Survei Manilka: Elektabilitas Ahok turun, Risma naik signifikan
Merdeka.com - Tingkat keterpilihan petahana Basuki T Purnama (Ahok) mengalami penurunan selama dua bulan terakhir. Meski masih berada di urutan teratas di antara semua bakal calon, perolehan elektabilitas Ahok mengalami penurunan 5,7 persen dibanding bulan Juni lalu.
"Elektabilitas tetap nomor satu paling atas Pak Ahok. Tapi mengalami penurunan dibanding bulan Juni lalu," kata Managing Director Manilka, Herzaky Mahendra Putra di Bakoel Koffie, Jakarta, Minggu (21/8).
Dari survei elektabilitas top of mind 11-13 Agustus 2016, Ahok memperoleh 43,6 persen. Sementara di bulan Juni, elektabilitas Ahok sebesar 49,3 persen.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Siapa yang menang Pilkada DKI 2017? Hasil resmi dari Pilkada DKI Jakarta 2017 menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96%, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh 42,04%.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
Di posisi kedua adalah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dengan perolehan 14,3 persen. Elektabilitas Risma naik dari survei sebelumnya sebesar 6 persen. Di posisi selanjutnya adalah Yusuf Mansyur 9,6 persen, Ridwan Kamil 7,1 persen, Yusril Ihza Mahendra, 5,9 persen, Sandiaga Uno 5 persen, Anies Baswedan 1,4 persen.
"Meski belum jelas apakah mereka maju atau tidak, tapi ada yang meningkat secara signifikan. Misalnya Bu Risma dan Mas Sandiaga," jelas dia.
Selain itu juga ada Abraham Lunggana 0,9 persen, Djarot Saiful Hidayat 0,9 persen, Rizal Ramli 0,5 persen, Sjafrie Sjamsoeddin 0,5 persen, Budi Waseso 0,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 0,2 persen, siapa pun yang muslim 0,2 persen, tidak memilih 1,1 persen dan belum memutuskan 7,2 persen.
Survei ini dilakukan pada Agustus 2016 dengan total 440 responden dengan metode wawancara dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Keakuratan survei ini diyakini pada tingkat kesalahan 4,7 persen dari 95 persen tingkat kepercayaan.
Adapun responden ini diambil di wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu. Responden adalah penduduk DKI yang berumur 17 tahun ke atas dan proporsi gender berimbang.
Menanggapi hasil survei ini, peneliti LIPI, Siti Zuhro mengatakan perlunya pertanggungjawaban akademis yang jelas. Dia menilai sebuah survei seharusnya tidak perlu diumbar ke publik jika tidak ada alasan yang tepat dan kegunaan bagi masyarakat luas.
"Survei harus ada manfaatnya bagi masyarakat. Sebaiknya hasil ini hanya untuk keperluan internal saja kalau tidak ada alasan yang mendesak dan perlu disiapkan naskah akademik," jelas dia.
Selain itu, dia mengatakan ada ketidaksesuaian dalam beberapa segi yang diambil sebagai sampel survei. Kualitas dan kriteria seperti jujur, bersih, merakyat, tegas, menegakan hukum, menjadi role model, dialog, religius, dan sebagainya menyeru dia belum tentu mewakili seluruh persepsi pemilih.
Sementara itu dari segi penerimaan (akseptabilitas) Ahok, menurut survei memperoleh nilai 62,3 persen bisa saja dipertanyakan. "Saya sebagai peneliti mempertanyakan hal ini. Karena ini sangat penting sebagai sebuah informasi yang benar," jelas dia. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok juga mengalami penambahan suara. Dari 32 persen menjadi 42 persen.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memperoleh suara tertinggi berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas
Baca SelengkapnyaSurvei periodik Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 15-20 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaHasil survei Pilpres terbaru elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari sampai 4 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaElektabilitas terbaru Anies-Muhaimin mencapai angka 25,3 persen atau meningkat sekitar 2 persen dari 23,8 persen sebelum debat capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaDari sisi kekuatan wilayah, Anies-Muhaimin mengalami penurunan dukungan di Sumatera. Dari 36,8 persen menjadi 29,2 persen.
Baca SelengkapnyaTren elektabilitas ketiga calon pada periode Juli-Agustus 2023 menunjukkan Ganjar mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya