Setya Novanto ini semakin dekat dengan posisi ketiga, yaitu Partai Gerindra (9,8 persen).
-
Dimana PDIP meraih suara terbanyak di Pileg 2019? Adapun dalam Pileg 2019, PDIP di Bali berhasil meraih 60 persen suara sedang untuk Pilpres yang mengusung pasangan Jokowi-Amin mencapai 90 persen.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
Bahkan dia juga mengatakan partai tersebut jeblok dalam perolehan kemenangan di Pilkada 2015. Saat itu partai tersebut berada dalam ranking sembilan di rekapitulasi Pilkada 2015.
"Golkar yang biasanya unggul di atas 50 persen, kini hanya di urutan sembilan saja," ucap dia.
Bahkan yang membuat elektabilitas Golkar semakin menurun karena partai ini belum siap untuk bersaing dalam Pilpres 2019.
"Golkar tidak punya calon pemimpin nasional. Kini hanya PDIP dan Gerindra yang mempunyai stok kuat Capres yaitu Jokowi dan Prabowo," tuturnya.
Sementara itu, dia menambahkan, berdasarkan survei LSI, masyarakat yang menginginkan Golkar bergabung ke dalam pemerintahan Joko Widodo mencapai 75 persen.
"Harapan pemilih agar Golkar kembali sesuai khitah-nya. Kalau Golkar mengingkari hal ini, maka terjadi hal yang seperti sekarang ini seperti konflik dan turunnya suara. Sekarang publik ingin Golkar berada di dalam pemerintahan," katanya.
Untuk itu keputusan partai Golkar untuk menjadi bagian dari pemerintahan dinilai merupakan keputusan yang tepat.
"Jadi keputusan Golkar menjadi bagian dari pemerintah adalah keputusan tepat dari pada tetap berada di oposisi," tutupnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaHasilnya, partai PDI Perjuangan tetap unggul dibanding partai lainnya, dengan suara 16.82 persen
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca SelengkapnyaKendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaTemuan LSI, terjadi dinamika elektabilitas partai sebagai peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca Selengkapnya