Survei Median: Meski elektabilitas naik, lebih banyak yang tak memilih Jokowi
Merdeka.com - Lembaga penelitian Media Survei Nasional atau Median hari ini merilis hasil riset yang dilakukan 24 Maret-6 April 2018. Meski elektabilitas Jokowi naik, masih banyak pemilih yang tidak memilih Jokowi.
Direktur Riset Median, Sudarto, menyebut dari hasil surveinya memang Jokowi meraih 36,2 persen. Tapi jika ditotal dengan nama-nama lain yang muncul dan tidak memilih, maka berjumlah 63,8 persen.
"Persentase pemilih alternatif masih besar. 63,8 persen publik belum mau memilih Joko Widodo," ucap Sudarto di Jakarta, Senin (16/4).
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
Bahkan, saat ditanya dari 1.200 responden yang ditelitinya, sebesar 45,22 persen menginginkan Jokowi kembali memimpin. Sedangkan, 46,37 persen meminta diganti tokoh lain. Sedangkan tidak jawab 8,41 persen.
"Ini masalah yang paling krusial. Kalau skenarionya head to head, berat untuk Pak Jokowi. Karena orang-orang yang tidak menginginkan, maka akan memilih lawan Jokowi," jelas Sudarto.
Soal poros ketiga, Sudarto menilai Demokrat yang akan mengusung AHY masih akan terus mengupayakan. "Kejadian Pilkada DKI sudah kejadian. Di menit-menit terakhir muncul Mas AHY. Jadi masih ada peluang," kata Sudarto.
Terlebih, lanjutnya, masa pendaftaran masih lama. Dan suara Demokrat yang dibilang tak kecil, sehingga AHY masih ada nama ini.
"Kan masih ada 4 bulan lagi. Karena melihat suara Demokrat tidak kecil. Sampai hari ini masih AHY (yang coba diusulkan)," pungkas Sudarto.
Diketahui, penelitian ini juga memuat hasil survei jika Pilpres dilakukan hari ini, maka, Jokowi masih berada di peringkat atas dengan raihan 36,2 persen. Menyusul kemudian Prabowo dengan 20,4 persen dan Gatot Nurmantyo 7 persen. Di tempat keempat ada nama Jusuf Kalla 4,3 persen, lalu Anies Baswedan 2 persen.
Nama Muhaimin Iskandar meraih 1,9 persen, AHY 1,8 persen, Anis Matta 1,7 persen, Harry Tanoesoedibjo 1,6 persen, TGB M.Zainul Madji 1,5 persen, Yusril Izha Mahendra 1 persen, Fahri Hamzah 0,8 persen.
Sedangkan nama-nama seperti Ahmad Heryawan, Wiranto, Rizieq Shihab meraih 0,6 persen. Hendropriyono, Rizal Ramli, dan Megawati 0,4 persen, Mahfud MD, Sri Mulyani, Ridwan Kamil, Chairul Tanjung 0,3 persen. Puan Maharani dan SBY berbagi angka yang sama, yakni 0,2 persen. Menyusul Tri Rismaharini, Tommy Suharto, dan Tito Karnavian 0,1 persen. Sedangkan yang belum memilih 14,8 persen.
Adapun survei ini mengambil sampel 1.200 responden yang merupakan seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Dengan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaHanya 61,0 persen responden akan mempertimbangkan sosok didukung Jokowi.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca Selengkapnya"Mayoritas warga cukup/sangat puas atas kinerja Joko Widodo sebagai Presiden, 75,8%," tulis dalam survei tersebut
Baca Selengkapnya