Survei Parpol: PDIP Teratas, Demokrat Salip Golkar, Partai Ummat 10 Besar
Merdeka.com - Sempat diguncang konflik internal, elektabilitas Partai Demokrat mengalami tren peningkatan berdasarkan survei terbaru Y-Publica. Partai yang dipimpin AHY ini menggeser Golkar dari posisi tiga besar dengan angka 8,1 persen.
Pada urutan pertama masih diduduki PDIP dengan elektabilitas 22,5 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 13,2 persen. Golkar yang sebelumnya selalu menempati urutan ketiga terlempar ke empat besar, dengan raihan elektabilitas 7,8 persen.
Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum memiliki wakil di DPR terus naik elektabilitasnya, dan merangsek ke posisi enam besar. Pada jajaran papan bawah, Partai Ummat yang belum lama dideklarasikan juga terus mengalami kenaikan dan memimpin elektabilitas partai-partai gurem.
-
Bagaimana Partai Demokrat meraih suara? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Kenapa suara Partai Demokrat merosot? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Bagaimana Golkar meningkatkan suaranya di pemilu 2024? 'Cara ini terbukti efektif dan efisien, karena kandidat kepala daerah yang akan diusung lebih banyak sudah teruji di Pemilu 2024,' ujar Pengamat politik Dedi Kurnia Syah, Senin (25/3).
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
"Demokrat masuk tiga besar elektabilitas partai politik, sedangkan dua parpol menjadi kuda hitam yaitu PSI yang masuk enam besar dan Partai Ummat memimpin partai-partai gurem," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono melalui siaran pers tertulis di Jakarta, Rabu (26/5).
Menurut Rudi, kenaikan elektabilitas Demokrat terjadi sejak survei bulan Februari 2021. Tren tersebut ada kaitannya dengan gonjang-ganjing kongres luar biasa (KLB), di mana kubu Agus Harimurti Yudhoyono berhasil selamat dari upaya penggulingan oleh kubu Moeldoko.
AHY, lanjut Rudi, mengalami ujian politik terbesar dalam kepemimpinannya di Demokrat sejak menggantikan ayahnya, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. AHY mulai terjun ke kancah politik ketika diusung sebagai calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Nama AHY juga kerap muncul dalam bursa calon presiden 2024 ataupun sebagai calon wakil presiden. Di tangan AHY, Rudi menambahkan, Demokrat berhasil membangun kepemimpinan oposisi menantang dominasi tiga besar parpol, yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar.
©istimewaPada jajaran papan tengah, PSI memantapkan diri setelah masuk ke posisi enam besar dengan elektabilitas mencapai 5,3 persen. "Di antara parpol-parpol non-Senayan lainnya, PSI paling berpeluang lolos parliamentary threshold," jelas Rudi.
Sedangkan parpol baru yang didirikan Amien Rais, Partai Ummat paling bersinar di antara parpol-parpol papan bawah. "Dengan elektabilitas 1,7 persen, Partai Ummat mengancam PAN yang dulu juga didirikan Amien Rais, tetapi kini terus menurun elektabilitasnya," pungkas Rudi.
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut adalah elektabiltias partai politik selengkapnya:
PDIP 22,5 persen
Gerindra 13,2 persen
Demokrat 8,1 persen
Golkar 7,8 persen
PKS 5,8 persen
PSI 5,3 persen
PKB 5,1 persen
Nasdem 3,8 persen
PPP 2,1 persen
Partai Ummat 1,7 persen
PAN 1,1 persen
Perindo 0,6 persen
Hanura 0,5 persen
Gelora 0,1 persen
Berkarya, PBB, Garuda, PKPI, Masyumi Reborn masing-masing 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab 22,3 persen
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaKendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaSuara Golkar mendekati PDIP sebagai pemenang sementara
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaSementara itu, PSI menduduki posisi paling tinggi untuk partai non-parlemen.
Baca Selengkapnya"Elektabilitas partai politik yang tertinggi tapi masih di dalam rentang margin of error, partai Gerindra 18,1 persen, kedua PDI Perjuangan 16,4 persen,"
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca Selengkapnya