Survei Median: Semakin panas Jokowi vs Prabowo, elektabilitas PDIP-Gerindra melesat
Merdeka.com - Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) masih menjadi dua partai dengan elektabilitas tertinggi. PDIP di posisi puncak dengan elektabilitas 26,0 persen. Disusul Partai Gerindra sebesar 16,5 persen. Ini berdasarkan hasil survei nasional yang dirilis oleh Median hari ini, Senin (23/7).
Direktur Riset Median, Sudarto mengatakan, tingginya elektabilitas kedua partai itu diperkirakan karena adanya figur Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang terafiliasi ke masing-masing partai. Sehingga, menyumbang kenaikan elektabilitas kedua partai.
"Semakin ramai pemberitaan dua orang ini, semakin panas persaingan dua orang ini maka menimbulkan efek kenaikan elektabilitas bagi Jokowi di PDIP dan Prabowo di Gerindra," ujar Sudarto di Rumah Makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (23/7).
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Sudarto mengatakan, jika di pilpres 2019 Jokowi dan Prabowo kembali berkontestasi, maka elektabilitas PDIP dan Gerindra diprediksi semakin naik. Partai-partai lain belum mendapatkan efek dari kedua tokoh tersebut. Ini diperkuat dari parpol lainnya yang hanya dipilih responden kurang dari 10 persen.
"Sedangkan partai lain cenderung stagnan malah turun," kata Sudarto.
Lima parpol yang berpotensi lolos ke DPR
Berdasarkan survei ini, diprediksi hanya 5 parpol yang dapat melenggang masuk ke Senayan. Selain PDIP dan Gerindra, ada Golkar sebesar 8,8 persen, PKB 8,7 persen, dan Demokrat 8,6 persen. Adanya syarat ambang batas parlemen (parliamentary threshold) untuk masuk ke parlemen sebesar 4 persen bagi parpol menjadi alasannya. Sedangkan partai lainnya dipilih responden di bawah 4 persen.
Namun Sudarto menegaskan, prediksi itu bersifat tidak rigid. Karena masih ada 14,4 persen responden yang belum menentukan pilihannya. “Bisa saja kalau 14,4 persen dibagi ke semuanya, partai-partai yang tidak sampai 4 persen menjadi 4 persen,” pungkasnya.
Untuk diketahui, survei dilakukan melalui teknik multistage random sampling dan proporsional, atas populasi provinsi dan gender selama 6-15 Juli 2018. Survei dilakukan ke 1.200 responden yang memiliki hak pilih dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil survei Pilpres terbaru yang dirilis Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Gerindra menyalip PDIP.
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca SelengkapnyaKemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSecara garis besar, Gerindra dan PDIP sama-sama unggul di enam kategori wilayah
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaSementara elektabilitas PDIP dan Gerindra berada di bawah PKB.
Baca Selengkapnya