Survei Median sebut responden nilai ekonomi era SBY lebih baik dari Jokowi
Merdeka.com - Hasil survei Media Survei Nasional (Median) memunculkan nama ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan salah satu penantang kuat Joko Widodo dan ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 mendatang. Survei digelar pada 14-22 September 2017 dengan sampel 1.000 responden di seluruh provinsi di Indonesia.
Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.
Penguatan nama SBY salah satunya saat Median menanyakan kepada responden mengenai perbandingan ekonomi di masa pemerintahan Jokowi ini dan era pemerintahan SBY. Hasil survei 32,4 persen responden menilai ekonomi di zaman SBY lebih baik ketimbang Jokowi yang mendapat nilai responden 30,1 persen.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
Sementara 26,5 persen responden menilai kondisi ekonomi era SBY dan Jokowi, tak ada yang berbeda. Sedangkan responden menjawab tidak tahu 11,0 persen.
"Publik menganggap bahwa kondisi ekonomi di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono lebih baik dibanding masa kepemimpinan Jokowi yaitu 32,4 persen vs 30,1 persen," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun ddi Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakpus, Senin (2/10).
Sementara 83,3 persen responden menilai masalah yang belum diselesaikan pemerintah saat ini. Dari 83,3 persen data masalah dirasakan publik, hampir separuhnya atau 43,33 persen merupakan tekanan ekonomi. Seperti mahalnya kebutuhan pokok dan listrik serta BBM yang saat ini menunjukkan himpitan ekonomi yang sedang dirasa publik dan hal lainnya.
"Hal tersebut bisa saja menjadikan elektabilitas Jokowi menurun sebagai capres 2019 nanti. Lantaran dinilai kurang bisa mengatasi permasalahan," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakpus, Senin (2/10).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Burhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaKinerja pemerintah di sejumlah sektor juga tidak luput dari penilaian publik.
Baca SelengkapnyaAdapun responden yang menjawab kurang dan tidak puas sebesar 17,9%. Sementara itu, 1% responden lainnya menjawab tidak tahu.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaHasilnya, masyarakat menilai pemberantasan korupsi di ukuran sedang, buruk dan sangat buruk
Baca SelengkapnyaHasil survei ini dipresentasikan Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV yang disiarkan pada Sabtu (16/11/2024).
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaCharta Politika menilai kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tergolong baik
Baca Selengkapnya